Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 11 Desember 2014

TAJUK RENCANA: Belajar Banyak dari Korea Selatan (Kompas)

ADA hal menarik dari tulisan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye yang diturunkan harian ini di halaman 8, Rabu (10/12).
Dalam artikel yang berjudul "Sebuah Visi Bersama bagi Masa Depan ASEAN dan Korsel", Park Geun-hye merujuk kepada KTT ASEAN-Korsel yang akan berlangsung hari ini dan besok di Busan, Korsel. Park menyebut KTT itu sebagai ajang untuk melihat kembali hubungan persahabatan 25 tahun terakhir dan meletakkan cetak biru bagi kemajuan hubungan pada masa depan.

Pendekatan Korsel terhadap ASEAN itu diawali 25 tahun yang lalu ketika Korsel mendapatkan status sebagai Mitra Dialog Sektoral ASEAN tahun 1989. Tahun 1991, Korsel mendapatkan status Mitra Dialog Penuh. Menurut Park Geun-hye, sejak saat itu, hubungan ASEAN dan Korsel terus membaik. Kini, ASEAN telah menjadi mitra perdagangan Korsel terbesar kedua, menjadi tujuan investasi terbesar ketiga, serta menjadi tujuan nomor satu wisatawan Korsel. Kedekatan Korsel terhadap ASEAN diperdalam lagi dengan budaya pop Korea yang tersebar di seluruh ASEAN sejak akhir 1990-an.

Kita tidak dapat memungkiri bahwa hubungan ASEAN dan Korsel dalam 25 tahun terakhir ini sangat baik. Setiap pihak mendapatkan manfaat dan keuntungan dari hubungan baik itu. Namun, pertanyaan kita selanjutnya adalah, apa yang dapat dipelajari Indonesia dari Korsel, yang berhasil mengangkat dirinya dari negara berkembang menjadi negara maju, yang tidak kalah apabila dibandingkan dengan Jepang.

Siapa yang membayangkan bahwa mobil buatan Korsel seperti Hyundai dan Kia dapat bersaing dengan mobil buatan Jepang yang mendominasi sejak 1970-an. Begitu juga dengan Samsung, merek produk elektronik terkemuka Korsel. Siapa yang menyangka dominasi Sony, produk elektronik terkemuka Jepang, bisa dikalahkan Samsung, mulai dari peralatan rumah tangga seperti televisi, penyejuk udara, mesin cuci, hingga peralatan kerja dan telekomunikasi, seperti komputer desktop, laptop, tablet, hingga telepon seluler pintar.

Semua itu didukung penjagaan kualitas yang ketat dan kerja keras, tidak ada hasil yang instan, atau langsung jadi, semuanya dilakukan secara bertahap dan terencana. Kita bisa mencontoh Hyundai, yang tidak langsung memulainya dengan membangun mobil secara lengkap. Mula-mula Hyundai membuat bodi dan menata jaringan penjualannya di berbagai bagian dunia. Setelah semuanya sempurna, barulah Hyundai membuat mesin sendiri pada tahun 1993. Tahun 2002, barulah Hyundai memproduksi mobil yang lengkap.

Jika Indonesia ingin menjadi negara maju seperti Korsel, tidak ada pilihan lain kecuali menjaga kualitas semua produk dan jasa secara ketat serta kerja keras. Tanpa kedua hal itu, sulit bagi Indonesia menjadi negara maju.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010594817
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger