Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 04 Juli 2015

TAJUK RENCANA: Memaknai Revisi Pertumbuhan (Kompas)

Pemerintah kembali merevisi target pertumbuhan ekonomi 2015 di tengah berkembangnya wacana perombakan kabinet dan krisis Yunani.

Revisi ini yang kedua setelah Mei lalu Kementerian Keuangan mengubah target pertumbuhan menjadi 5,4 persen. Pada 2 Juli, target direvisi menjadi 5,2 persen.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015, target pertumbuhan ekonomi disepakati 5,7 persen. Namun, triwulan I-2015 ekonomi tidak tumbuh seperti harapan. Sementara pengusaha mengeluhkan pertumbuhan ekonomi belum membaik pada triwulan kedua.

Presiden memanggil sejumlah ekonom untuk mendapat masukan mengenai kondisi perekonomian dan langkah-langkah konkret untuk perbaikan.

Revisi pertumbuhan akan berdampak langsung pada turunnya kemampuan membuka lapangan kerja baru untuk menampung pertambahan penduduk usia kerja. Dampak berikutnya, turunnya daya beli masyarakat dan berkurangnya peluang mobilitas vertikal masyarakat.

Yang harus diperhatikan, kemungkinan bertambahnya jumlah orang miskin karena mereka yang berada pada batas miskin kembali masuk ke dalam kelompok miskin. Ini dapat terjadi di perkotaan dan perdesaan, apalagi diperkirakan terjadi kemarau panjang akibat fenomena iklim El Nino.

Di sisi lain, potensi Indonesia masih baik. Bank Dunia menyebut Indonesia punya kekenyalan ekonomi lebih baik dibandingkan dengan negara ekonomi bertumbuh lain di tengah pelambatan ekonomi dunia. Ekonomi Brasil, misalnya, menyusut 1-2 persen dengan inflasi sekitar 8 persen dan ekonomi Rusia diprediksi terkontraksi 3,5-4 persen.

Pada tataran mikro, banyak hal memerlukan perbaikan segera. Para pengusaha mengeluhkan sejumlah kebijakan dan peraturan pemerintah tidak sinkron, tidak melindungi investasi dalam negeri, dan mengurangi daya saing. Karena itu, pemerintah perlu fokus mencari kebijakan jangka pendek dan menengah yang tepat.

Pada jangka pendek yang dapat segera diperbaiki adalah persepsi kekompakan dan kemampuan menjalankan manajemen pemerintahan. Akan sangat membantu jika tidak terjadi kegaduhan politik tidak perlu, yang beberapa kali dipicu pernyataan elite pemerintahan, mempercepat realisasi proyek infrastruktur, dan belanja daerah.

Pada jangka menengah, pemerintah menyusun prioritas industri yang menyerap tenaga kerja dan berbahan baku lokal. Strategi industrialisasi belum terlihat, padahal pelemahan ekonomi kita disebabkan ketergantungan sangat tinggi pada ekspor komoditas.

Saat ini, berkembang wacana perombakan kabinet. Jika tujuannya memperbaiki kinerja pemerintahan untuk mendorong ekonomi tumbuh sesuai potensinya, penggantian anggota kabinet harus benar-benar berdasarkan kompetensi tanpa beban politik, apalagi untuk bidang ekonomi. Jika hasil perombakan tak sesuai dengan harapan pasar, taruhannya adalah kredibilitas pemerintah.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 Juli 2015, di halaman 6 dengan judul "Memaknai Revisi Pertumbuhan"

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger