Selama tiga pekan sejak Israel memulai serangan ke Jalur Gaza, 8 Juli 2014, baik lewat laut, udara, maupun darat, korban tewas di pihak Palestina terus bertambah. Hingga kemarin diberitakan jumlah korban tewas mencapai 1.115 orang! Yang sungguh menyedihkan, sebagian besar dari korban tewas itu adalah penduduk sipil, orang-orang yang tidak bersenjata. Sementara Israel hanya kehilangan 53 tentara dan tiga orang sipil.
Paling sedikit 5.000 orang terluka. Menurut PBB, 182.604 orang Palestina lainnya terpaksa mengungsi ke tempat yang mereka rasa aman. Namun, tempat yang semula aman itu pun akhirnya menjadi tidak aman karena menjadi sasaran serangan Israel.
Menurut penjelasan pejabat PBB di New York, paling tidak 72 sekolah PBB, rumah sakit, dan kantor telah hancur digempur Israel. Padahal, tempat-tempat tersebut sudah diberi tanda khusus milik PBB.
Yang menarik, mengapa sampai saat ini PBB tidak menggunakan pengaruhnya—kalaupun sudah dilakukan, tetap masih terasa kurang—juga kredibilitasnya untuk menggalang negara-negara anggota bersama-sama menekan Israel? Apabila PBB, sebagai satu-satunya organisasi dunia yang besar pengaruhnya, tidak juga bertindak, lalu siapa yang akan menghentikan kegilaan, kemurkaan, tindak angkara murka Israel?
Sekjen PBB Ban Ki-moon, memang, telah melakukan perjalanan ke Timur Tengah bertemu dengan para pemimpin kedua belah pihak yang berkonflik. Namun, perjalanan itu belum menunjukkan buah yang berarti atau sebaliknya seruan, ajakan, dan tekanan Sekjen PBB tidak dianggap lagi oleh Israel. Kalau hal itu yang terjadi, sungguh sebuah bencana besar bagi dunia ini.
Kita semua berharap AS sebagai "saudara tua" Israel segera bertindak untuk menghentikan tindakan Israel yang melanggar segala macam paugeran dunia beradab. AS harus bertanggung jawab atas kegilaan Israel apa pun alasannya terhadap Hamas pada saat ini.
Sementara itu, Israel dan Hamas juga harus melihat kenyataan di lapangan. Konflik di antara mereka telah menyebabkan penderitaan begitu banyak orang tak berdosa—terutama perempuan dan anak-anak. Perang telah meneror kehidupan anak-anak dan perempuan, sekaligus membuat masa depan anak-anak Palestina tidak tentu.
Apa sesungguhnya yang dicari oleh kedua belah pihak yang sekarang berkonflik? Keinginan untuk saling menghancurkan hanyalah menghancurkan masa depan Palestina, masa depan anak-anak Palestina yang sebenarnya harus diperkenalkan dengan kehidupan yang damai, untuk hidup berdampingan saling menghormati.
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000008083553
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar