Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 19 April 2014

TAJUK RENCANA Paskah 2014 Menjemput Pilpres (Kompas)

PEMILU legislatif, pemilu presiden, dan pelantikan kabinet mendominasi kesibukan tahun politik. Indonesia menjemput tahun ini dengan harapan baru.

Dibandingkan dengan pemilu kepala daerah yang di sejumlah tempat kisruh, pemilu legislatif relatif lebih baik. Hitung cepat menghadirkan partisipasi rakyat, berkat kemajuan teknologi informasi. Hasil perolehan suara versi Komisi Pemilihan Umum belum ada, tetapi hasil perolehan suara lewat hitung cepat seolah-olah sudah menjadi kepastian. Isu koalisi riuh dan otokritik atas kekalahan partai terjadi, sementara hasil KPU masih dinanti.

Politik pada akhirnya strategi memenangi pertarungan kepentingan. Koalisi perlu dilakukan ketika tak ada pemenang mutlak. Karena berpengaruh pada praksis pemerintahan lima tahun ke depan, koalisi pun dikonsep sebagai utak-atik matematis. Zoon politikon Aristotelian—bahwa politik itu baik dan mulia—dinafikan. Koalisi dipraktikkan sebagai jual-beli suara. Peta perpolitikan pasca pileg pun masih sulit diprediksi.

Politik uang berlanjut, kelanjutan politik uang yang lebih terang-terangan dibandingkan pemilu sebelumnya. Wacana pro dan kontra riuh berkembang. Namun, yang jelas, uang lebih berpotensi sebagai amunisi memenangi perang dibandingkan akal sehat atau zoon politikon. Kondisi ini diperparah oleh sakit amnesia (gampang lupa) masyarakat dalam praksis demokrasi yang masih prosedural atau seolah-olah.

Judi politik pasca Pileg 2014 tidak menyurutkan langkah gencar Komisi Pemberantasan Korupsi menangani kasus korupsi. Repotnya, ketika kasus korupsi itu menyentuh wilayah abu-abu, termasuk juga sejumlah petinggi parpol, eksistensi KPK terus direcoki berbagai isu miring yang pada gilirannya bisa menggerus kredibilitas KPK.

Kondisi itulah yang berkembang ketika umat Kristiani merayakan Paskah 2014. Lilin Paskah yang dinyalakan dengan api baru selalu dengan tulisan tahun ketika Paskah dirayakan, mempunyai makna, bukan hanya peringatan kebangkitan Yesus dari mati yang kemudian bergelar Xristos (yang terurapi), melainkan pemaknaan aktual yang terjadi hari ini dan di sini. Paskah sebagai kenangan pembebasan dari perbudakan selalu bermakna baru dan terbuka memperoleh pemaknaan baru.

Senada ketakutan yang dialami para murid pasca kematian Yesus, begitu kira-kira yang kita hadapi. Yang ada tinggallah harapan. Harapan agar pemerintahan yang terbentuk dan berlangsung nanti mencerminkan kemajemukan Indonesia dengan kebijakan dan kinerja yang pro rakyat.

Benarlah rumusan teologis Paskah sebagai memoria passionis et ressurrectionis (kenangan akan penderitaan dan kebangkitan), bertemunya kecemasan di hari kemarin dan sekarang dengan harapan baru di hari esok. Kepahitan dan kecemasan yang kita alami, satu napas dengan akan terpenuhinya harapan.

Selamat Paskah 2014 bagi yang merayakan!

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000006132340
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger