Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 24 Juli 2013

Ancaman Jaringan Poso (Tajuk Rencana Kompas)

Aktivitas jaringan teroris eks Poso digambarkan merajalela, seperti terlihat dalam kasus penyergapan awal pekan ini di Tulungagung, Jawa Timur.
Kepolisian mengungkapkan, dua terduga teroris asal Poso, Sulawesi Tengah, tewas tertembak dalam penyergapan, awal pekan ini, di Tulungagung. Kenyataan itu menggambarkan betapa jangkauan operasi kelompok teroris eks Poso sudah melebar jauh. Bahkan kepolisian mengungkapkan, selama tiga bulan, teroris asal Poso tersebut berpindah-pindah di Jawa Timur, dari Surabaya, Lamongan, Magetan, hingga Tulungagung.

Upaya pengejaran terhadap kaum teroris menjadi sulit karena mereka begitu cepat bergerak dan berpindah tempat, malah sering kali jauh lebih gesit ketimbang langkah aparat penegak hukum. Tidak jarang aparat keamanan dibuat frustrasi karena terkecoh oleh manuver kaum teroris. Tantangan aparat memang tidak kecil dalam menghadapi aktivitas dan membongkar jaringan kaum teroris. Namun, kasus penyergapan di Tulungagung, awal pekan ini, kembali memperlihatkan kemampuan aparat keamanan untuk menggulung jaringan teroris.

Sudah berkali-kali dilaporkan bagaimana aparat keamanan kepolisian menyergap, menangkap, menahan, bahkan menembak kaum teroris. Namun, di sisi lain, semakin terlihat pula betapa sulitnya menuntaskan persoalan ancaman terorisme. Tidak sedikit yang bergumam, mengapa masalah terorisme tidak habis-habisnya di Indonesia. Belum surut berita penyergapan jaringan terorisme yang satu, sudah muncul lagi peristiwa baru. Sejumlah upaya pencegahan dan penangkalan seakan belum terlalu efektif menghentikan ancaman terorisme.

Atas pertimbangan itu, perlu upaya lebih serius dan terpadu lagi menghadapi ancaman terorisme yang semakin kompleks di Indonesia. Kelengahan dalam mengantisipasi bahaya terorisme akan membawa bangsa Indonesia dalam pusaran kesulitan yang lebih rumit. Sekadar ilustrasi, bagaimana Pakistan terjebak dalam pusaran kekerasan oleh aksi teror yang dilakukan beberapa kelompok ekstremis yang bekerja sama dengan jaringan Al Qaeda.

Pemerintah Pakistan terus melakukan operasi pengejaran kaum ekstremis dan jaringan Al Qaeda, tetapi tantangan yang dihadapi sangat berat. Negara itu semakin jauh terjebak dalam gelombang kekerasan, yang mengganggu kehidupan normal masyarakat dan pemerintahan.

Pakistan termasuk negara yang dinilai gagal, sekurang-kurangnya sampai sekarang, dalam mengatasi ancaman terorisme. Sejumlah negara di Afrika juga menghadapi kegagalan serupa menghadapi ancaman bahaya terorisme, yang merupakan fenomena global.

Dalam menghadapi ancaman teroris, bangsa Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan dan upaya keras mengatasi bahaya terorisme sebagai kejahatan kemanusiaan. Upaya keras aparat keamanan perlu didukung seluruh komponen bangsa, tanpa terkecuali.

(Tajuk Rencana Kompas, 24 Juli 2013)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger