Dua Buku, Satu Kegelisahan - Membaca Zaman, Merawat Manusia
Di tengah dunia yang bergerak cepat, rapuh, dan sering kehilangan arah, membaca dan menulis bukan sekadar aktivitas intelektual. Ia adalah tindakan merawat kesadaran, menjaga agar manusia tidak tercerabut dari makna, nilai, dan cinta. Dari kegelisahan itulah dua buku karya Pormadi Simbolon ini lahir: Pemikiran Zygmunt Bauman dan Mendidik dengan Iman dan Cinta.
Keduanya berbicara dari ranah yang berbeda, namun bertemu pada tujuan yang sama: menolong manusia memahami dunia dan tetap manusiawi di dalamnya.
Pemikiran Zygmunt Bauman - Membaca Dunia yang Cair dan Penuh Ketidakpastian
Zaman ini—meminjam istilah Zygmunt Bauman—adalah zaman *modernitas cair*: serba berubah, tak pasti, dan sulit digenggam. Relasi menjadi rapuh, identitas mudah goyah, dan institusi sering kalah cepat dari arus pasar dan teknologi.
Buku Pemikiran Zygmunt Bauman mengajak pembaca masuk ke jantung kegelisahan zaman itu. Dengan bahasa yang reflektif dan kontekstual, buku ini membedah gagasan-gagasan penting Bauman tentang:
* modernitas cair dan kehidupan yang tidak stabil
* krisis identitas dan rapuhnya relasi sosial
* konsumerisme, ketimpangan sosial, dan tanggung jawab moral
* posisi negara, pendidikan, dan warga di tengah dunia global
Buku ini tidak berhenti pada analisis kritis. Ia juga mengajak pembaca bertanya: bagaimana seharusnya kita hidup di dunia yang serba cair? Di sanalah refleksi etis dan kemanusiaan menjadi penopang utama.
Buku ini cocok bagi mahasiswa, dosen, pendidik, pemerhati kebijakan publik, rohaniawan, dan siapa pun yang resah membaca tanda-tanda zaman.
Mendidik dengan Iman dan Cinta
Pendidikan sebagai Tindakan Kemanusiaan
Jika buku pertama menyoroti kegelisahan zaman, maka Mendidik dengan Iman dan Cinta menawarkan jalan merawat manusia, khususnya melalui pendidikan berbasis nilai.
Di tengah pendidikan yang sering direduksi menjadi angka, peringkat, dan kompetisi, buku ini mengajak kita kembali pada pertanyaan dasar: untuk apa mendidik? Pendidikan, dalam perspektif buku ini, bukan sekadar soal kurikulum dan standar, melainkan soal **membentuk manusia seutuhnya —akal, moral, iman, dan kasih.
Buku ini menegaskan bahwa:
* iman bukan penghalang nalar, melainkan sumber makna
* cinta adalah dasar relasi pendidik dan peserta didik
* pendidikan Katolik dipanggil menjadi terang, bukan menara gading
* sekolah dan keluarga adalah ruang pembudayaan nilai kemanusiaan
Ditulis dari pengalaman reflektif dan praksis pendidikan, buku ini relevan bagi guru, pendamping iman, orang tua, pengelola sekolah, serta siapa pun yang percaya bahwa mendidik adalah panggilan moral dan spiritual.
Dua Buku, Satu Benang Merah
Pemikiran Zygmunt Bauman membantu kita memahami dunia, sementara Mendidik dengan Iman dan Cinta mengajak kita bertindak di dalam dunia itu. Yang satu membaca realitas, yang lain merawat harapan. Keduanya berpijak pada keyakinan yang sama: tanpa nilai, manusia akan mudah kehilangan arah.
Di tengah dunia yang semakin cair, pendidikan, iman, dan cinta bukan pilihan tambahan. Ia adalah fondasi bertahan hidup sebagai manusia.
Jika Anda mencari bacaan yang tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga menggetarkan nurani, dua buku ini adalah undangan untuk berhenti sejenak—merenung, dan bertumbuh. (*)
PEMESANAN kunjungi via Link ini: https://s.id/2bukubaumandanmendidik
#MembacaZaman #ZygmuntBauman #PendidikanNilai #ImanDanCinta #LiterasiKritis


Tidak ada komentar:
Posting Komentar