Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 09 Agustus 2014

MOCHAMAD ARIYO FARIDH ZIDNI: Menumbuhkan Minat Baca dengan Dongeng (SUSIE BERINDRA)

WAJAH lugu, bahagia, dan lucu dari anak-anak penderita kanker selalu membayang di benak Mochamad Ariyo Faridh Zidni (34). Waktu itu Ariyo mendongeng untuk mereka. Pengalaman itulah yang mendorong dirinya ingin terus mendongeng untuk mencerdaskan bangsa. Di kalangan anak-anak, Ariyo dikenal dengan nama Kak Aio. Dia seorang pustakawan yang doyan membaca dan mendongeng.
Berawal tahun 1999 saat Ariyo duduk di bangku kuliah Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Bersama komunitas pendongeng, dia menyisihkan waktu untuk mendongeng di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, bagi anak-anak penderita kanker.

"Pertama kali mendongeng, saya kaget dan entah kenapa menjadi senang sekali mendongeng. Saat mendongeng, saya melihat anak-anak yang sakit bisa tertawa bebas, padahal mereka sambil membawa infus. Mereka menjadi seperti anak yang sehat," ujar Ariyo yang senang dengan mata kuliah Pengantar Psikologi dan Bacaan Anak.

Perasaan lega pun muncul di hati Ariyo karena bisa menghibur anak yang sakit serta orangtua yang bahagia melihat anaknya tertawa lepas. Dari pengalaman itu, dia pun semakin akrab dengan berbagai pihak yang bergerak di bidang dongeng. Salah satu sosok yang dia kagumi adalah Drs Suyadi atau Pak Raden.

"Dari Pak Raden, saya belajar banyak hal, bagaimana mengembangkan cerita, bagaimana kami harus memperhatikan anak-anak yang mendengarkan cerita, dan menyampaikan cerita dengan menarik sehingga anak- anak ikut merasakan tokoh yang diceritakan," kata dia.

Dalam setiap dongengnya, Ariyo berusaha tak membuat kesimpulan agar anak-anak bisa bebas berimajinasi. "Bercerita itu harus menyenangkan. Setelah saya mendongeng, biasanya dilanjutkan dengan kegiatan lain, seperti menggambar atau tanya jawab, sehingga anak-anak ikut berimajinasi," ujar dia.

Salah satu pengalaman paling berkesan yang membekas di hati Ariyo adalah saat melihat semangat Pak Raden mendongeng. Saat itu, dalam sebuah acara mendongeng, ada sekelompok anak-anak yang datang terlambat dan ketinggalan dongengan Pak Raden.

"Tak disangka-sangka, Pak Raden yang sudah melepas beskap langsung bersemangat memakai kostumnya lagi. Dia bilang, 'Ayo, enggak boleh begitu, kasihan anak-anak yang sudah datang'. Dia pun mendongeng lagi," cerita Ariyo yang didukung sang istri, Febri Sastiviani Putri Cantika.

Membentuk komunitas
Seiring dengan berjalannya waktu, nama Ariyo sebagai pendongeng dikenal di sejumlah tempat. Undangan untuk mengisi acara pun semakin banyak. Alhasil, dia kemudian membutuhkan tim yang bisa diajak bergantian mendongeng di beberapa tempat.

"Lama-lama, semakin banyak teman yang bersama saya ikut mendongeng. Tetapi, enggak enak juga karena masih memakai nama saya. Jadilah saya mengusulkan membentuk komunitas yang dinamai Ayo Dongeng Indonesia," kata dia.

Komunitas Ayo Dongeng Indonesia berdiri pada 3 Desember 2011. Sebagian besar anggotanya adalah peserta belajar mendongeng yang diadakan Ariyo. Mereka datang dari berbagai latar belakang, seperti guru, karyawan, mahasiswa, dan remaja yang ingin belajar dongeng.

Ariyo membentuk komunitas ini untuk menularkan virus mendongeng dan menumbuhkan minat baca anak dengan beragam kegiatan mendongeng dalam konteks sosial. Semua anggota komunitas, termasuk Ariyo, disebut relawan dongeng. Jumlahnya sekitar 30 relawan.

Tak ada pungutan biaya apa pun apabila kita mengundang Komunitas Ayo Mendongeng. Beragam kegiatan sudah mereka lakukan, antara lain menyembuhkan trauma bencana alam di beberapa tempat, seperti Aceh dan Yogyakarta, serta mendongeng di rumah sakit, taman bacaan, rumah singgah, panti asuhan, dan sekolah.

"Mendongeng bukan profesi saya, ini hanya kegiatan sosial. Saya melakukannya karena hobi. Pernah suatu saat saya mendongeng di masjid, pulangnya dibawain sekeranjang buah atau dikasih kue brownies. Kalau ditanya tarif, saya enggak mau," ungkap Ariyo, dosen tidak tetap Program Vokasi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya UI.

Setelah hampir dua tahun malang melintang di dunia perdongengan, Komunitas Ayo Mendongeng menggelar Festival Dongeng Indonesia untuk pertama kali pada Oktober 2013. Bertempat di Danau Terapung UI, peserta yang diperkirakan hadir sekitar 800 orang membeludak menjadi 1.700 orang. Pembicara yang hadir antara lain Pak Raden dan penulis Clara Ng.

Festival itu mempromosikan seni mendongeng bagi masyarakat luas sebagai pembanding dari dongeng yang selama ini relatif pada masyarakat yang terbatas. Dia juga ingin mempromosikan dongeng sebagai salah satu cara mendidik dan alternatif hiburan bagi anak dan keluarga.

"Kami enggak menyangka animo masyarakat sebesar itu. Saya ingin mengadakan festival dongeng seperti itu lagi. Sudah banyak yang menanyakan, tetapi belum tahu kapan bisa terwujud," kata Ariyo.

Ke luar negeri
Tahun 2011, Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Penang, Malaysia, mencari seorang pendongeng dari Indonesia untuk festival dongeng tingkat internasional.

Dalam acara Penang International Kids and Storytelling Festival itu, Ariyo tampil mendongeng dan memberikan pelatihan. Dia bergabung dengan pendongeng dari beberapa negara, seperti India, Inggris, Australia, Malaysia, Singapura, dan Thailand.

"Di sini saya mendapat banyak pengalaman. Banyak pendongeng yang saya kagumi, dan mereka dengan senang hati berbagi pengalaman. Saya jadi tahu bagaimana tradisi mendongeng dari sejumlah negara. Sejak itu, saya sering mengobrol dengan komunitas pendongeng dari luar negeri," kata dia.

Setelah itu, undangan mendongeng ke beberapa negara pun semakin banyak dia terima. Selama dua tahun berturut-turut, Ariyo menjadi salah satu pengisi acara International Storyteller for Tell-a-Story-Day di Kuala Lumpur, Malaysia.

"Menurut rencana, bulan ini saya ke India untuk festival dongeng internasional yang pertama di negeri itu, lalu September ada undangan festival mendongeng di Singapura," ujar Ariyo.

—————————————————————————
Mochamad Ariyo Faridh Zidni
♦ Lahir: Jakarta, 18 Juni 1980 
♦  Pendidikan: 
- SDN Ciputat VI, Tangerang Selatan 
- SMPN 68 Cipete, Jakarta 
- SMAN 34, Jakarta 
- S-1 Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia 
♦  Pekerjaan: 
- Dosen tamu Program Vokasi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, 2013-kini 
- Konsultan Perpustakaan, Literasi dan Pendidikan, 2013-kini 
- Life Skill Trainer di Indonesia Business Link, 2012-kini

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000008189339
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger