Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 28 Agustus 2013

(Tajuk Rencana Kompas)

Komitmen Amerika Serikat menjual delapan helikopter serbu Apache kepada RI menunjukkan arti penting RI bagi strategi AS di Asia Pasifik, khususnya Asia Tenggara.
Komitmen itu diungkapkan Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel dalam pembicaraannya dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Hagel menambahkan, AS bertekad membantu Indonesia membangun kemampuan militernya. "Sebuah Indonesia yang kuat, baik bagi kawasan ini," ujar Hagel menegaskan.

Kita gembira dengan komitmen AS menjual delapan helikopter serbu Apache kepada kita. Oleh karena dengan adanya komitmen itu, menandakan AS menganggap reputasi TNI dalam persoalan hak asasi manusia sudah baik. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa AS selalu mengaitkan pemberian bantuan militer dengan perlindungan hak asasi manusia.

Dari sesi tanya jawab dalam jumpa pers bersama, Senin (26/8), tampak jelas bahwa Hagel menanyakan penggunaan senjata oleh TNI di Papua dan pelanggaran hak asasi manusia oleh personel Kopassus dalam kasus Lembaga Pemasyarakatan Cebongan. Dan, tampaknya, Hagel dapat menerima penjelasan yang diberikan Purnomo.

Posisi Indonesia di Asia Tenggara semakin penting. Saat berjumpa dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Hagel menegaskan hal itu. Penegasan Hagel itu bukan sekadar basa-basi antara tamu dan tuan rumah. Indonesia penting bagi AS, khususnya dalam menata keseimbangan baru di kawasan. Sikap China yang semakin agresif dalam menyikapi sengketa tumpang tindih klaim wilayah dengan Filipina dan Malaysia di Laut China Selatan membuat peran Indonesia semakin penting.

Sebagai negara yang mempunyai hubungan baik dengan semua negara yang terlibat dalam sengketa tumpang tindih klaim di Laut China Selatan, Indonesia berada dalam posisi yang ideal untuk memediasi. Peran yang dimainkan Indonesia dalam mengupayakan penyelesaian damai di Laut China Selatan diharapkan dapat menurunkan ketegangan dalam hubungan di antara negara-negara yang memiliki tumpang tindih klaim.

AS sangat diuntungkan oleh Indonesia, mengingat dengan hilangnya ketegangan di Laut China Selatan, kemungkinan AS ditarik masuk Filipina ke dalam sengketa wilayah itu menjadi kecil. Bermusuhan dengan China di Laut China Selatan adalah sesuatu hal yang tidak diinginkan AS.

Berbaik-baik dengan Indonesia juga dianggap penting oleh AS. Oleh karena Armada VII AS yang wilayah jelajahnya dari Diego Garcia di Samudra Hindia hingga Guam di Samudra Hindia melewati perairan Indonesia. Persoalannya, kini, adalah bagaimana cara Indonesia mengambil manfaat dari hubungan yang baik dengan AS itu.

(Tajuk Rencana Kompas cetak, 28 Agustus 2013)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger