KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Petugas Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengamati daftar calon sementara anggota DPR RI di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (19/9/2018). Penetapan bakal caleg DPR, DPRD dan DPD, hingga bakal capres-cawapres akan diumumkan pada Kamis (20/9/2018).

 

Jajak Pendapat Kompas memperlihatkan mayoritas responden meragukan anggota DPR periode 2014-2019. DPR baru itu sama saja dengan wakil rakyat sebelumnya.

Jajak pendapat itu menunjukkan 68 persen responden meragukan kemampuan anggota Dewan yang baru untuk menolak suap atau korupsi (Kompas, 14/4/2014). Seusai mereka dilantik, pada 22 Desember 2014, harian ini melaporkan, cuma 21,7 persen responden yang menilai citra wakil rakyat yang baru itu baik.

Dalam perkembangannya, wajah anggota parlemen memang tak beranjak. Persepsi masyarakat tetap negatif, apalagi DPR tidak mampu menunjukkan kinerja terbaiknya, terutama dalam pembuatan undang-undang. Selain itu, 11 anggota DPR periode 2014-2019, termasuk (mantan) Ketua DPR Setya Novanto, dijerat Komisi Pemberantasan Korupsi.

Bahkan, hingga menjelang akhir masa jabatannya, kepercayaan masyarakat terhadap anggota DPR periode 2014-2019 tak lebih baik. Dalam menyerap dan menyuarakan suara rakyat, dalam jajak pendapat tahun 2015, sekitar 82,6 persen responden menyatakan tidak puas dan 84,4 persen responden menyatakan tak puas pula dengan kinerja partai politik.

Kondisi lebih baik, tahun ini 35,7 persen responden menyatakan citra DPR saat ini baik dan 80,8 persen responden menyatakan DPR terlalu bertele-tele saat membahas undang-undang (Kompas, 3/9/2018).

Dalam jajak pendapat tahun lalu, 99,1 persen responden menginginkan calon anggota legislatif bersih dari kasus korupsi. Komisi Pemilihan Umum (KPU) menginginkan kondisi itu, tetapi peraturan KPU dibatalkan oleh Mahkamah Agung sehingga eks narapidana korupsi, eks napi bandar narkoba, atau eks napi kasus pelecehan seksual terhadap anak bisa menjadi wakil rakyat.

Masyarakat dalam berbagai percakapan yang ditangkap media terlihat ingin mendapatkan wakil rakyat yang lebih baik sebagai hasil Pemilu 2019. Namun, harapan itu tampaknya sulit terwujud, sebab mengacu data yang diolah Litbang Kompas dari KPU, pada pemilu mendatang tak kurang dari 529 anggota DPR periode ini mencalonkan diri lagi (94 persen), lebih banyak dibandingkan pada pemilu sebelumnya (Kompas, 24/9/2018).

Kecenderungan wakil rakyat petahana yang terpilih kembali pasca-Reformasi 1998 terus meningkat. Bahkan, Pemilu 2014 menghasilkan 40,2 persen anggota DPR merupakan petahana.

Bandingkan dengan hasil Pemilu 1999 yang hanya menghasilkan 19,9 persen anggota legislatif petahana terpilih kembali.

Jika menganalisis data profil calon anggota DPR Pemilu 2019, sulit mengharapkan parlemen hasil pemilu mendatang lebih baik dibandingkan periode 2014-2019. Apalagi, calon yang muncul di Dewan Perwakilan Daerah dan DPRD kurang lebih tidak berbeda banyak dengan periode sebelumnya. Sebagai manusia, memang wakil rakyat dapat menampilkan karya yang lebih baik jikalau diberikan kesempatan kembali.