Belum ada pernyataan atau reaksi atas serangan Israel yang menyasar kepentingan Iran. Diam-diam, Iran melakukan pembicaraan keamanan maritim dengan UEA.
Dengan pesawat tempur F-35 yang baru didapat dari Amerika Serikat, Israel pada Selasa (30/7/2019) menyerang pangkalan militer Ashraf, sekitar 40 kilometer arah timur laut kota Baghdad. Pangkalan militer itu menjadi salah satu pangkalan militer Iran terpenting dan terkuat di Irak.
Israel mengklaim, serangan terhadap Ashraf berhasil melukai sejumlah penasihat militer Iran dan menghancurkan peluncur rudal balistik milik Iran. Untuk menuju Baghdad, pesawat F-35 harus melewati wilayah udara Jordania dan Irak. Namun, kedua negara tidak melakukan protes apa pun, diduga karena radar Jordania dan Irak tidak mendeteksi pesawat supercanggih tersebut (Kompas, 31/7/2019).
Di tengah meningkatnya tensi di sekitar Teluk Persia, Iran berhasil menghidupkan kembali pembicaraan keamanan maritim di kawasan Teluk bersama Uni Emirat Arab. Kedua negara mendiskusikan keamanan batas laut dan lalu lintas kapal, termasuk pergerakan ilegal di kawasan itu.
Para pejabat UEA mengonfirmasi kehadiran delegasi mereka dalam pertemuan di Teheran itu. Padahal, UEA yang selama ini dikenal sebagai pendukung AS amat jarang masuk-keluar wilayah Iran. Pembicaraan keamanan maritim antara UEA dan Iran terhenti sejak 2013.
Di sisi lain, untuk mengurangi ketegangan di kawasan Teluk, Presiden Perancis Emmanuel Macron berbicara dengan Presiden Iran Hassan Rouhani. Menurut Macron, Perancis ingin memastikan semua pihak setuju untuk menurunkan tensi dan mengajak kembali ke meja perundingan.
Macron juga berencana untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela pertemuan puncak G-7 di Biarritz, Agustus nanti. "Peluang baru untuk membahas masalah Iran," tulisReuters, mengutip pernyataan Istana Elysee.
Di tengah upaya diplomasi ini, Israel melakukan provokasi yang sangat berbahaya dengan menyerang pangkalan militer di Ashraf. Apakah tindakan Israel itu semata hanya provokatif atau justru untuk memancing reaksi dari Iran. Iran mungkin tidak akan terprovokasi selama serangan itu tidak menyasar langsung wilayah dan kepentingannya.
Diplomasi oleh Perancis, Jerman, dan Inggris agar semua pihak menaati perjanjian nuklir Iran 2015 harus segera membuahkan hasil, terutama untuk membantu pemulihan ekonomi Iran. Iran dapat terpancing provokasi Israel yang ternyata sudah dua kali melakukan serangan ke Ashraf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar