Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 02 Juli 2013

Pasca-kenaikan Harga BBM (Kompas)

Saat pemerintah merencanakan kenaikan harga bahan bakar minyak, yang terasa kurang disiapkan adalah dampaknya pada harga pangan dan inflasi.
Dampak kenaikan harga BBM yang paling memengaruhi kehidupan rakyat banyak adalah harga pangan dan biaya transportasi. Keduanya saling memengaruhi. Biaya transportasi memengaruhi biaya angkut sarana produksi dan produk pangan. Begitu juga sebaliknya.

Transportasi umum yang murah dan aman adalah alternatif terbaik daripada kendaraan pribadi. Karena itu, pemerintah pusat dan daerah harus mendorong segera terwujudnya transportasi publik yang andal, terutama di Jakarta sebagai ibu kota.

Dari sisi pangan, laporan Kompas dari sejumlah kota memperlihatkan lonjakan harga yang cukup tinggi, terutama daging sapi dan ayam, cabai, serta bawang merah.

Badan Pusat Statistik, Senin (1/7), melaporkan, inflasi pada Juni 1,03 persen sehingga inflasi Januari-Juni 2013 sebesar 3,35 persen. Inflasi tertinggi pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang disebabkan kenaikan harga bensin, yaitu 3,8 persen, disusul kelompok bahan makanan 1,17 persen, sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,67 persen.

Inflasi yang cukup tinggi itu sudah diperkirakan terjadi. Namun, inflasi pada Juni belum menggambarkan dampak sebenarnya kenaikan harga BBM karena kenaikan terjadi sepekan terakhir bulan lalu. Diperkirakan, inflasi pada Juli lebih tinggi lagi. Selain merekam lebih utuh dampak kenaikan harga BBM, minggu kedua Juli juga memasuki bulan puasa. Biasanya inflasi pada bulan puasa dan saat Lebaran akan tinggi sebab masyarakat mengeluarkan dana lebih banyak untuk makanan dan kebutuhan lain.

Setelah bantuan untuk orang miskin disalurkan, tugas pemerintah adalah segera menangani dampak kenaikan harga terhadap masyarakat berpendapatan tetap rendah dan menengah.

Pemerintah harus fokus meningkatkan produksi pangan melalui perbaikan infrastruktur pedesaan, antara lain irigasi, jalan, dan listrik. Dananya sudah disiapkan sebagai kompensasi kenaikan harga BBM, tinggal pelaksanaan di lapangan. Namun, itu harus dibarengi peningkatan akses petani, nelayan, dan peternak pada kredit, serta penerapan inovasi dan teknologi untuk meningkatkan produktivitas.

Tugas lainnya adalah meningkatkan produktivitas tenaga kerja, yaitu memberikan pekerjaan bagi yang tidak bekerja atau bekerja di bawah kapasitas, termasuk petani dan nelayan. Investasi harus diarahkan pada bidang yang menyerap sebanyak mungkin tenaga kerja seraya menyertakan inovasi dan teknologi. Pada saat bersamaan, harus ada pelatihan bagi tenaga kerja agar produktivitas meningkat sehingga penghasilan bertambah dan pengusaha tidak terbebani kenaikan harga BBM.

Hanya dengan pendekatan menyeluruh, tantangan kenaikan harga BBM dapat menjadi peluang meningkatkan produktivitas ekonomi nasional dan berkelanjutan.

(Kompas cetak, 2 Juli 2013)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger