Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 04 Mei 2016

Sebut Saja Koruptor Maling//Tanggapan PT Pos Indonesia//Tertinggal di Emirates Airlines//Ponsel Rusak (Surat Pembaca Kompas)

Sebut Saja Koruptor Maling

Hampir tidak ada efek jera bagi pelaku korupsi. Dari hari ke hari mereka bahkan semakin menjadi, baik di pemerintahan, badan legislasi, maupun penegak hukum. Ibarat teori Robert Malthus, Komisi Pemberantasan Korupsi ngos-ngosan dengan capaian deret hitung, sementara koruptor muncul bak deret ukur.

Secara umum korup diartikan sebagai suka menilap/mencuri barang atau sesuatu untuk kepentingan pribadi. Istilah yang hampir sama ialah maling. Entah bagaimana kedua istilah yang hampir sama itu digunakan untuk dua obyek yang berbeda. Korup lebih menunjuk kepada pelaku strata elite, sementara maling kepada strata rakyat biasa, meski tidak jarang pelaku-pelaku korup itu tadinya juga berasal dari masyarakat awam yang karena berbagai hal (nasib baik, manipulasi kekuasaan, dan lain lain) menjelma jadi elite.

Berhubung para koruptor ini sudah sangat-sangat keterlaluan, kita perlu segera menghukum mereka secara sosial. Kalau istilah koruptor selama ini tidak mempan, gunakan saja istilah yang hampir sama tadi: maling.

Mudah-mudahan istilah itu bisa memberi efek jera, terutama melalui efek psikologisnya bagi para koruptor/calon koruptor. Mereka akan lebih malu disebut tersangka/terdakwa maling dan dijatuhi hukuman sebagai maling.

NASRUL IDRIS

Kelurahan Jati Cempaka, Pondok Gede, Bekasi

Tanggapan PT Pos Indonesia

Sebelumnya kami mengucapkan terima kasih atas surat Bapak Munadi yang dimuat di Kompas, (Sabtu, 23/4), dengan judul "Kecewa pada Layanan Pos".

Menanggapi keluhan tersebut, Manajemen Kantor Pos Jakarta Timur telah membayarkan kembali uang wesel pos prima senilai Rp 500.000 kepada pengirim atas nama Munadi dengan alamat Tegalrejo, RT 001 RW 006, Desa Ngesrep, Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Saat mengirim wesel pos, yang bersangkutan beralamat di Jakarta Timur.

Atas nama PT Pos Indonesia, kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan ini dan kami sangat menghargai masukan dari Bapak Munadi untuk meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan kami.

AGUNG PURWANTO

Manajer Sekretariat PT Pos Indonesia

Tertinggal di Emirates Airlines

Pada 9 April 2016, kami bertiga dengan Emirates Airlines dari Seattle kembali ke Jakarta. Ketika transit di Dubai, 10 April, kami membeli dua scarf merek SF seharga 582 dollar AS.

Dari Dubai kami naik penerbangan EK 0368 dengan nomor kursi 19A, B, C. Saat masuk pesawat, pramugari meminta tas kertas yang berisi scarf untuk diletakkan di kabin belakang kursi kami. Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta tas tersebut tertinggal dan pramugari juga tidak mengingatkan kami.

Kami segera melapor (dalam waktu satu jam) ke bagian Lost & Found Soekarno-Hatta dan Dubai. Namun, rupanya tidak ada itikad baik dari pramugari dan barang tersebut tidak kembali.

HY BUDI PRAKOSO

Jl HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat

Ponsel Rusak

Pada 10 April 2016, saya membeli telepon seluler Lenovo P1M di salah satu toko ponsel di ITC Kuningan. Namun, pada 24 April ponsel mati total.

Saya mencoba untuk menghidupkan dan juga mengisi baterainya, tetapi tetap tidak menyala. Saat itu juga saya langsung membawa ponsel tersebut ke pusat layanan Lenovo di Mall Ambassador. Di situ saya diterima layanan pelanggan bernama Selly. Ia menyampaikan bahwa ponsel masih dalam masa garansi. Perbaikan diperkirakan tiga minggu dan ada risiko kehilangan data.

Dari sejak pertama memiliki ponsel dan kemudian berulang kali ganti ponsel dari merek Nokia hingga Samsung, tidak pernah terjadi hal seperti ini. Saya memutuskan membeli ponsel Lenovo P1M karena kapasitas baterai hingga 4.000 mAH. Namun, apalah arti kapasitas baterai yang besar jika hanya berumur dua minggu dan ada risiko kehilangan data pula.

Saya mohon kepada pihak Lenovo agar mengevaluasi dan meningkatkan kontrol kualitas agar tidak merugikan konsumen. Karena saat ini ponsel tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi menjadi pendukung hampir semua aktivitas.

Dengan kejadian ini saya sangat dirugikan karena harus membeli ponsel lagi mengingat estimasi waktu perbaikan yang panjang, sementara aktivitas saya sangat membutuhkan ponsel.

SATRIO HENDARTONO

Taman Galaxi, Kota Bekasi, Jawa Barat

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 Mei 2016, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger