Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 23 Juli 2018

Calon Presiden yang Muda//Laporan Kinerja Perguruan Tinggi (Surat Pembaca Kompas)


Calon Presiden yang Muda

Pada tahun 2019 kita mengadakan pemilihan presiden. Hingga sekarang yang hangat dibicarakan sebagai calon presiden adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Kami selaku generasi berusia 75 tahun ke atas menunggu calon presiden lain dari angkatan muda. Partai politik diharapkan menggembleng kader-kadernya sehingga pantas menjadi calon presiden.

Dengan demikian, pemilihan presiden akan "lebih berwarna"; usia bervariasi 40-an dan 50-an; tidak statis dan monoton. Apa bisa, ya?

Titi Supratignyo Tangerang Selatan


Laporan Kinerja Perguruan Tinggi

Laporan pemimpin perguruan tinggi pada acara dies natalis jamak berisi capaian institusi perguruan tinggi dalam kurun waktu setahun yang sudah lampau. Capaian-capaian tersebut akan dilengkapi dengan tingkat kesesuaian atau penyimpangan terhadap target yang sudah dicanangkan.

Kata kunci yang menonjol pada laporan dies natalis antara lain terkait dengan ketampakan institusi perguruan tinggi pada level nasional maupun internasional. Ukuran-ukuran yang digunakan adalah publikasi yang diakui (terindeks), pertukaran gagasan (professor exchange) secara internasional, dan jumlah paten yang diraih.

Secara sepintas akan terlihat adanya pengingkaran terhadap sains, yang mana ia akan berangkat dari adanya masalah yang harus diselesaikan dengan mengikuti kaidah ilmiah yang disepakati.

Fokus masalah apa yang harus diselesaikan oleh akademisi di perguruan tinggi masih menjadi bahan diskusi yang tidak kalah ramai: apakah akademisi hanya bertugas menyelesaikan masalah pada tataran kajian teori atau harus memberikan solusi praktis untuk permasalahan yang sedang mengemuka. Yang jelas, bangsa dan negara memiliki permasalahan yang memerlukan penyelesaian untuk meningkatkan harkat dan martabat masyarakat.

Mungkinkah pola penyajian laporan pemimpin perguruan tinggi pada acara dies natalis dilengkapi dengan informasi mengenai sumbangan perguruan tinggi terhadap alternatif solusi permasalahan yang sedang dihadapi bangsa dan negara?

Jika dilacak, semua penelitian yang dilaksanakan oleh para akademisi di perguruan tinggi tentu punya kaitan dengan masalah yang ada saat ini.

Sebagai contoh, persoalan bagaimana meningkatkan produksi hasil pertanian yang memperhatikan kelestarian alam dan lingkungan. Tentu saja dapat dijumpai berbagai penelitian yang memiliki keterkaitan dengan masalah tersebut di banyak perguruan tinggi. Pada gilirannya capaian yang dilaporkan pada acara dies natalis adalah seberapa banyak publikasi, paten, dan pertukaran gagasan yang dilakukan terkait dengan penelitian tersebut.

Model pelaporan capaian perguruan tinggi dalam acara dies dengan cara menyajikan nilai kontribusi terhadap penyelesaian masalah yang ada pada masyarakat akan jadi jembatan bagi proses pertanggungjawaban publik. Ringkasan laporan pemimpin perguruan tinggi pada acara dies kemudian disampaikan kepada masyarakat melalui media massa yang mudah dijangkau khalayak ramai.

Masyarakat bisa lebih mudah memahami sejauh mana institusi perguruan tinggi sudah terlibat dalam proses penyelesaian masalah, melengkapi tugas institusi perguruan tinggi mendidik dan mengembangkan mahasiswa.

Memang akan ada kemungkinan bahwa bisa jadi sumbangan perguruan tinggi dalam penyelesaian masalah yang ada masih rendah. Namun, sebagai bagian dari pertanggungjawaban publik, itu akan lebih baik daripada tak ada informasi sama sekali mengenai kiprah perguruan tinggi dalam pencarian solusi masalah bangsa.

Lebih dari itu, laporan capaian dengan menyajikan sumbangan terhadap penyelesaian masalah bangsa akan menunjukkan warna khas dan kekuatan tiap perguruan tinggi pada bidang-bidang fokusnya.

Pertanyaan besar mengenai bagaimana sumbangan perguruan tinggi terhadap kemajuan bangsa dan negara tentu saja juga tak akan terjawab dengan membuat model pelaporan seperti itu. Namun, setidaknya, cara itu dapat dijadikan sebagai gambaran minimum dan informasi publik bahwa institusi perguruan tinggi tak hidup di menara gading.

Ashar Saputra Dosen di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Kompas, 23 Juli 2018

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger