Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 28 Februari 2020

INDUSTRI DIGITAL: Persaingan Bisnis Pengantaran Makanan, dari Pesawat Nirawak hingga Muncul “Restoran Hantu” (ANDREAS MARYOTO)


Andreas Maryoto, wartawan senior Kompas

Persaingan bisnis pengantaran makanan makin ketat. Tak lagi hanya jasa pengantaran makanan secara umum, tetapi juga perusahaan teknologi makin memasuki bisnis pengantaran makanan yang spesifik. Mereka mengincar pasar khusus dan juga menawarkan hanya restoran atau rumah makan tertentu.

Kepastian kualitas dari penyedia makanan juga menjadi kekuataan lain bisnis pengantaran makanan yang memilih pasar yang sempit ini. Di sisi lain, penggunaan teknologi juga makin intensif meski kemudian memunculkan sejumlah masalah yang berujung pada tindakan aji mumpung.

Menurut laporan Financial Time, tahun lalu investasi di perusahaan teknologi pengantaran makanan  mengalami kenaikan signifikan dibandingkan tahun 2018. Para investor memilih tidak menyalurkan lagi dananya, tetapi membesarkan beberapa usaha rintisan pengantaran makanan yang sudah ada sehingga dominasi mereka membesar.

Akibatnya, tidak banyak pemain baru yang bermunculan. Doordash mendapatkan pendanaan sebesar 1 miliar dollar AS dan Deliveroo mendapatkan 575 juta dollar AS. Secara keseluruhan pendanaan di pengantaran makanan naik 56 persen menjadi 2,4 miliar dollar AS.

KOMPAS/DWI BAYU RADIUS

Senior Marketing Manager GoFood Marsela Renata (ketiga dari kiri) meramu koktail di restoran Djournal House di Jakarta, Kamis (12/9/2019). Bisnis pengantaran makanan meningkat di berbagai negara.

Tren bisnis pengantaran makanan meningkat di berbagai negara, termasuk Kanada. Konsumen di negara itu biasa memesan makanan melalui beberapa aplikasi yang populer, seperti Skip The Dishes dan Uber Eats. Meski demikian, sebuah laporan dari CBC News menyebutkan, tidak semua konsumen puas dengan layanan mereka.

Inovasi di bisnis pengantaran makanan juga terus terjadi. Di negara itu, sebuah keluarga yang merupakan operator sebuah perusahaan ritel sampai membikin pemesanan makanan khusus untuk makanan India. Mereka memasak sendiri makanan itu dan mengantarkannya kepada konsumen. Bahkan, mereka menawarkan makanan vegetarian dan nonvegetarian.

Mereka melihat peluang pasar yang spesifik. Alasan pendiri usaha ini, banyak orang yang tidak sempat memasak di rumah. Mereka juga melihat peluang ada pasar yang menginginkan pengalaman untuk menikmati makanan India yang otentik.

Untuk menjalankan usaha, keluarga ini bangun pagi-pagi setiap hari dan menyiapkan makanan. Kemudian mereka mengemas di rantang dan mengantarkannya hingga ke depan pintu pemesanan.

Di Kanada fenomena seperti ini makin banyak ditemukan. Banyak konsumen yang menginginkan makanan spesifik. Di samping itu, konsumen juga mulai menginginkan kepastian kualitas makanan yang dipesan. Di bisnis ini masih banyak ruang terbuka untuk berkembang.

Kalangan pengamat juga melihat ke depan bisnis pengantaran makanan akan makin canggih. Pasar yang dituju kemungkinan makin spesifik. Mereka akan memasuki bisnis yang melayani konsumen-konsumen dengan kebutuhan tertentu. Perusahaan teknologi tentu akan menjawab tantangan ini  ketika mereka melihat pasar yang besar.

KOMPAS/AYU PRATIWI

Grab Indonesia luncurkan layanan pemesanan makanan terbarunya, Kitchen by GrabFood pada Jumat (21/9/2018). Inovasi usaha pengantaran makanan terus dilakukan.

Di Irlandia, seperti dilaporkan Irish Mirror, sebuah layanan pengantaran makanan dengan menggunakan pesawat nirawak akan segera dimulai. Pendiri usaha rintisan bernama Manna Aero mengatakan, pesawat ini akan mengantarkan makanan dari pemasok hinga ke pintu pemesan hanya dalam waktu 3 menit. Otoritas penerbangan setempat telah memberi izin penggunaan pesawat nirawak untuk pengantaran makanan.

Manna Aero sudah merencanakan beberapa pasar besar untuk dimasuki. Salah satu kampus di negara itu akan menjadi percobaan pengiriman makanan dengan menggunakan pesawat nirawak. Pesawat ini digunakan untuk mengantar makanan dari restoran ke mahasiswa atau dosen kampus itu.

Pesawat akan berada di ketinggian 10 meter kemudian akan diterima di area kargo universitas itu. Mereka telah bekerja sama dengan beberapa restoran di negara itu. Jaminan waktu tiga menit pengantaran untuk layanan di area 40 kilometer persegi. Para pendiri menjanjikan pengantaran makanan yang lebih cepat, lebih bersih, murah, dan berkualitas tinggi. Apabila sukses, pengantaran makanan ini akan menggantikan pengantaran makanan dengan menggunakan kendaraan bermotor yang selama ini ada.

Meski demikian, di tengah inovasi bisnis pengantaran makanan yang berkembang pesat, ada beberapa pihak yang melakukan tindakan aji mumpung. Di San Francisco ada yang membangun "restoran hantu". Mereka memasuki aplikasi dan akan muncul di pilihan restoran yang akan dipesan. Pemesan bisa melakukan pembayaran, tetapi makanan tak pernah sampai karena sebenarnya restoran itu tidak ada. Kini otoritas setempat tengah menyelidiki kasus ini dan telah memanggil perusahaan teknologi serta restoran untuk menjamin hak-hak konsumen.

KOMPAS/JUMARTO YULIANUS

Persembahan tarian daerah pada acara peresmian pembukaan GoFood Festival di Duta Mall 2 Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (2/8/2019).

Fenomena "restoran hantu" ini berupa, mereka ada di aplikasi tetapi tak memiliki restoran fisik. Mereka juga memiliki laman internet. Kadang ada yang memiliki dapur kecil di tempat yang tak jelas atau dapur yang menggunakan truk sewaan.

Di sisi lain, ada perusahaan teknologi yang nakal. Mereka memasukkan sejumlah restoran tanpa sepengetahuan pemilik restoran sehingga para pemilik restoran kebingungan ketika mereka mendapatkan pesanan. Apalagi pemilik restoran mengatakan, hubungan dengan pelanggan tidak bisa difasilitasi dengan aplikasi. Mereka memiliki relasi khusus dan pelanggan ingin mendapatkan pengalaman ketika mengunjungi restoran itu.

Di Indonesia perusahaan teknologi pengantaran makanan sepertinya perlu melakukan inovasi. Keberhasilan selama ini seharusnya tidak membuat puas diri.

Banyak peluang yang masih bisa digarap karena pasar pengantaran makanan ini seperti terjadi di negara-negara lain terus berkembang dan memiliki berbagai keunikan. Keunikan konsumen perlu mendapat perhatian dan menjadi peluang bisnis baru. Meski harus tetap waspada, fenomena aji mumpung ada di mana-mana. Sifat ini bakal merusak bisnis pengantaran makanan.

Kompas, 28 Februari 2020

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

CATATAN TIMUR TENGAH: Surena 4 dan Lompatan Teknologi Iran (MUSTHAFA ABD. RAHMAN)


Jika dunia terakhir ini dibuat terkesima oleh penampilan robot Sophia, Iran justru memiliki dan menampilkan sosok Sophia lain yang tidak kalah canggihnya, yaitu Surena 4. Seperti Sophia, Surena 4 juga bisa bergerak lincah seperti halnya manusia biasa. Surena 4 bisa mengambil dan memegang segelas air serta bisa menulis di papan tulis.

Surena 4 mampu berjalan dengan kecepatan 0,7 km perjam dan bisa mengubah teks menjadi suara. Surena 4 juga mampu bersiul serta melakukan beraneka ragam gerakan, seperti berjabat tangan, memberi hormat, dan memindahkan atau mengangkat benda. Robot tersebut juga mampu menjawab pertanyaan, melihat, dan membedakan 100 jenis benda.

Selain itu, Surena 4 mampu mengangkat benda besar sekali angkat, bisa menulis, meniru gerakan orang, melakukan gerakan kombinasi tangan dan kaki, dan mengubah cahaya telinga robot.

Hal serupa dipertontonkan Sophia secara mengagumkan ketika tampil di  forum konferensi pemuda internasional di kota wisata Sharm el-Sheikh, Mesir, pada 14-17 Desember 2019. Sophia saat itu bisa berbicara dengan fasih dan menjawab pertanyaan para hadirin dengan tangkas dan tepat. Ia pun bisa bergerak dengan lincah yang semakin memukau para penonton dalam forum konferensi itu.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Sophia, robot yang didukung dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang diaktifkan pada 2016 dan diciptakan oleh perusahaan Hanson Robotics yang berbasis di Hong Kong, saat melakukan wawancara khusus dengan media pada CSIS Global DIalogue 2019 di Jakarta, Senin (16/9/2019).

Surena 4, seperti halnya Sophia, adalah manusia robotik sebagai perwujudan mulai masuknya era kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) saat ini. Surena 4 diperkenalkan secara resmi di Teheran pada 14 Desember 2019. Surena 4 adalah pengembangan dari serial Surena 1 (2008), Surena 2 (2010), Surena 3 (2015), dan hingga kini Surena 4 (2019).

Iran lewat Surena 4 ingin menunjukkan kepada dunia, Iran tidak hanya sudah masuk bagian dari era kecerdasan buatan, tetapi juga sebagai salah satu produser utama era kecerdasan itu sendiri, seperti halnya negara-negara maju. Iran melalui Surena 4 sekaligus ingin menyampaikan, negara itu siap bersaing dalam teknologi manusia robot dengan negara maju mana pun.

Surena 4 adalah produk tim yang terdiri dari 50 pakar yang bekerja di pusat sistem dan teknologi maju di Universitas Teheran. Tim tersebut dipimpin oleh Profesor Aghil Yousefi Koma. Profesor Koma dan timnya butuh empat tahun untuk menyelesaikan proyek Surena 4 itu.

Koma mengungkapkan, upaya perbaikan interaksi antara robot dan lingkungan sekitarnya adalah tujuan utama dari proyek Surena 4 ini. Ia menyebutkan, model robot yang lebih canggih menggunakan teknologi yang jauh lebih rumit agar robot itu semakin pintar dalam menggunakan organ-organ tubuhnya, seperti tangan, kaki, kepala, dan mulut.

REUTERS/RAHEB HOMAVANDI

Surena 3, robot yang menyerupai manusia terlihat berada di dekat Surena 2, di laboratorium di Universitas Tehran, Iran, 6 Desember 2015.

Koma mengatakan, Surena 4 adalah simbol kemajuan teknologi Iran untuk tujuan kemanusian dan perdamaian. Ia berharap Surena 4 menginspirasi rakyat Iran dan dunia yang menunjukkan bahwa tidak ada batasan dalam teknologi, termasuk teknologi robot, sehingga Iran pun berhak ikut menguasai berbagai macam teknologi.

Dengan kata lain, Iran ingin menegaskan bahwa teknologi bukan monopoli Barat, melainkan semua bangsa di muka bumi ini berhak menguasai teknologi apa pun. Dalam konteks politik, Iran juga ingin memberi pesan bahwa blokade AS yang dikenakan kepada Iran sejak revolusi 1979 tidak menghambat Iran sama sekali untuk mengembangkan teknologi, dan bahkan Iran dalam banyak sektor lebih maju dari pada negara tetangga Iran yang tidak mendapat blokade dan malah dekat dengan AS.

Di tengah blokade AS itu, Iran justru berusaha berswasembada sendiri dalam pengembangan teknologi. Iran juga dikenal berhasil mengembangkan teknologi rudal balistik dan pesawat tanpa awak (drone). Dalam teknologi rudal balistik, Iran dikenal memiliki rudal balistik Qiyam yang mempunyai jangkauan tembak mencapai 800 km, Dzulfikar 700 km, Shahab 2  mencapai 500 km, Fatih 300 km, dan Shahab 1 sejauh 300 km.

Pada acara peringatan 41 tahun revolusi Iran tahun 1979 pada 11 Februari lalu, Iran kembali memperkenalkan rudal balistik baru "Raad" yang memiliki jangkauan tembak 500 km. Iran ditengarai menggunakan rudal balistik Fatih untuk menggempur pangkalan AS di Ain Assad, Irak, pada Januari lalu. Serangan itu sebagai balasan atas tewasnya komandan Brigade al-Quds dari satuan Garda Revolusi Iran, Mayjen Qassem Soleimani, oleh serangan pesawat tanpa awak AS di bandara internasional Baghdad.

REUTERS/RAHEB HOMAVANDI

Truk militer membawa rudal Raad melintasi gambar Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dalam parade peringatan perang Iran-Irak (1980-1988) di Teheran, 22 September 2015.

Iran juga merupakan negara di Timur Tengah yang pertama merintis produksi pesawat tanpa awak (nirawak). Iran sejak awal tahun 2000-an telah mengumumkan berhasil memproduksi nirawak untuk tujuan pengintaian.

Namun, baru tahun 2013 Iran mengumumkan berhasil memproduksi nirawak untuk misi militer yang diberi nama Fatras dengan memiliki panjang 7 meter dan jangkauan terbang hingga 2.000 km. Iran terus mengembangkan industri pesawat nirawaknya dengan cara belajar dan melakukan alih teknologi dari China dan Korea Utara.

Titik balik kemajuan Iran melakukan pengembangan teknologi industri pesawat nirawaknya ketika berhasil menjatuhkan pesawat nirawak AS, RQ-170, di atas teritorial udara Iran tahun 2012.

Iran dengan dibantu Rusia berhasil membongkar dan mendapatkan teknologi pesawat nirawak AS RQ-170 yang ditembak jatuh di wilayah Iran. Hanya setahun setelah jatuhnya pesawat nirawak AS RQ-170 itu di wilayah Iran, Teheran mengumumkan peluncuran produk pesawat nirawak Fatras untuk misi militer.

Namun, ada pula upaya Iran yang masih gagal, seperti upaya meluncurkan satelit ke orbit. Televisi Pemerintah Iran pada 9 Februari 2020 melaporkan, Iran gagal meluncurkan satelit Zafar buatan Iran ke orbit bumi.

Juru bicara program luar angkasa Kementerian Pertahanan Iran, Ahmad Hosseini, mengatakan,  "satelit Zafar tidak mencapai orbit seperti yang direncanakan'' karena tidak berhasil mencapai kecepatan yang diperlukan.

Ini merupakan peluncuran satelit ketiga yang gagal dilakukan Iran sejak awal 2019 dalam program yang, menurut Amerika, dilakukan untuk mendorong kemajuan program rudal balistiknya. Meski masih gagal, Iran sudah cukup maju dalam teknologi luar angkasa dan suatu saat akhirnya akan berhasil pula meluncurkan satelit ke orbit.

Kompas, 28 Februari 2020

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

EPILOG: Oleander Mekar di Musim Wabah (PUTU FAJAR ARCANA)


Putu Fajar Arcana, wartawan Kompas

Andai bunga oleander tidak mekar di musim panas pertama, mungkin bangsa Jepang tetap berada dalam kungkungan keputusasaan yang mencekam.

Keping-keping bunga berwarna merah merona itu mencuat dari kehijauan dedaunan yang merimbun.

Tak jauh dari sana, pohon-pohon kapur barus disebut sebagai hibaku jumoku, memunculkan ranting-ranting baru. Tiba-tiba ada harapan untuk melanjutkan hidup di tengah kehancuran.

Bunga-bunga oleander, sering pula disebut bunga jepun, yang bermekaran seolah meniupkan angin keajaiban dan menumbuhkan hidup baru. Pohon-pohon kapur barus yang tinggi menjulang kemudian menjawabnya dengan mengatakan,"Hidup selalu harus dimulai dari ranting yang baru."

Kedua pohon ini kemudian dijadikan sebagai pohon resmi simbol kebangkitan Hiroshima untuk menyuarakan perdamaian. Sejarah mencatat pada 6 Agustus 1945 kota Hiroshima luluh menjadi debu setelah dijatuhi bom atom oleh pesawat Bockscar milik Amerika Serikat. Diperkirakan 90.000-146.000 penduduk Hiroshima mati terbakar.

AFP PHOTO / HIROSHIMA PEACE MEMORIAL MUSEUM

Foto yang diambil November 1945 oleh Angkatan Darat AS ini menampilkan kondisi Hiroshima setelah tiga bulan dijatuhi bom atom. Ribuan jenazah hangus korban akibat serangan bom muncul di perairan yang membelah kota itu. Diperkirakan 140.000 orang menjadi korban jiwa.

Tak berselang lama, pada 9 Agustus bom atom kedua jatuh di kota Nagasaki dan 39.000-80.000 warganya tewas seketika. Banyak orang memperkirakan Hiroshima dan Nagasaki harus menunggu 70 tahun untuk bangkit kembali seperti semula.

Ajaibnya, pada musim gugur pertama setelah pengeboman, gulma mulai menghijau, disusul oleander yang bermekaran, serta ranting-ranting baru pohon kapur barus.

Semuanya menjadi inspirasi orang-orang Jepang untuk bangkit dari kekalahan perang. Mereka mengibaratkan dirinya sebagai burung phoenix yang bangkit dari reruntuhan dan terbang menjelajah angkasa.

Bukan untuk tujuan membalas dendam dengan mengobarkan perang baru, melainkan menggemakan api perdamaian.

Orang-orang Jepang membangun Taman Peringatan Perdamaian Hiroshima dengan sebuah lonceng yang menggantung. Setiap orang yang berkunjung boleh membunyikan lonceng sebagai tanda perdamaian dunia.

Di sekitar taman terdapat bunga teratai yang makin memperkokoh daya tahan orang Jepang dalam menghadapi badai. Bunga teratai adalah inspirasi tentang ketahanan hidup dalam berbagai kesulitan.

KOMPAS/ WISNU AJI DEWABRATA

Wisatawan di Taman Peringatan Perdamaian di Hiroshima, Jepang, Selasa (19/10/2019), menyaksikan reruntuhan gedung berkubah yang masih tetap berdiri meskipun terkena ledakan bom atom pada masa Perang Dunia II. Gedung berkubah itu merupakan ikon kota Hiroshima sekaligus menjadi monumen peringatan kekejaman bom atom.

Bunga dan daun-daunnya yang terbuka melejit dari kedalaman lumpur, lalu memberi keindahan setelah melintasi rendaman air.

Jika Hiroshima dan Nagasaki di kemudian hari dikenal sebagai kota inspirasi untuk perdamaian, London dikenal sebagai kota yang berhasil melawan wabah sampar yang membekap daratan Eropa.

Tahun 1665, London adalah neraka yang menghampar sepanjang Sungai Thames. Warga kota berduyun-duyun meninggalkan kota setelah tercatat 100.000 orang meninggal. London menjelma sebagai kota mati.

Serangan wabah sampar yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestisdan tersebarkan melalui kutu tikus sebelumnya pernah melanda Eropa tahun 1347-1351. Hari kelam dalam sejarah Eropa itu disebut sebagai Black Death (Maut Hitam), di mana tercatat 75 juta-200 juta orang mati dalam keadaan menderita. Bahkan disebut-sebut 60 persen penduduk Eropa musnah karena wabah sampar.

Dokter memeriksa urine dan nadi pasien penyakit pes dengan kematian mengintai dalam senyap. Saat itu, pada abad ke-15, masyarakat Eropa tengah diserang wabah pes.

Banyak pihak berdalih bahwa masa-masa kelabu Eropa disebabkan oleh Perang Sipil Inggris (1642-1651) yang telah menyebabkan wabah mematikan. Bahkan, ada pula pendapat yang menyebut kehancuran Inggris disebabkan oleh tanda-tanda alam seperti komet di langit London tahun 1664.

Belakangan kemudian diketahui penyebab wabah sampar atau pes dibawa oleh tikus-tikus yang hidup di got-got dan permukiman kumuh sekitar rumah warga. Tikus-tikus menyebarkan kutu yang membawa bakteri Yersinia pestis dan menggigit manusia.

Mereka yang terserang sampar, sebagaimana dilukiskan Albert Camus dalam novel La Peste (Sampar), memiliki kulit menghitam, disusul pembengkakan pada kelenjar getah bening di ketiak, selangkangan, dan leher. Dalam waktu 5-6 hari setelah mengalami demam hebat, penderitanya kemudian meninggal.‎

London tak kurang membutuhkan waktu lebih dari 50 tahun untuk bangkit kembali seperti semula. Orang-orang mulai belajar bahwa menjaga sanitasi dengan hidup secara benar dan mengerti tentang pentingnya mengelola lingkungan yang sehat sangatlah penting.

Semuanya akan berkorelasi dengan kehidupan kota yang makin tabah, tahan banting, ramah, sehat, dan dinamis. Berabad-abad kemudian London menjelma menjadi kota utama di Eropa.

KOMPAS/PUTU FAJAR ARCANA

Senja di Bukit Mawar, Banjar Dewasana, Jembrana, Bali, 2018. Di Jembrana, khususnya di Desa Tegalbadeng dan Mertasari, Kecamatan Negara, Jembrana, pernah terjadi tragedi berdarah berupa pembantaian terhadap eksponen PKI tahun 1965.

Sebuah diskusi tentang kota inklusif yang digagas Jembrana Creative City Oriented (JCCO) dan dikelola anak-anak muda, saya ikuti Sabtu (21/2/2020) di Wantilan Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali.

Sangat kebetulan di forum itu hadir pula sebagai nara sumber Wakil Bupati Jembrana Kembang Hartawan. Saya ungkapkan bahwa Negara, sebagai sebuah kota menyimpan trauma psiko-sosial yang berkarat dari tahun ke tahun.

Dalam sejarah modern, kota itu pernah dilanda tragedi berdarah berupa pembantaian terhadap eksponen PKI tahun 1965. Penculikan dan pembunuhan warga tanpa pernah diadili dimulai dari meletusnya peristiwa di Desa Tegalbadeng, yang berlokasi di selatan kota.

Rumah-rumah dibakar dan orang-orang yang dicap PKI dibantai tanpa ampun. Pembantaian kemudian merembet ke Desa Mertasari, di mana ratusan lelaki dewasa diburu dan dibunuh.

Sampai sekarang sebagian besar warga masih mengenali sebuah gedung bernama Toko Wong. Gedung ini tak lain adalah arena pembantaian orang-orang dari berbagai desa yang diculik dan ditangkap tentara.

KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Bersembahyang di pinggir pantai di sekitar Pura Luhur Dhangkahyangan di Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali, Sabtu (5/4/2013). Masih di Jembrana, tepatnya di Kecamatan Negara, menyimpan trauma psiko-sosial karena pernah terjadi tragedi berdarah 1965.

Semasa hidup, ayah saya bercerita, di sanalah ia diberi tugas mengangkat jenazah yang berdarah-darah. "Darah di ruang bawah sampai sebatas lutut," kata ayah saya.

Sampai kini Kota Negara masih terus menyimpan trauma politik yang berlarat-larat. Seorang peserta diskusi memberi kesaksian betapa sulitnya ia menjadi diri sendiri.

Hidupnya diperumit oleh keadaan dan situasi yang tidak pernah ia pahami benar kenyataannya. "Saya harus kerja berpindah-pindah karena selalu diberi cap anak PKI," katanya.

Kesaksian ini menjadi bukti bahwa kota masih menyimpan masalah. Angka moderat menyebut pembantaian di Negara dan seluruh Bali telah menewaskan 100.000 orang lebih, separuhnya adalah warga Kota Negara.

Tragedi kedua terjadi pada 14 Juli 1976, ketika gempa bumi berkekuatan M 6,5 meluluhlantakkan kota. Tak kurang 500 orang meninggal. Rakyat hidup melarat di jalan-jalan selama lebih dari tiga bulan. Pakaian, makanan, dan kesehatan nyaris menjadi barang yang paling langka.

RAKA SANTERI

Presiden Soeharto dan Nyonya Tien Soeharto secara mendadak meninjau daerah yang terkena gempa di Bali, 14 Juli 1976. Di sini tampak Presiden ketika berada di Kota Negara, Kabupaten Jembrana, meninjau orang-orang yang menderita akibat bencana alam di halaman rumah sakit kota tersebut.

Dua peristiwa itu sampai kini tidak pernah dianggap sebagai kejadian yang menyebabkan trauma. Warga dan terutama pemerintah seolah menganggap kejadian lalu biarlah berlalu. "Semuanya akan terhapus oleh waktu," kata seorang guru yang ikut dalam diskusi.

Di situlah kita melihat perbedaan respons yang sangat mendasar antara warga Jepang, London, dan Negara. Orang-orang Jepang berhasil membaca tanda-tanda semesta untuk kemudian mereka jadikan momentum kebangkitan.

Mereka tidak memelihara dendam sebagai kemarahan yang harus dilampiaskan secara setimpal, tetapi justru menggalang perdamaian. Bahwa Hiroshima dan Nagasaki adalah contoh kota korban kebrutalan perang. Cukup sampai Hiroshima dan Nagasaki, jangan sampai melanda kota lain.

Pada Festival Perdamaian Hiroshima 1947, masa awal kebangkitan kota, Wali Kota Shinzo Hamai berseru,"Ayo bergabung bersama kami untuk membersihkan bumi ini dari kengerian perang dan membangun sebuah perdamaian sesungguhnya."

Seruan ini kemudian menjadi inspirasi para wali kota Hiroshima berikutnya untuk terus menggemakan perdamaian sebagai jalan mengakhiri permusuhan antar umat manusia.

Sebagai organisme yang hidup, Kota Negara memendam luka batin. Ia menderita karena tidak pernah secara jujur mengakui bahwa ada peristiwa ngeri yang pernah terjadi di masa lalu. Polarisasi yang terjadi antar-warga berbeda agama dan suku di masa sekarang, tak lain akibat ketidakjujuran dalam meniti sejarah kota.

KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA

Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus, atau lebih dikenal sebagai Gereja Katolik Palasari di Dusun Palasari, Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali, menampakkan akulturasi budaya Bali dan Eropa.

Sesungguhnya kota ini sejak lahir telah menjadi ruang hidup bersama di antara banyak suku berbeda agama. Selain orang Bali yang beragama Hindu, Kristen, dan Katolik, di sini juga menetap orang-orang Bugis, Melayu, Jawa, Madura yang memeluk Islam.

Dalam kelompok-kelompok kecil terdapat orang-orang China yang memeluk Khonghucu dan Buddha. Kota ini adalah Indonesia mini, cerminan dari Bhinneka Tunggal Ika, sesuatu yang terberi di negara ini.

Potensi etnisitas dan religiositas yang beragam ini bisa menjadi modal dasar untuk menyuarakan toleransi dunia. Suku dan agama boleh berbeda, tetapi semuanya hidup dalam satu ruang bersama yang rukun.

Celakanya, potensi besar keberagaman ini bisa menjadi mesin penghancur kehidupan toleransi. Setidaknya luka gores yang dalam akibat peristiwa 1965, tak kunjung diakui pernah ada, apalagi dilakukan sebuah rekonsiliasi kultural.

Jika ingin menjadi kota yang benar-benar tumbuh sehat, Kota Negara membutuhkan bunga jepun sebagai simbol rekonsiliasi untuk mengakhiri dendam yang berkarat selama puluhan tahun.

pink flowers
ANNA HLIAMSHYNA/UNSPLASH

Bunga jepun atau oleander.

Dendam kesumat yang disimpan dalam-dalam, ibarat wabah yang mengintai dan setiap saat siap meledak menjadi kerusuhan massal. Alangkah baiknya, Negara memikirkan membangun "monumen" rekonsiliasi, sebagaimana Hiroshima membangun Taman Peringatan Perdamaian untuk memutus tali dendam di antara para warganya.

Simbol-simbol rekonsiliasi dan perdamaian dibutuhkan sebagai medium yang memperkokoh nilai-nilai kemanusiaan yang universal dan transenden.

Kompas, 26 Februari 2020

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Rabu, 26 Februari 2020

Mengajarkan Anak Mengelola Keuangan (JOICE TAURIS SANTI)


HANDINING

Anastasia Joice Tauris Santi, wartawan Kompas

Hingga saat ini, sebagian besar orangtua masih beranggapan bahwa membahas tentang masalah keuangan keluarga dengan anak merupakan hal yang tabu. Urusan uang adalah urusan orangtua, bukan urusan anak.

Padahal, dengan berbagi pengalaman dan berdiskusi tentang uang dapat membentuk kebiasaan dan pemahaman yang baik sejak dini.

Anak-anak merupakan peniru ulung. Orangtua yang boros dan selalu bertengkar tentang uang di depan anak-anak cenderung membuat anak-anak memiliki masalah yang sama. Juga ketika orangtua mencontohkan bagaimana menabung terlebih dahulu untuk membeli barang yang diinginkan, ikut membentuk kebiasaan anak.

Bicara tentang nilai uang, cara mendapatkan uang yang benar, cara mengelolanya, dan berinvestasi sebenarnya merupakan topik menarik yang dapat dibahas bersama anak-anak. Membicarakan uang dengan anak tentu harus mengikuti usia anak.

KOMPAS/PRIYOMBODO

Raihan dan Haikal membaca komik berjudul Avengers: Menyelamatkan Bumi di Jakarta, Jumat (4/5). Komik ini berisi pengetahuan dasar tentang keuangan, mengatur anggaran, dan menabung.

Misalnya, untuk anak prasekolah dan duduk di taman kanak-kanak, kita dapat memperkenalkan konsep menabung. Beberapa perencana keuangan menyarankan, tabungan tempat menampung uang sebaiknya transparan agar dapat terlihat pertambahan uang setiap kali anak memasukkan uangnya ke dalam celengan. Contohkan juga bagaimana uang akan berkurang dari celengan ketika dipakai untuk membeli sesuatu.

Sementara itu, kepada anak yang lebih besar, seperti anak usia sekolah dasar dan remaja, dapat diberikan contoh yang berbeda. Anak-anak seusia itu biasanya memiliki banyak keinginan. Kita dapat memulai pembicaraan dengan memberi contoh mengenai kebutuhan dan keinginan.

Ketika sepatu sekolah rusak, tetapi ada mainan dengan remote control yang menggoda, orangtua dapat mengarahkan anak untuk mendahulukan kebutuhan yang lebih penting dan menjadi prioritas untuk dibeli.

Pada usia ini pula, tidak jarang anak ingin memiliki sesuatu karena temannya juga memiliki barang tersebut. Orangtua dapat memberikan pemahaman, tidak semua barang yang dimiliki teman harus dimiliki juga. Ajarkan juga untuk menunda keinginan.

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Seorang anak memilih mainan di sebuah toko mainan di Jalan Ciledug Raya, Jakarta Selatan, Kamis (6/6/2019). Kepada anak dan remaja, orangtua dapat mengajarkan untuk menunda keinginan.

Misalnya, anak hendak membeli sebuah barang seperti milik temannya. Mintalah dia untuk menahan membelinya selama satu pekan. Jika dalam satu pekan sudah tidak ada keinginan, artinya barang itu memang tidak diperlukan.

Anak seusia ini juga sudah dapat diajarkan untuk berusaha memenuhi kebutuhan sendiri. Misalnya, dengan memberinya imbalan ketika membantu pekerjaan orangtua.

Anak seusia ini juga sudah dapat diajarkan untuk berusaha memenuhi kebutuhan sendiri.

Ketika mereka membantu mencuci mobil atau membereskan rumah, orangtua dapat memberikan imbalan sewajarnya. Dengan contoh semacam ini, anak diharapkan paham, untuk memperoleh uang atau membeli kebutuhan, dibutuhkan kerja keras.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Anak-anak di Desa Golo Worok, Ruteng, Manggarai, NTT, memanggul kayu bakar yang diambil dari hutan yang tak jauh dari rumah mereka, Jumat (9/2/2018). Mereka membantu orangtua setiap pulang sekolah.

Edukasi untuk Anak SMA

Untuk anak yang sudah duduk di sekolah menengah atas (SMA), semakin banyak lagi pelajaran keuangan yang bisa diberikan. Anak-anak di usia ini sering kali iri dengan temannya dari keluarga dengan tingkat ekonomi berbeda.

Misalnya, ingin merayakan ulang tahun mewah seperti temannya. Orangtua dapat memberi pengertian remaja untuk menunda bermewah-mewah seperti itu dan uang untuk merasakan kemewahan seperti itu bisa dibelikan barang lain yang lebih berguna.

Jangan lupa juga mengajarkan anak untuk berbagi melalui berbagai cara. Izinkan juga anak untuk menjadi sukarelawan dalam berbagai bentuk dan organisasi.

Hal lain yang dapat dilakukan adalah memberikan uang saku secara bulanan dan membiarkan mereka mengatur sendiri pengeluarannya. Memiliki anggaran pribadi dapat dimulai dari sini. Bukakan rekening bank untuk mereka sehingga mereka dapat belajar bertanggung jawab.

KOMPAS/ALIF ICHWAN

Sejumlah mahasiswa dari 16 kampus mencoba permainan yang diperkenalkan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (23/8/2018). Permainan ini untuk mengenalkan mahasiswa tentang investasi di pasar modal, baik di saham maupun reksa dana.

Kepada anak yang sudah kuliah, dapat diperkenalkan berbagai instrumen investasi. Saat ini, berinvestasi dapat dimulai dari Rp 10.000 saja untuk membeli reksa dana pasar uang. Caranya pun sangat mudah. Selain reksa dana, kepada anak yang sudah kuliah juga dapat diperkenalkan investasi pada obligasi ritel yang minimal investasinya Rp 1 juta.

Kebiasaan berinvestasi sejak dini membuat anak-anak akan terbiasa menyisihkan sebagian uangnya dan menahan keinginan sehingga mendapatkan manfaat lebih besar di kemudian hari.

Konsep bunga berbunga (compounding interest), inflasi yang menggerus nilai uang, juga sudah dapat diperkenalkan dan dapat menjadi contoh nyata ketika mereka berinvestasi. Demikian juga dengan berutang dengan bunga tinggi atau merencanakan membeli sesuatu di masa yang akan datang.

Pengetahuan tentang keuangan sejak dini akan membawa banyak manfaat bagi anak-anak. Pelajaran kehidupan soal pengelolaan keuangan sangat jarang ditemui di sekolah formal. Orangtua sangat berperan untuk membentuk kebiasaan finansial anak.

Kompasn 24 Februari 2020

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.
Powered By Blogger