KOMPAS/PRIYOMBODO

Pencari kerja mencari informasi melalui selebaran yang dibagikan dalam Indonesia Career Expo Jakarta di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (15/10/2019).

Perlambatan pertumbuhan ekonomi global akibat perang dagang Amerika Serikat dan China, dua ekonomi terbesar dunia, membayangi banyak negara. Mengacu perlambatan perdagangan global ini, ekonomi Indonesia diprediksi juga melambat, dari 5,2 persen menjadi 5 persen tahun ini dan dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen tahun depan.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan banyak negara lain, tetapi kita memerlukan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi untuk menyelesaikan banyak persoalan di dalam negeri. Yang terutama adalah membuka lapangan kerja berkualitas untuk angkatan kerja yang terus bertambah setiap tahun serta pemerataan.

Kita memerlukan pertumbuhan ekonomi tinggi agar bonus demografi yang sedang kita nikmati saat ini dapat memberi hasil maksimum dan membawa Indonesia melompat menjadi negara kaya. Pertumbuhan tinggi, inklusif, dan berwawasan lingkungan menjadi kebutuhan karena kita juga harus menurunkan ketimpangan kesejahteraan untuk mendapatkan pertumbuhan jangka panjang berkesinambungan.

Yang terutama adalah membuka lapangan kerja berkualitas untuk angkatan kerja yang terus bertambah setiap tahun serta pemerataan.

Sumber pertumbuhan secara umum adalah ekspor, konsumsi masyarakat dan pemerintah, serta investasi. Bonus demografi membuat tenaga kerja usia produktif berlimpah, sementara konsumsi masyarakat dan belanja pemerintah saat ini terbatas. Investasi langsung masih mengalami kendala akibat ketidakpastian peraturan, birokrasi, dan korupsi.

Yang dapat dimanfaatkan cepat adalah belanja pemerintah untuk menghasilkan pertumbuhan melalui pemerataan. Belanja pemerintah mengutamakan produk dalam negeri, sedangkan pembangunan infrastruktur diutamakan yang berhubungan dengan kebutuhan langsung ekonomi rakyat, seperti pasar konvensional, jalan desa menghubungkan pusat produksi dengan pabrik atau tempat pengolahan dan pasar.

KOMPAS/PRIYOMBODO

Aktivitas perakitan setrika di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/10/2019). Di tengah perang dagang Amerika -China, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa memanfaatkan peluang dengan melepas ekspor pemurni udara elektrik ke Amerika Serikat.

Penyumbang pertumbuhan dalam negeri yang belum optimum dimanfaatkan ada di perdesaan, yaitu pertanian dan perikanan. Sumber lain, ekonomi kreatif yang melibatkan banyak usaha kecil dan menengah. Kita telah memetakan 12 sektor ekonomi yang dapat dikembangkan UMKM, seperti kuliner, kerajinan, mode, seni pertunjukan, musik, dan tari yang bergandengan erat dengan pariwisata. Sektor-sektor tersebut menciptakan pertumbuhan berkelanjutan dan lebih berdaya tahan dengan melibatkan masyarakat luas.

Penciptaan nilai tambah lebih tinggi, jutaan lapangan kerja baru, serta pemerataan ekonomi desa dan luar Jawa akan lebih cepat terjadi apabila melibatkan teknologi digital melalui Palapa Ring yang dapat dikerjakan petani dan nelayan, petambak, serta pelaku UMKM generasi muda.

Yang diperlukan lebih lanjut, koordinasi dan penajaman fokus program, terus mencari pasar baru dengan komoditas baru, selain menumbuhkan iklim usaha, seperti kepastian aturan, perpajakan ramah dunia usaha, birokrasi dan perizinan sederhana, serta menghilangkan perilaku koruptif.

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO