Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 04 Juli 2014

TAJUK RENCANA: Jauhi Kampanye Tak Pantas (Kompas)

TIDAK kurang dari Menko Polhukam Djoko Suyanto mengakui kampanye Pemilu Presiden 2014 diwarnai cara-cara tidak pantas.
Suasana menjadi tegang dan panas karena para penebar fitnah tidak henti-hentinya meniupkan isu suku, agama, keturunan, dan golongan dalam cara kampanye yang penuh hitam dan sangat negatif. Secara akal sehat, semua pasti tahu penggunaan cara-cara tidak pantas sangat merugikan dan berbahaya bagi demokrasi serta kehidupan berbangsa dan bernegara.

Namun, mengapa kampanye hitam dan negatif terkesan dibiarkan. Tak terhindarkan semakin banyak orang menyoroti dan mempersoalkan peran Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Kepolisian Negara RI dalam melacak dan menyelesaikan secara hukum atas kampanye hitam dan negatif, yang jelas-jelas melanggar aturan.

Timbul kesan, KPU, Bawaslu, dan Kepolisian cenderung mendiamkan para penebar fitnah, yang sama sekali tidak membantu menciptakan situasi kondusif menuju proses pemungutan suara pemilihan presiden tanggal 9 Juli mendatang. Suasana di lapangan digambarkan cenderung tegang dan gerah. Bahkan, banyak orang merasakan suasana kampanye pemilihan presiden kali ini begitu menegangkan, yang praktis tidak ada presedennya.

Sudah muncul kekhawatiran, siapa yang akan berdiri di tengah dan menjadi penengah serta memiliki kewibawaan jika sampai terjadi gesekan dan benturan keras atas pelaksanaan pemungutan suara pemilihan presiden tanggal 9 Juli mendatang. Tidaklah berlebihan jika berbagai kalangan mulai menyoroti peran Presiden sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara, yang menjadi penanggung jawab utama bagi penyelenggaraan pemilu yang jujur, adil, bebas, dan rahasia.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri menekankan pelaksanaan pemilu yang damai, tenang, dan aman sebagai bagian dari upaya pematangan proses demokratisasi. Tidak kalah pentingnya pernyataan Menko Polhukam yang menegaskan posisi TNI dan Polri yang harus netral dalam pemilu. Juga diharapkan para pasangan calon presiden-wakil presiden dapat mengendalikan pendukungnya untuk menjauhi kampanye hitam dan negatif.

Taruhannya tidaklah kecil jika Pemilihan Presiden 2014 tidak berlangsung aman dan damai. Bukan hanya mencederai kehidupan demokrasi, melainkan juga menciptakan kegalauan dan kegamangan dalam menapak masa depan bangsa. Kerugian besar akan dihadapi bangsa jika pemilu tidak berlangsung aman dan damai.

Sungguh menjadi langkah surut jika bangsa Indonesia tidak mampu menggunakan Pemilihan Presiden 2014 sebagai momentum penting untuk menjaga kehormatan, dan memperlihatkan keanggunan dalam menjalankan proses demokrasi dengan menjauhi kekerasan dan fitnah, sekaligus mengutamakan kedamaian dan nurani.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000007658447
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger