ARSIP PRIBADI

Samsuridjal Djauzi

Tengah malam ayah mengeluh tak dapat berkemih dan perutnya bengkak. Ayah berumur 68 tahun dan memang sejak dua bulan ini sering mengeluh jika berkemih harus mengejan. Ibu saya sudah meninggal dua tahun yang lalu dan sejak itu ayah tinggal bersama keluarga saya.

Pada pemeriksaan di ruang gawat darurat rumah sakit ternyata didapatkan kelenjar prostat ayah membengkak dan menghalangi keluarnya urine dari kandung kemih. Setelah dilakukan kateterisasi, keluar urine 1.200 cc.

Ayah merasa lega dan dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis urologi. Pada konsultasi dilakukan beberapa pemeriksaan seperti colok dubur, ultrasonografi, serta pemeriksaan laboratorium. Dokter menyimpulkan kelenjar prostat ayah membengkak, tetapi bukan kanker prostat. Kami merasa lega meski dokter menyatakan kelenjar prostat ayah harus dioperasi.

Cukup banyak pemeriksaan yang harus dijalani ayah. Ayah harus berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam. Dilakukan kembali pemeriksaan laboratorium untuk kencing manis, fungsi hati, fungsi ginjal, kadar lemak, serta pembekuan darah.

Ayah memang sudah lama menderita kencing manis yang diterapi dengan pengaturan makan, olahraga, serta obat penurun gula darah. Namun, pengendalian gula darah ayah masih belum baik. Hasil HbA1C masih di atas normal. Fungsi ginjal juga menurun akibat kencing manis dan darah tinggi.

Pemeriksaan jantung menunjukkan adanya gangguan pembuluh darah koroner meski tidak memerlukan tindakan khusus. Dokter menyatakan bahwa keadaan ayah sebelum operasi prostat harus dalam keadaan baik agar risiko anestesi serta operasi minimal. Pemeriksaan persiapan operasi ini ternyata membutuhkan waktu yang lama. Masih perlu pengulangan fungsi ginjal dan pembekuan darah.

Terus terang saya tidak menyangka persiapan operasi ayah menjadi rumit dan lama. Ayah masih memakai kateter sambil menunggu operasi. Apakah memang persiapan operasi pada orang berusia lanjut lebih rumit karena risiko operasi lebih besar? Bagaimana kalau orang usia lanjut harus menjalani operasi segera? Apakah persiapan operasi harus tetap dijalani seperti sekarang? Terima kasih atas penjelasan dokter.

M di J

Tindakan operasi sekarang risikonya lebih kecil karena persiapan operasi yang baik. Dokter melakukan penilaian tentang kelayakan keadaan pasien untuk menjalani tindakan anestesi dan operasi. Jadi, sebenarnya persiapan operasi mencakup persiapan fisik dan psikologis.

Pada persiapan, berbagai kelainan fisik dan laboratorium sedapat mungkin diusahakan untuk lebih normal. Terkait dengan persiapan psikis, pasien memahami apa yang akan dijalani selama operasi serta dapat menerimanya dengan wajar. Jika pasien siap secara fisik dan psikis, biasanya hasil operasi juga menjadi lebih baik.

Pada persiapan operasi dinilai keadaan fisiologis dan psikologis pasien. Pasien yang berusia lanjut biasanya sudah mengalami penurunan fungsi organ tubuh dan juga biasanya mengidap penyakit kronik seperti kencing manis, darah tinggi, dan penyakit jantung koroner.

Pasien juga dipersiapkan untuk melakukan fisioterapi dengan benar setelah operasi. Fisioterapi yang benar akan mempercepat pemulihan setelah operasi. Persiapan operasi juga mempersiapkan keluarga untuk memberikan dukungan yang optimal terhadap pasien.

Persiapan fisik

Persiapan operasi yang menyangkut keadaan fisik meliputi riwayat penyakit lengkap serta pemeriksaan jasmani. Jika pasien pernah mengalami alergi obat atau efek samping obat, itu harus diinformasikan dengan benar. Dokter akan memilih obat lain yang serupa sehingga kejadian yang tak diinginkan tersebut tidak terulang. Biasanya pada catatan medik pasien keadaan seperti itu sudah tercatat, tapi tak ada salahnya untuk diinformasikan kembali.

Pasien juga diminta untuk memberi tahu semua obat yang sedang diminum untuk keadaan penyakit kronisnya. Misalnya, jika pasien minum obat untuk mencegah pembekuan darah, obat tersebut harus dihentikan sebelum tindakan operasi. Di luar negeri, alergi terhadap lateks cukup sering berkisar 1 persen-6 persen. Lateks terdapat pada alat-alat yang digunakan pada tindakan anestesi dan alat operasi. Jika terdapat alergi lateks, alat-alat yang akan digunakan hendaknya bebas dari lateks.

Pada pemeriksaan laboratorium akan diperiksa pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, elektrolit, kreatinin, faktor pembekuan darah, gula darah, fungsi hati, serta pemeriksaan urine. Jika diperlukan, juga pemeriksaan foto rontgen serta rekaman jantung atau echo jantung. Adapun penyakit kronik seperti darah tinggi, kencing manis, gangguan fungsi ginjal, dan jantung koroner diusahakan dalam keadaan yang layak untuk anestesi serta operasi.

Bagaimana jika operasi harus segera dilakukan, misalnya operasi patah tulang? Persiapan operasi tetap dilakukan, tetapi hanya persiapan yang penting dan dapat dilakukan dalam waktu singkat saja.

Penyuluhan bagi pasien

Pasien yang akan menjalani operasi harus memahami apa yang akan dilakukan terhadap dirinya. Dia tahu bahwa dia akan dibius, dioperasi, dan jika sadar, dia akan mengalami keadaan yang khusus. Dia mungkin akan dirawat di ruang dengan pengamatan ketat, bahkan mungkin perlu alat monitor jantung dan pernapasan.

Dengan informasi tersebut, pasien tidak gelisah jika dia sadar dari pembiusan. Dia juga memahami, untuk sementara waktu sampai ususnya bekerja baik, dia harus berpuasa dan mendapat makanan dari infus. Pasien juga sebaiknya diberi tahu berapa lama biasanya operasi berjalan.

Pasien juga dipersiapkan apa yang harus dilakukan setelah selesai menjalani operasi. Berapa lama dia harus puasa, kapan kateter urine dan infus akan dicabut, serta bagaimana rancangan fisioterapi, kapan sudah boleh duduk serta berjalan, dan biasanya berapa lama setelah operasi dia boleh pulang.

Setelah pulang, pasien juga harus memahami obat-obat yang harus diminumnya, fisioterapi yang harus dilakukannya, serta kapan harus konsultasi kembali kepada dokternya. Ayah Anda beruntung karena anak dan menantunya peduli pada keadaan kesehatan beliau.

Di era semua orang sibuk, acap kali keluarga tak sempat memberikan dukungan kepada keluarga yang sakit sehingga diperlukan tenaga khusus seperti tenaga penjaga orang sakit. Tenaga penjaga orang sakit inilah yang menggantikan keluarga menemani serta menjaga pasien di rumah sakit atau setelah pulang nanti.