Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 14 April 2014

TAJUK RENCANA: Efek Domino Kasus Crimea (Kompas)

KASUS pemisahan Crimea telah menciptakan efek domino sangat liar yang mengancam keutuhan wilayah Ukraina sebagai negara berdaulat.
Gerakan pemisahan muncul dramatis dalam sepekan terakhir, terutama di wilayah timur. Akhir pekan lalu, misalnya, puluhan orang bersenjata dan berpakaian ala militer menyerbu sebuah kantor polisi di kota Slovyansk. Serangan itu merupakan bagian dari gerakan separatis.

Pergolakan di Slovyansk hanya menambah ruwet persoalan yang dihadapi pemerintah pusat di Kiev. Selama sepekan terakhir Ukraina diguncang gerakan separatis di Donetsk, sekitar 90 kilometer dari Slovyansk. Pemerintah pusat tampaknya kewalahan menghadapi gerakan separatis di Donetsk. Kelompok pengunjuk rasa yang menuntut bergabung dengan Rusia dikabarkan menduduki kantor-kantor pemerintah dan mengibarkan bendera Rusia.

Gerakan pemisahan di Donetsk dan Slovyansk dikhawatirkan akan menyulut pergolakan serupa di sejumlah tempat di Ukraina. Kaum separatis umumnya menuntut bergabung dengan Rusia atau berdiri sendiri sebagai negara merdeka. Perkembangan yang cepat memburuk sekitar satu pekan terakhir memperlihatkan betapa kasus pemisahan Crimea, Maret lalu, memberikan dampak jauh lebih pelik dan buruk daripada yang diperkirakan.

Gerakan separatis di Crimea, yang terletak di wilayah selatan, memberikan inspirasi bagi upaya serupa di wilayah timur. Rusia dituduh berada di balik gerakan pemisahan yang sedang bermunculan di Ukraina, tetapi tuduhan itu dibantah Rusia. Apa pun juga Ukraina sedang berada dalam bahaya perpecahan serius jika segala pergolakan separatis tidak segera dipatahkan. Ancaman separatis di Ukraina menggambarkan efek perpecahan Uni Soviet awal 1990-an belumlah berakhir.

Ancaman disintegrasi di 15 negara bekas anggota Uni Soviet juga masih tetap tinggi. Rusia sebagai ahli waris utama Uni Soviet juga tidak luput dari ancaman perpecahan, seperti dalam kasus Chechnya tahun 2000-an. Kerawanan perpecahan di negara-negara bekas anggota Uni Soviet, antara lain, disebabkan perpolitikan pemerintahan Joseph Stalin (1927-1953) yang sangat kejam.

Atas nama komunisme, Stalin memindahkan warga semaunya dari satu tempat ke tempat lain atau dari satu negara bagian ke negara bagian lain. Warga Rusia dipindahkan ke 14 negara bagian lain dan sebaliknya. Masyarakat kota dipindahkan ke desa dan sebaliknya. Jutaan orang dibunuh karena dianggap membangkang.

Pemindahan secara paksa ini menimbulkan persoalan berkepanjangan, seperti dihadapi Ukraina. Masyarakat Crimea di selatan atau masyarakat di wilayah timur, yang mayoritas berbahasa Rusia, kini menuntut berdiri sendiri sebagai negara merdeka atau bergabung dengan Rusia. Tantangan yang dihadapi Ukraina tidaklah kecil.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000006062289
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger