Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 09 Mei 2015

TAJUK RENCANA: India Pusat Baru Pertumbuhan Global (Kompas)

Setelah tiga dekade lebih menjadi pusat gravitasi pertumbuhan global, posisi Tiongkok mulai tergusur oleh emerging economy lain, India, tahun ini.

India menjadi perekonomian dengan pertumbuhan terpesat di dunia, dengan ekonomi diprediksi tumbuh 7,5 persen (tahun 2015), sementara pertumbuhan Tiongkok diprediksi melambat dari 7,4 persen (2014) menjadi 6,8 persen (2015), dan bahkan di bawah 6 persen pada 2016.

Situasi ini sebenarnya sudah diperkirakan. Setelah pertumbuhan rata-rata dua digit tiga dekade terakhir, mesin ekonomi Tiongkok akhirnya mulai kehilangan tenaganya. Demografi menua dan pertumbuhan yang sepenuhnya dihela investasi tetap pada akhirnya akan mencapai titik jenuh. Demikian pula tenaga kerja murah berlimpah, yang dulu menjadi kunci kebangkitan Tiongkok menjadi pusat manufaktur dunia, tak lagi bisa diandalkan. Dengan meningkatnya upah buruh, Tiongkok tak lagi kompetitif.

India dengan kepemimpinan baru di bawah PM Narendra Modi berada dalam posisi strategis untuk menggantikan posisi Tiongkok. Kelebihan India dibandingkan basis produksi berbiaya rendah lain adalah, di India tersedia suplai tenaga terampil dalam skala yang tak dimiliki negara seperti Indonesia dan Vietnam. Dari skala ekonomi, juga hanya India yang bisa menampung limpahan Tiongkok.

Memang masih jadi pertanyaan, apakah stamina mesin pertumbuhan India akan mampu menyamai Tiongkok, tetapi kebangkitan motor baru pertumbuhan global ini dipastikan memberikan harapan baru bagi pemulihan ekonomi dunia di tengah keterpurukan perekonomian besar lain seperti Tiongkok, Eropa, dan Jepang.

Kepemimpinan Modi dengan berbagai gebrakan reformasi ekonominya menjadi faktor penting yang memungkinkan kebangkitan cepat India, yang ekonominya sempat terpuruk di 2012 dan 2013. Reformasi khususnya diarahkan untuk membenahi problem sisi suplai, termasuk infrastruktur dan membangun koridor baru pertumbuhan.

Pemimpin baru ini memahami betul persoalan yang dihadapi perekonomiannya. Di bawah Modi, India berbenah dan kini mengincar menggeser posisi Tiongkok sebagai pusat manufaktur global. Kampanye Make in India untuk menarik investasi diwujudkan dengan melonggarkan restriksi bagi masuknya asing di berbagai sektor.

Kepercayaan tinggi terhadap Modi dan program-programnya serta potensi besar India membuat investor masuk, kendati India masih dihadapkan pada problem kronis krisis listrik dan buruknya infrastruktur. India juga diuntungkan oleh rivalitas Tiongkok-Jepang, dengan investasi skala masif kedua negara berebut masuk.

Investasi ini antara lain dialirkan untuk membangun koridor industri raksasa antara Delhi dan Mumbai yang dihubungkan jaringan kereta cepat dan jalan raya, yang akan menyulap wilayah itu menjadi duplikat Guangdong di Tiongkok. Sejumlah zona ekonomi khusus juga dikembangkan. Semua ini akan kian mengukuhkan posisi India sebagai magnet baru investor dan pertumbuhan global.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Mei 2015, di halaman 6 dengan judul "India Pusat Baru Pertumbuhan Global".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger