Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 30 Mei 2015

TAJUK RENCANA: Manfaatkan Angin Buritan (Kompas)

Pemerintah bersikap realistis dengan mengubah target pertumbuhan ekonomi 2015 menjadi 5,4 persen dari target awal 5,7 persen.

Perubahan target tersebut dilakukan setelah realisasi pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan I tahun ini hanya 4,71 persen.

Dalam penyampaian Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 di depan anggota Badan Anggaran DPR pada Kamis lalu, Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro tetap optimistis dengan target pertumbuhan tahun 2016. Target pertumbuhan ekonomi tahun depan berada pada kisaran 5,8-6,2 persen.

Bank Indonesia tidak seoptimistis pemerintah. Pertumbuhan ekonomi tahun ini diprediksi 5,0-5,4 persen, lebih rendah daripada prakiraan awal 5,4-5,8 persen.

Sementara itu, sebagian pelaku bisnis memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak mencapai 5 persen. Alasannya, antara lain, harga komoditas di pasar dunia yang menjadi andalan pendapatan devisa Indonesia tahun depan masih tetap lemah.

Pemerintah harus bersikap optimistis di tengah keraguan pelaku bisnis. Persoalan ekonomi yang dihadapi tidak mudah, tetapi juga bukannya tidak dapat dikelola untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah telah melakukan sejumlah langkah untuk meningkatkan sumber pertumbuhan ekonomi terpenting Indonesia, yaitu konsumsi dalam negeri.

Salah satu langkah adalah menaikkan besaran penghasilan tidak kena pajak untuk wajib pajak pribadi, dari Rp 24,3 juta menjadi Rp 36 juta per orang per tahun. Harapannya akan ada penghasilan yang dapat dibelanjakan lebih banyak untuk pangan dan produk industri sehingga terjadi efek berganda pada putaran roda ekonomi.

Sebelumnya pemerintah sudah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi, yaitu keringanan pajak untuk perusahaan yang menginvestasikan kembali dividennya di Indonesia, memberikan bebas visa kunjungan singkat untuk wisatawan dari 30 negara baru, memberlakukan letter of credit untuk produk sumber daya alam, dan merestrukturisasi industri reasuransi domestik.

Pemerintah juga didukung angin buritan untuk meningkatkan daya beli masyarakat berupa dana bantuan desa dan dana APBN untuk proyek infrastruktur.

Meski demikian, peluru tersebut hanya akan berdaya guna jika digunakan dengan tepat. Untuk meningkatkan konsumsi masyarakat yang berkelanjutan, pemerintah harus dapat menciptakan lapangan kerja berkualitas, mendorong tumbuhnya pelaku kewirausahaan. Akan sangat baik jika kedua hal itu diciptakan di desa dan luar Jawa.

Karena itu, dana desa dan proyek infrastruktur diarahkan menciptakan lapangan kerja bagi rakyat—termasuk ketika proyek infrastruktur dibiayai dana asing— serta mendukung tumbuhnya industri berbahan baku lokal, terutama agrobisnis.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 Mei 2015, di halaman 6 dengan judul "Manfaatkan Angin Buritan".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger