Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 02 September 2015

TAJUK RENCANA: Eropa Diusulkan Atasi Penyebabnya (Kompas)

Australia menyerukan agar lebih banyak negara Eropa melibatkan diri dalam serangan udara terhadap milisi Negara Islam di Irak dan Suriah.

Seruan yang dilontarkan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop, Senin (31/8), itu menarik untuk disimak. Oleh karena dengan mengajak lebih banyak negara Eropa melibatkan diri dalam serangan udara terhadap milisi Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS), Australia mengajak negara-negara Eropa itu memecahkan persoalan di hulu.

Sepak terjang milisi NIIS menjadi salah satu penyebab mengalirnya pencari suaka ke Eropa. Dengan menghentikan sepak terjang NIIS, diharapkan aliran pencari suaka ke Eropa, seperti yang terjadi saat ini, juga akan terhenti.

Saat ini, hanya beberapa negara Eropa yang terlibat dalam koalisi serangan udara terhadap posisi milisi NIIS di Suriah dan Irak, yakni Inggris dan Perancis. Dalam kaitan itulah Australia mengajak lebih banyak negara Eropa bergabung dalam serangan udara terhadap milisi NIIS.

Bishop menegaskan, lebih dari 40 persen orang yang saat ini mencari suaka di Eropa berasal dari Suriah. Dan, milisi NIIS menjadi salah satu penyebab mengalirnya pencari suaka ke Eropa. Itu sebabnya, untuk mengatasi krisis pencari suaka yang melanda Eropa itu, sepak terjang milisi NIIS itu harus dihentikan.

Kita tertarik pada usulan yang dilontarkan oleh Australia itu. Bukan semata-mata pada usul agar lebih banyak negara Eropa harus bergabung dalam serangan udara terhadap milisi NIIS, melainkan lebih pada hakikat di balik usul itu, yakni agar pemecahan masalah pencari suaka diselesaikan di hulu, di negara asal para pencari suaka itu.

Penanganan masalah pencari suaka itu lebih mudah dilakukan di negara asalnya, atau di kamp-kamp pengungsi di wilayah perbatasan dengan negara-negara yang berdekatan, ketimbang menanganinya di hilir, di negara-negara Eropa.

Ketika para pencari suaka itu sampai di Eropa, penanganannya jauh lebih sulit dan rumit. Mengingat, ketika sampai di Eropa, para pencari suaka sudah melalui perjalanan yang sangat berat sehingga bagi mereka pilihannya hanya hidup atau mati. Keadaan menjadi lebih parah karena banyak orang menyelundupkan pencari suaka itu ke Eropa dengan imbalan uang yang tidak sedikit.

Negara-negara Eropa kewalahan dengan gelombang pencari suaka asal Timur Tengah yang terus berdatangan. Padahal, ada batas maksimum pencari suaka yang dapat diterima oleh tiap-tiap negara Eropa. Sisanya terpaksa dipulangkan atau ditempatkan di negara ketiga melalui kerja sama internasional. Namun, prosesnya memerlukan waktu yang panjang. Dalam kaitan itulah, usul Australia untuk menghentikan mengalirnya pencari suaka di hulu menarik dipertimbangkan.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 September 2015, di halaman 6 dengan judul "Eropa Diusulkan Atasi Penyebabnya".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger