Pada triwulan III-2019 ekonomi Indonesia tumbuh 5,02 persen secara tahunan, terendah sejak triwulan III-2017 yang mencapai 5,06 persen dan pada triwulan III-2018 sebesar 5,17 persen. Sampai September 2019 secara tahunan ekonomi kita tumbuh 5,04 persen.
Perlambatan pertumbuhan ini tidak hanya terjadi pada Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain. Pertumbuhan ekonomi kawasan ASEAN diperkirakan anjlok menjadi 4,8 persen dari tahun lalu sebesar 5,2 persen.
Walaupun ekonomi kita tumbuh lebih baik dibandingkan dengan kawasan, kita tak boleh berpuas diri. Indonesia memerlukan pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen untuk memberikan pekerjaan berkualitas bagi lebih dari 260 juta penduduk yang sebagian besar berusia produktif di periode bonus demografi yang sedang kita nikmati. Pertumbuhan tinggi perlu dikejar mengingat puncak periode bonus demografi diprediksi hanya akan sampai antara tahun 2030-2035. Setelah itu, penduduk Indonesia akan menua. Di banyak negara—Jepang paling sering disebut—situasi ini memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Sumber-sumber pertumbuhan ekonomi secara umum adalah investasi, konsumsi, serta ekspor atau perdagangan. Menurut data Badan Pusat Statistik, investasi kita turun tajam menjadi 4,21 persen pada triwulan III-2019 (periode 2018 besarnya 6,96 persen). Presiden Jokowi berjanji akan terus menyederhanakan birokrasi untuk menarik investasi meskipun hal ini memerlukan waktu.
Kita masih memiliki peluang dengan mengintensifkan sumber di dalam negeri. Konsumsi masyarakat tumbuh 5,1 persen (periode sama tahun lalu 5 persen), adalah berkah bonus demografi yang harus terus didorong.
Belanja pemerintah dapat digunakan membeli produk dalam negeri. Pemerintah juga perlu menggalakkan kembali gerakan cinta produk Indonesia. Era digital harus mendorong perdagangan antar-daerah di Indonesia, termasuk menggunakan kecerdasan buatan (AI).
Badan usaha milik negara yang selama periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi menjadi ujung tombak investasi melalui infrastruktur didorong menggunakan lebih banyak lagi produk dalam negeri dengan berkolaborasi bersama swasta dalam negeri, terutama di daerah.
Dana desa memiliki potensi besar menumbuhkan ekonomi desa dan memeratakan kesejahteraan bila tepat sasaran, seperti membangun infrastruktur desa.
Di tengah perlambatan ekonomi yang masih membayangi hingga tahun 2020, kita bersyukur telah berhasil menyelesaikan sebagian besar persoalan politik dalam negeri. Pemerintahan yang di dalamnya juga terdapat dua menteri sebagai wakil dari Partai Gerindra diharapkan akan membuat pelaku usaha lebih percaya diri akan stabilitas politik dalam negeri. Ini menjadi modal untuk bersama-sama mengonsolidasi diri dan merebut peluang yang tersedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar