Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 07 Agustus 2014

TAJUK RENCANA: Upaya Pengusutan Argentina (Kompas)

KEBERANIAN Argentina menantang kreditor internasional yang jahat, licik, dan suka memeras menjadi perbincangan luas.
Sikap menantang Argentina itu tergolong tidak lazim. Sejauh ini, negara berkembang cepat merunduk, langsung berkeringat dingin, dan merasa tak berdaya begitu mulai digertak dan diancam kreditor internasional. Rupanya pengisapan dirasakan sudah keterlaluan.

Argentina merasa menjadi korban pemerasan para kreditor internasional asal Amerika Serikat, yang menarik bunga utang melebihi nilai yang seharusnya. Sebagai bentuk protes, negara Amerika Latin itu tidak hanya menolak membayar bunga utang yang nilainya tidak masuk akal, tetapi juga ingin mengusut pemerasan para kreditor sebagai penjahat keuangan global.

Gerakan perlawanan pemerintah Presiden Cristina Fernandez de Kircher bertolak dari perasaan diperlakukan semena-mena oleh lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) dan kreditor Elliott Management, yang dituduh memeras. Argentina dibuat terperangah atas penilaian S&P yang menetapkan status gagal bayar utang (default) sebagai isyarat kebangkrutan.

Penilaian S&P dibantah keras Argentina dengan menunjukkan kemampuan membayar dengan bukti pengiriman 569 juta dollar AS pada 30 Juli lalu untuk cicilan dan bunga atas paket utang 13 miliar dollar AS. Pengiriman dana melalui bank di New York itu tidak diproses lebih lanjut karena masih bermasalah dengan salah satu kreditor, Elliott Management. Sampai batas waktu 30 Juli, Elliott menolak angka piutang 170 juta dollar AS yang ditetapkan dalam proses restrukturisasi tahun 2005, tetapi tetap menuntut 1,5 miliar dollar AS sesuai gugatan tahun 2012.

Argentina menganggap tuntutan Elliott Management tidak masuk akal dan bermotif memeras. Lembaga S&P, yang berasal dari AS, juga dicurigai ikut bermain dalam menekan Argentina. Atas dasar itu Argentina tidak hanya memprotes, tetapi juga melakukan perlawanan dengan mengusut permainan S&P, kreditor Elliott Management, dan para kreditor lain yang dianggap pemeras.

Presiden Cristina, yang dijuluki pemberani, tidak mau melangkah surut karena khawatir akan terus-menerus menjadi korban pengisapan para kreditor internasional yang sangat rakus dan tidak kenal ampun. Lebih-lebih karena utang negeri itu sebesar 200 miliar dollar AS. Angka utang dipastikan akan membengkak karena pembayaran cicilan dan bunga dilakukan dengan mengutang pula.

Dalam posisi serba terjepit oleh tumpukan utang, para kreditor cenderung mengeruk keuntungan dalam air keruh. Belum diketahui hasil perjuangan Pemerintah Argentina, tetapi gerakan itu sendiri sudah membuka kesadaran betapa kreditor internasional menjadi pengisap di atas kesulitan para debitor negara berkembang.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000008203766
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger