Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 21 Juli 2021

KETAHANAN KELUARGA: Keluarga Benteng Pertahanan Utama Melawan Korona (MARGARETHA ARI ANGGOROWATI)


KOMPAS/SUPRIYANTO

Supriyanto

Kluster keluarga telah menjadi penyumbang besar dalam penyebaran kasus Covid-19. Dikatakan kluster keluarga dapat menularkan 10 kali lebih tinggi dari kluster lainnya. Pada bulan Januari 2021, 40,1 persen penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta disebabkan oleh kluster keluarga. Jika seharusnya keluarga menjadi tempat yang paling aman bagi seseorang maka pada penyebaran virus Covid-19 justru sebaliknya keluarga menjadi wilayah paling berbahaya dalam penularan Covid-19.

Kluster keluarga terjadi ketika anggota keluarga tertular virus Covid-19 saat berada di rumah. Hal ini dapat terjadi karena salah satu anggota keluarga terpapar virus Covid-19 kemudian ia akan menularkan kepada anggota yang lain.

Penularan di dalam keluarga menjadi sangat mudah karena di dalam keluarga sulit untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) setiap saat. Hal ini menjadi lebih cepat terjadi karena sebagian besar keluarga diam di rumah di saat dilakukan pembatasan mobilitas masyarakat, namun di sisi lain masih ada anggota keluarga yang melakukan aktifitas di luar rumah dan berpeluang terpapar virus Covid-19. Saat di dalam rumah, terjadi interaksi antar anggota keluarga secara dekat dan peluang penularan terjadi.

Penularan di dalam keluarga menjadi sangat mudah karena di dalam keluarga sulit untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) setiap saat.

Benteng pertahanan 

Melakukan isolasi permasalahan penularan virus Covid-19 dan pencermatan khusus penanganan penularan dalam kluster keluarga menjadi penting untuk dilakukan. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat. Keluarga menjadi salah satu pusat kekuatan sebuah populasi dan memiliki potensi dalam peningkatan kesejahteraan.

Secara fisik memang keluarga menjadi demikian rawan terhadap penyebaran Covid-19, tetapi dengan "kecerdasan dan komitmen kuat" keluarga maka gempuran virus Covid-19 akan dapat ditahan dalam sebuah benteng pertahanan keluarga. Jika saat ini keluarga menjadi lubang hitam penyebaran Covid-19 maka di sisi lain justru keluarga juga menjadi peluang benteng kekuatan kita untuk melawan penyebaran virus Covid-19.

Menjaga kesehatan keluarga menjadi hal utama dalam memutus rantai penyebaran virus. Vaksin akan membantu bagaimana setiap individu dalam keluarga menjadi lebih kuat terhadap serangan virus Covid-19, tetapi hal utama yang turut menentukan adalah perilaku setiap individu untuk lebih taat dalam menjaga kesehatan.

Komitmen untuk menjaga prokes di dalam dan di luar rumah dan mematuhi seluruh aturan pemerintah harus menjadi bagian dari kesepakatan di dalam keluarga. Komitmen di dalam keluarga diharapkan akan lebih mudah dibangun jika dibandingkan dengan berbagai himbauan dari luar baik pemeritah maupun masyarakat.

Kesadaran untuk melindungi sesama anggota keluarga diharapkan dapat menumbuhkan motivasi setiap orang untuk ketat menjaga prokes di mana pun berada. Jika ada salah satu keluarga terpapar virus Covid-19 diharapkan keluarga menjadi pihak pertama yang mengawal dan terus membantu seseorang melewati masa-masa perjuangan untuk pulih sesuai protokol dan aturan yang ada.

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Warga yang terkonfirmasi Covid-19 menunggu bus sekolah uuntuk menjalani perawatan di RT 03 RW 03 Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (21/5/2021). Lebih dari 80 orang di RT tersebut terkonfirmasi Covid-19.

Menopang keluarga

Penanganan terhadap tiap individu dalam masa penyebaran virus Covid-19 secara langsung oleh pemerintah akan sangat memberatkan. Upay luar biasa oleh pemerintah sudah dilakukan dengan melakukan pelayanan kesehatan yang maksimal, vaksin, dan lain-lain. TNI/Polri dikerahkan untuk membantu melakukan layanan kesehatan, pemberian vaksin, menjaga keamanan pelaksanaan pada masa pembatasan dan sebagainya.

Peran pemerintah seharusnya dapat dilakukan untuk menjaga utamanya pada level keluarga. Setiap keluarga kemudian menjaga seluruh anggota keluarganya. Peran-peran dalam keluarga harus dioptimalkan. Hanya pada keluarga-keluarga tertentu dengan kondisi terbatas pemerintah kemudian turun tangan secara langsung.

Keluarga harus dapat memahami apa saja yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan seluruh keluarga dari penyebaran virus Covid-19. Bagi keluarga terdampak dapat memahami kebutuhannya dan mengkomunikasikan dengan mengakses berbagai layanan yang sudah disediakan pemerintah.

Keluarga harus dapat memahami apa saja yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan seluruh keluarga dari penyebaran virus Covid-19.

Lingkungan terkecil seperti RT dan RW sampai saat ini sudah banyak bergerak untuk membantu warganya. Keterbukaan dan komunikasi setiap keluarga kepada lingkungan setempat menjadi kunci kemampuan tiap keluarga untuk menjadi berdaya. Sampai saat ini mungkin masih banyak keluarga yang tergagap-gagap dalam menghadapi pandemi Covid-19. Mereka tidak tahu harus bagaimana dan harus kemana ketika di keluarga mereka ada yang terkena dampak dari berbagai sisi.

Secara teknis peran pemerintah dalam mendampingi keluarga dapat dibagi sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dari setiap kementerian lembaga. Peran ini kemudian akan berinteraksi ke masyarakat melalui mekanisme perangkat desa yang sudah sampai ke level terkecil yaitu RT. Sebagai contoh BKKBN dimana salah satu tupoksi BKKBN adalah pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan tingkat nasional dalam pembangunan keluarga melalui ketahanan dan kesejahteraan keluarga", dapat ambil bagian secara khusus.

Diperlukan perluasan peran BKKBN untuk membantu memberdayakan keluarga agar menjadi kuat dan tangguh di masa pandemi. Para kader BKKBN di setiap RT dapat membantu untuk melakukan sosialisasi dan penjelasan teknis terkait bagaimana menjaga kesehatan keluarga di wilayahnya masing-masing. Hal ini dapat dengan mudah dilakukan melalui jaringan komunikasi digital. Mereka dapat pula diberi peran untuk mengawasi perilaku masyarakat di lingkungan terdekat.

DOK PEMERINTAH KECAMATAN BOJONG

Pemerintah Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah melakukan sosialisasi terkait pembatasan akses masuk Dusun Duren, Desa Kajenengan kepada warga setempat, Jumat (28/5/2021). Di dusun itu, ada 41 orang yang terpapar Covid-19.

Peran Polri juga dapat diperluas tidak hanya melakukan pengawasan langsung di jalan-jalan dan wilayah-wilayah umum tetapi bisa melakukan hal yang lebih luas misal para Polwan bekerja sama dengan ibu-ibu PKK setempat melakukan koordinasi terkait petunjuk teknis apa saja yang harus dilakukan oleh tiap keluarga agar dapat bertahan dalam empasan virus Covid-19.

Pembinaan terhadap keluarga tidak cukup hanya dilakukan dengan berbagai imbauan dan sosialisasi. Imbauan 5M rasanya tidak cukup lagi. Serangan virus Covid-19 yang semakin ganas menuntut adanya kemampuan dan kesadaran tiap keluarga untuk memproteksi secara kuat keluarganya masing-masing. Apa yang harus dilakukan dana apa yang tidak boleh dilakukan.

Serangan virus Covid-19 yang semakin ganas menuntut adanya kemampuan dan kesadaran tiap keluarga untuk memproteksi secara kuat keluarganya masing-masing.

Pengetahuan ini harus diberikan dalam sebuah petunjuk teknis yang jelas dan secara simultan diawasi pelaksanaannya oleh pihak-pihak yang diberi wewenang. Keluarga tidak sekadar tahu bahwa harus pakai masker dan cuci tangan, tetapi mereka harus bisa mencermati kondisi kesehatan anggota keluarganya masing-masing khususnya jika menunjukkan gejala-gejala ke arah infeksi virus Covid-19.

Setelah mengetahui maka kemudian memahami apa yang harus dilakukan untuk segera memberi dukungan dan bantuan kepada anggota keluarganya. Hal ini menjadi sangat penting agar tidak semua mereka yang bergejala dikirim kepada rumah sakit dan di sisi lain mereka juga dapat menghindari dan mampu memproteksi anggota keluarga lain agar tidak tertular. Jika mereka membantu anggota keluarga tanpa pengetahuan yang cukup maka isolasi mandiri yang dilakukan justru menjadi kluster baru penularan.

Baca juga: Meningkatkan Ketahanan Keluarga

Pemahaman dan kemampuan keluarga dalam menghadapi pandemi Covid-19 harus segera diperkuat. Keluarga menjadi sumber kekuatan utama untuk menghadapi Covid-19. Penguatan keluarga harus dilakukan sekuat mungkin dalam masa distribusi vaksin dilakukan. Menahan kekuatan selama menuju tercapainya kekebalan komunal menjadi titik kritis. Pada titik inilah peluang kerjasama antara pemerintah dan setiap keluarga akan terbuka dalam sebuah proses penyelamatan di masa pandemi.

Sudah saatnya setiap keluarga Indonesia semakin kuat, bertumbuh dan berkembang walau harus dibentuk dengan melewati masa-masa sulit pandemi Covid-19. Meraih berkah dan memaknai setiap pengalaman adalah guru terbaik bagi setiap keluarga untuk terus berjuang. Jangan bebankan semua kepada usaha pemerintah. Setiap keluarga adalah berdaya.

Margaretha Ari AnggorowatiStatistisi Ahli Madya BPS, Dosen Polstat STIS 


Sumber: Kompas.id - 19 Juli 2021


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger