Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 24 Januari 2015

TAJUK RENCANA: Arab Saudi Setelah Raja Abdullah (Kompas)

WAFATNYA Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdulaziz al-Saud menambah elemen ketidaktentuan kawasan yang sudah demikian sarat dengan persoalan.

Ini meskipun penunjukan Pangeran Salman bin Abdulaziz al-Saud sebagai penggantinya memberikan isyarat bahwa kebijakan Arab Saudi—baik di dalam maupun ke luar—tidak akan banyak berubah. Pangeran Salman, selama ini, dinilai sebagai pendukung kebijakan pembaruan yang dilakukan oleh Raja Abdullah.

Raja Abdullah, yang selama ini dikenal sebagai seorang "reformis yang berhati-hati" karena memperhitungkan pengaruh para ulama di Arab Saudi, wafat hari Jumat pada usia 90 tahun setelah sekian lama sakit. Sikap kehati- hatiannya itu terlihat dari bagaimana ia menanggapi gelombang revolusi Arab Spring dan gerakan Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) yang mengancam keberadaan dan stabilitas sejumlah negara di kawasan.

Ketika gelombang Arab Spring menerjang sejumlah negara Arab—Tunisia, Mesir, Libya, Bahrain, Yaman, dan Suriah—Raja Abdullah menjawab dengan serangkaian tindakan yang menyentuh langsung pada kebutuhan dan kepentingan rakyat. Meski Arab Saudi kekayaannya melimpah karena minyak, ada disparitas nyata dalam pemerataan kekayaan, lapangan kerja, perumahan, dan pendidikan. Lebih dari separuh penduduk Arab Saudi (20 juta) berusia di bawah 25 tahun. Karena itu, penyediaan lapangan kerja serta peningkatan keterampilan dan pendidikan menjadi perhatiannya. Bahkan, Abdullah membuat ruang yang lebih lebar bagi kaum perempuan dalam politik dan lapangan kerja.

Kebijakan-kebijakan itu dilakukan untuk meredam ketidakpuasan rakyat. Dengan demikian, tidak memberikan peluang bagi hidupnya kelompok perlawanan, meskipun tetap ada. Raja Abdullah bahkan mengirimkan puluhan ribu kaum muda Arab Saudi untuk sekolah di Barat.

Tiadanya Raja Abdullah kiranya tidak akan mengubah kebijakan luar negeri Arab Saudi: tetap menjadi sekutu utama AS di Timur Tengah, selain Israel. Arab Saudi akan tetap mendukung Pemerintah Mesir dan sekaligus menentang rezim Suriah pimpinan Presiden Bashar al-Assad serta Ikhwanul Muslimin.

Akan tetapi, persaingannya dengan Iran, untuk memperebutkan dominasi di Timur Tengah, akan tetap menjadi salah satu sumber ketegangan di kawasan. Persaingan keduanya terlihat, di Suriah dan terakhir di Yaman.

Pada akhirnya, kita—Indonesia—berharap, ke depan Arab Saudi tetap memainkan peran sentral dalam mengusahakan perdamaian antara Israel dan Palestina. Selain berperan pula dalam menghadang gerakan terorisme yang semakin nyata dan brutal.

Kita menyampaikan dukacita kepada Pemerintah Kerajaan Arab Saudi atas wafatnya Raja Abdullah.

Sumber: ‎http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000011574238 


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger