Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 01 Juni 2016

TAJUK RENCANA: Wacana Tanggal Lahir Pancasila (Kompas)

Ada dua titik krusial menyangkut wacana tentang tanggal lahir Pancasila, antara 1 Juni 1945 atau 18 Agustus 1945.

Konkretnya, antara ketika Ir Soekarno menyampaikan pertama kali Pancasila di depan Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau ketika Pancasila disahkan dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 18 Agustus 1945.

Menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dua titik krusial itu menjadi pertimbangan penting rancangan peraturan presiden tentang penetapan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila sekaligus hari libur nasional. Penetapan tanggal 1 Oktober di zaman Soeharto sebagai Hari Kesaktian Pancasila merupakan mistifikasi Pancasila.

Banyaknya buku yang mengupas Pancasila dari berbagai sudut dan disiplin ilmu dan eksisnya lembaga-lembaga studi Pancasila menunjukkan apresiasi dan semangat untuk menghidupkan, merevitalisasi, dan membumikan Pancasila dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Mewujudkan pesan luhur dalam Pancasila tidak mudah karena gampang terbelokkan oleh kepentingan sempit ataupun gempuran arus globalisasi. Pidato Presiden Joko Widodo dalam peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2015 menegaskan bahwa tanpa perjuangan, pesan Pancasila tidak akan terjelma dalam realitas.

Merunut eksistensi Pancasila sejak Indonesia merdeka sampai saat ini terpapar warna-warni perjuangan yang sarat kepentingan politik praktis, utamanya menonjol ketika Indonesia di bawah kekuasaan Orde Baru. Selain Pancasila dijejalkan sebagai indoktrinasi, di saat yang sama merajalela tindakan dan perilaku yang bertolak belakang dengan nilai Pancasila.

Apa yang sudah terjadi kita tempatkan sebagai bagian dari historisitas jatuh-bangun perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita tidak ingin mengulangi model penataran, model pencangkokan yang berakhir dengan jurang antara pengetahuan/penghayatan dengan tindakan, bahkan mistifikasi yang jauh dari jiwa rasional Pancasila. Kita ingin menjadikan Pancasila sebagai acuan perilaku sehari-hari tidak hanya kognitif, tetapi juga praksis.

Setelah Reformasi, kosakata Pancasila hilang dari pidato pejabat. Pancasila nyaris dilupakan, padahal dihargai sebagai temuan besar bangsa Indonesia. Hasil galian brilian Ir Soekarno antara 1934-1938 di Ende itu menabalkan sosok Soekarno sebagai ideolog negara (the state ideologist).

Peraturan presiden 1 Juni sebagai tanggal lahir dan Hari Pancasila niscaya jauh dari pengaburan fakta historis atau mistifikasi Pancasila. Penetapan itu jadi momentum menyegarkan semangat membumikan rasionalitas Pancasila dalam kehidupan konkret, aktual, dan bermasa depan, yang diproses lewat pendidikan dan praksis hidup sehari-hari.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 1 Juni 2016, di halaman 6 dengan judul "Wacana Tanggal Lahir Pancasila".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger