Atas pertimbangan itu, kalangan pelaku bisnis, eksekutif perbankan, dan ekonom mendesak pemerintah lebih tegas dan cepat memulihkan kepercayaan pasar yang tampak mengendur. Ekspresi krisis kepercayaan terlihat jelas pada dinamika pasar yang limbung, yang memberi sentimen negatif terhadap nilai tukar rupiah dan harga saham.
Nilai tukar rupiah terhadap mata uang keras seperti dollar AS melemah, sementara harga saham anjlok. Kemerosotan nilai tukar rupiah dan guncangan lantai bursa saham akan bertambah kuat jika tidak segera diambil kebijakan yang tegas, cepat, dan kredibel. Sikap ragu-ragu, tidak tegas, apalagi menarik ulur waktu, akan menjadi kontraproduktif.
Kondisi perekonomian yang limbung menuntut tindakan cepat dan serempak, meski perlu dikemukakan, tak ada masalah yang dapat diselesaikan secepat membalikkan telapak tangan. Namun, pasar sebenarnya bersikap realistis. Saat ini sesungguhnya pasar menunggu-nunggu sinyal positif untuk membangun kepercayaan pasar. Sinyal itu antara lain disampaikan dalam bentuk pernyataan yang meyakinkan. Jauh lebih penting lagi tentu saja kebijakan dan tindakan nyata yang kredibel dan akuntabel.
Paling mendesak tentu bagaimana pemerintah meredam gejolak pasar dengan menstabilkan nilai tukar rupiah. Juga ditunggu bagaimana langkah konkret pemerintah mengendalikan guncangan harga saham dan meredam gejolak harga pangan.
Masyarakat terus mengalami kegalauan oleh harga pangan yang tidak turun-turun, sementara daya beli merosot. Harga pangan yang liar memberi sentimen negatif terhadap pasar dan perekonomian secara keseluruhan. Kegamangan bertambah karena perekonomian Indonesia mendapat tekanan oleh dampak krisis perekonomian global. Guncangan finansial dan saham kawasan serta global memberi efek negatif terhadap nilai tukar rupiah dan harga saham.
Tentu saja sebagian persoalan ekonomi Indonesia bersifat psikologis, sementara sebagian bersifat fundamental. Tantangan yang bersifat psikologis perlu dipilah-pilah dari persoalan fundamental dalam upaya menemukan strategi penyelesaian yang efektif.
Sejumlah persoalan psikologis dapat diselesaikan antara lain melalui komunikasi tentang arah kebijakan yang kredibel, sementara persoalan fundamental hanya dapat dipecahkan melalui tindakan nyata dan akuntabel.
Para pebisnis, ekonom, dan pasar sedang menunggu kebijakan, prakarsa, dan tindakan nyata pemerintah untuk menghindari krisis ekonomi berkepanjangan, yang dapat memberi implikasi dan komplikasi negatif terhadap bidang sosial, keamanan, dan politik. Langkah cepat dan tepat memang diperlukan untuk mengatasi krisis.
(Tajuk Rencana Kompas cetak, 23 Agustus 2013)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar