Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 14 Juli 2015

TAJUK RENCANA: Gaung Pesan Paus di Amerika Latin (kompas)

Korupsi yang merampas kesempatan untuk pembangunan kesejahteraan giat diperangi bangsa-bangsa yang masih dirongrongnya.

Di Amerika Latin, Paus Fransiskus ikut menggaungkan bahayanya. Dalam lawatannya di tiga negara—Ekuador, Bolivia, dan terakhir di Paraguay—pekan kemarin, Paus yang berusia 78 tahun itu sempat berpidato di depan sekitar 5.000 orang di stadion kecil di ibu kota Asuncion untuk mengingatkan bahaya korupsi yang masih menjangkiti sejumlah negara di Amerika Selatan.

Sabtu lalu, Paus mengatakan, korupsi ibarat "borok masyarakat". Hanya Paus tak ingin menyinggung tuan rumah dan mengatakan, ini memang penyakit kambuhan yang melanda masyarakat di berbagai penjuru dunia.

Seperti dikutip kantor berita AFP (JP, 13/7), selain menyebut bahaya korupsi, Paus juga menyerukan diakhirinya kemiskinan, yang ia sebut sebagai endemik di benua kelahirannya. Paus juga mengingatkan bahwa penciptaan kekayaan (kemakmuran) seharusnya "tidak hanya untuk menguntungkan segelintir orang". Hal itu seharusnya untuk setiap warga negara tanpa kecuali.

Paus mendesak agar pemimpin politik tidak "mengorbankan kehidupan manusia di atas altar uang dan keuntungan". "Di ekonomi, di bisnis, dan di politik, apa yang harus muncul pertama dan paling penting adalah insan manusia dan lingkungan di mana ia hidup," tambahnya.

Satu hal lain yang disampaikan Paus Fransiskus di Asuncion adalah soal ideologi, yang dinilainya berakhir buruk, tidak bermanfaat, dan tidak mempertimbangkan manusia. "Lihatlah apa yang terjadi dengan ideologi di abad kemarin. (Ideologi) hanya berakhir dengan kediktatoran, selalu," kata Paus.

Tiga hal yang diangkat Paus dalam rangkaian pidatonya di tiga negara Amerika Latin tersebut baik kita renungkan mengingat relevansinya yang tinggi, tidak saja di negara kita, tetapi juga di banyak negara lainnya.

Terkait korupsi, beberapa waktu terakhir kita merasa seperti telah berjalan di jalan yang benar dan memperlihatkan keberhasilan. Namun, seperti kita saksikan akhir-akhir ini, upaya rintisan tersebut tampak terseok jalannya. Tentang kemiskinan, kita pantas merasa khawatir seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi. Besar kemungkinan, angka 30 juta warga yang dulu sering disebut hidup di bawah garis kemiskinan kini telah bertambah jumlahnya.

Pemerintah di sejumlah negara kini mendapat ujian berat karena kesulitan ekonomi—seperti terlihat parah di Yunani—terjadi di berbagai tempat di dunia. Dalam lilitan masalah ini, memang tak terdengar politisi bicara ideologi. Mungkin mereka telah mengakui apa yang dinyatakan oleh Paus, ideologi—apakah itu kapitalisme atau komunisme— terbukti tak mampu lagi menyejahterakan rakyat.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 14 Juli 2015, di halaman 6 dengan judul "Gaung Pesan Paus di Amerika Latin".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger