Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 29 Desember 2010

Teladan Maskulinitas Yesus

Saya pikir Gereja Katolik perlu menunjukkan maskulinitasnya, jangan hanya feminitasnya (kasih dan kelembutan). Yesus sendiri pernah dengan tegas dan keras mengusir pedagang di bait Allah demi membela fungsi sejati Bait Allah.

Untuk konteks Indonesia, harus ada laskar-laskar hukum atau politisi (DPR/Birokrat) Katolik dan Kristen yang bersatu dengan mereka yang berkehendak baik (islam moderat) membela kebenaran hukum. Mereka inilah melalui berbagai jalur menyuarakan upaya kesetaraan dan keadilan bagi semua WNI (semua sama di hadapan konstitusi)

Gereja Katolik harus mendukung para laskar tersebut dalam bentuk ide dan dukungan moral, tanpa alergi dengan yang namanya (politisi atau PNS).

Maskulinitas alias ketegasan Yesus adalah sesuatu yang sejati membela kebenaran iman.
Semoga.

Salam,
PS
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Laser Mengurangi Konsenterasi TIM GARUDA

Ternyata laser ternyata berpengaruh terhadap TIMNAS GARUDA ketika bermain di Stadiun Bukit Jalil Malaysia. Tim Garuda kalah setelah dicurangi suporter Malaysia dengan Laser dan Petasan.

Hal ini terbukti, Timnas Garuda Indonesia bisa mengalahkan Harimau Malaya dari Malaysia di stadion Gelora Bung Karno dengan skor 2-1.

Selain 2 gol, peluang untuk menggolkan ke gawang Malaysia cukup banyak, ada ± 4 kali (tendangan gawang, tendangan langsung).

Kemenangan Malaysia tidak terhormat. Tim Garuda Indonesia memperoleh Runner-up dengan terhormat. Bravo Tim Garuda Indonesia.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Politisasi Sepak Bola

Euforia berlebihan. Itulah suasana sebelum pertandingan sepab bola antara Tim Garuda Indonesia melawan Tim Harimau Malaya dari Malaysia paga leg I pada 26 Desember 2010 di Stadion Bukit Jalil Kuala Lumpur Malaysia. Berlebihan, karena politisi entah dari Partai Golkar atau partai Demokrat, sudah memberi hadiah atau mencampuri pertandingan dengan menganjurkan memakai pita hitam.

Demikian pula media massa, terlalu gembar-gembor memberitakan Timnas Garuda, seolah-olah sudah pasti menang. Mereka diwawancarai, para tokoh tertentu mengajak makan di tempat mewah.

Belum lagi tokoh agama tertentu mengajak Timnas Garuda ber-istighotsah dalam rangka persiapan pertandingan.

Namun hasilnya? Setelah euforia berlebihan, maka semua tokoh politisi, tokoh agama, dan lain-lain, langsung menerima hasil yang jauh dari harapan, hasil yang menyesakkan dada, semua langsung merasa kecewa. Euforia langsung berbalik jadi kesedihan dan kegagalan.

Dengan politisasi berbagai tokoh, membuat para personil Timnas Garuda mendapat beban berat untuk melawan Timnas Malaysia.


Sedangkan Tim Malaysia yang bebas dari politisasi dan campur tangan siapapun dapat bermain dengan percaya diri.

Meskipun ada insiden kecil seperti laser dan petasan, tidak terlalu signifikan untuk membuat kalah.
Powered By Blogger