Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 14 Agustus 2014

TAJUK RENCANA: Pasukan AS Hadir di Australia (Kompas)

AMERIKA Serikat dan Australia menandatangani kesepakatan untuk menempatkan 2.500 personel marinir dan angkatan udaranya di Darwin, Australia.
Penandatanganan itu dilakukan di Sydney, Australia, Selasa (12/8). Acara tersebut dihadiri Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel, dan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop sebagai tuan rumah.

Penempatan pasukan AS di Australia itu digagas Presiden AS Barack Obama pada tahun 2011 untuk menyeimbangkan kembali kehadiran AS di Asia Pasifik.

Tiongkok berang ketika Obama mengungkapkan gagasan itu tiga tahun lalu. Itu karena Beijing menganggap gagasan tersebut mencerminkan sikap AS yang memusuhi negaranya.

Itu sebabnya, setelah penandatanganan kesepakatan tersebut, Kerry menegaskan, AS sama sekali tidak tertarik untuk berkonfrontasi dengan Tiongkok. Bishop pun membantah jika penempatan pasukan AS itu disebutkan bertujuan untuk membatasi gerak Tiongkok.

Bishop mengatakan, penempatan pasukan AS di Darwin adalah perkembangan alami dari persekutuan mereka. Dan, hal tersebut dimaksudkan untuk mendukung perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran yang langgeng di Samudra Hindia dan kawasan Asia Pasifik. "AS ingin menyeimbangkan kembali kehadirannya di Asia Pasifik, dan kami melihat bahwa kami dapat bekerja sama di titik itu," tambah Bishop.

Bantahan yang diberikan Kerry dan Bishop itu tidak mengada-ada. Kerja sama AS dengan Australia di bidang pertahanan sudah berlangsung lama sekali. Pada tahun 1951, Australia, Selandia Baru, dan AS menandatangani perjanjian keamanan yang diberi nama ANZUS. Dan, kerja sama keamanan di antara ketiga negara tersebut mengalami pasang surut seiring dengan perkembangan di kawasan, terutama setelah Perang Dingin (1947-1991) berakhir.

Jika dikaitkan dengan situasi yang memanas di perairan Laut Tiongkok Selatan, rasanya juga tidak begitu. Mengingat, kawasan Laut Tiongkok Selatan berada di bawah pengawasan Armada VII AS yang beroperasi dari Diego Garcia di Samudra Hindia hingga Guam di Samudra Pasifik. Untuk memperkuat operasi Armada VII, AS menempatkan pasukan secara terbatas di Filipina. Sementara untuk perawatan kapal perang dan pergantian personel Armada VII, AS menggunakan fasilitas militer Singapura.

Dalam kaitan tersebut, kita berharap penempatan pasukan AS di Darwin tidak dilihat sebagai ancaman terhadap negara mana pun. Dari hilangnya pesawat MH370 di belahan selatan Samudra Hindia, kita menyadari ada bagian wilayah dunia yang lepas dari pengawasan. Kehadiran pasukan AS di Australia mungkin bisa mengubah hal tersebut.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000008311090
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger