Keinginan mempertahankan gelar juara umum terlepas. Indonesia gagal mengulangi sukses meraih posisi nomor satu saat menjadi tuan rumah SEA Games 2011 dengan perolehan 182 medali emas. Perolehan medali emas sungguh anjlok, hanya 65 buah. Jumlah itu sangat jauh di bawah target 120 medali emas yang ditetapkan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo. Semakin menjauh lagi dari angka 182, yang dicapai dua tahun lalu.
Tak terelakkan, posisi Indonesia jatuh ke urutan keempat. Negara-negara lain di Asia Tenggara bergerak maju, sementara Indonesia terdesak ke belakang oleh Thailand sebagai juara umum, yang diikuti Myanmar dan Vietnam. Anjloknya perolehan medali membuat Indonesia menjadi gamang. Lebih-lebih semula muncul harapan, Indonesia mampu memperlihatkan keunggulan dalam bidang olahraga di tengah situasi karut-marut dalam negeri.
Prestasi bidang olahraga diharapkan menjadi sumber kegairahan di tengah kelesuan kehidupan sosial politik, ekonomi, dan kebudayaan. Namun, harapan itu tidak terwujud. Berbagai kalangan justru gundah atas prestasi olahraga yang anjlok di SEA Games 2013 di Myanmar. Prestasi olahraga yang kedodoran tidaklah berdiri sendiri, tetapi mempunyai tali-temali dengan persoalan bangsa secara keseluruhan.
Kemajuan olahraga merupakan ekspresi perkembangan sebuah bangsa. Bangsa yang maju dapat terlihat jelas pada kemajuan pembinaan olahraganya. Namun, tidak sedikit negara yang mampu mendorong kemajuan olahraganya meski kehidupan politik dan ekonominya belum terlalu berkembang. Olahraga sengaja digunakan untuk membangun karakter bangsa, seperti sportivitas, kerja keras, kedisiplinan, semangat bersaing, tidak cepat menyerah, dan bertanggung jawab.
Mentalitas sportivitas dan tanggung jawab yang didapat di dunia olahraga diharapkan akan memengaruhi perilaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Prestasi olahraga bahkan membawa implikasi luas secara diplomatik. Negara-negara berkembang di Amerika Latin, misalnya, dikenal luas dunia karena kemajuan sepak bolanya, dan profil pemainnya yang melambung tinggi.
Indonesia sebenarnya juga memiliki potensi tinggi dalam olahraga. Banyak anak muda berbakat yang bisa dibina menjadi olahragawan. Pencarian bakat tidak terlalu sulit di kalangan penduduk Indonesia yang jumlahnya begitu besar. Setelah melihat prestasi SEA Games 2013 yang begitu kedodoran, Indonesia memang perlu melakukan evaluasi menyeluruh tentang pembinaan olahraganya. Perlu melipatgandakan upaya agar olahraga Indonesia kembali bergairah dan melesat maju.
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000003815247
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar