Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 16 November 2015

TAJUK RENCANA: Serangan Itu Tak Manusiawi (Kompas)

Kita tidak bisa memahami mengapa orang atau kelompok orang menggunakan segala cara, termasuk membunuh, demi tercapainya tujuan?

Pertanyaan itu menggoda hati dan pikiran lagi ketika tersiar berita serangan mematikan di Paris, Perancis. Serangan oleh orang-orang bersenjata tersebut, yang sekurang-kurangnya menewaskan 128 orang dan melukai sejumlah orang lainnya, menjadi serangan paling kejam dan mematikan di Perancis, sejak akhir Perang Dunia II.

Ini yang kedua kalinya dalam tahun ini Perancis menjadi sasaran serangan teror. Januari lalu, orang-orang bersenjata menyerang kantor majalah Charlie Hebdo di Paris. Serangan itu menewaskan 12 orang dan melukai 11 orang, di antaranya kritis.

Apa pun alasannya—meskipun Charlie Hebdo bersalah—penyerangan bersenjata tersebut telah melukai rasa kemanusiaan. Kali ini—serangan di sejumlah tempat di Paris, antara lain di sebuah gedung konser, di sebuah restoran, dan di luar stadion olahraga—tidak hanya melukai rasa dan nilai kemanusiaan, tetapi bahkan mencampakkan nilai-nilai dan rasa kemanusiaan.

Kita bisa membayangkan bagaimana tidak berdayanya orang-orang yang tengah menonton konser pentas grup musik metal asal Amerika Serikat tiba-tiba ditembaki. Yang terus tewas tidak merasakan apa-apa, tetapi yang terluka? Sungguh, mereka yang menjadi korban tidak tahu mengapa mereka harus menjadi korban tindakan yang benar-benar di luar tindakan kebajikan itu?

Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) sudah mengklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan teror itu. Sebelumnya, Presiden Perancis Francois Hollande juga sudah menyatakan bahwa NIIS di balik serangan mematikan tersebut. Kelompok ini pula yang beberapa minggu lalu mengklaim atas jatuhnya pesawat penumpang milik Rusia di Sinai.

Tentu pertanyaannya adalah mengapa Paris yang menjadi sasaran balas dendam NIIS? Apakah karena Perancis tergabung dalam koalisi melawan NIIS, pimpinan AS? Bukankah yang ikut tidak hanya Perancis? Banyak negara tergabung dalam koalisi tersebut.

Dalam kolom pendek ini, kita tidak akan mencari jawaban atas pertanyaan itu. Yang lebih penting adalah kita ingin menyatakan bahwa apa pun alasannya, menghilangkan nyawa orang lain dengan cara apa pun tidak bisa dibenarkan. Yang lebih memprihatinkan lagi adalah cara yang ditempuh adalah jalan yang paling pendek untuk memutlakkan sikap dan pandangan mereka.

Kita berpendapat, jalan seperti itu tidak akan menghasilkan apa-apa kecuali rasa permusuhan dan akan menghasilkan serangan balasan. Jalan itu hanya membuktikan bahwa rasa kemanusiaan sebagai manusia itu sudah tidak ada. Sudah mati! Itu yang kita sesalkan.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 November 2015, di halaman 6 dengan judul "Serangan Itu Tak Manusiawi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger