Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 31 Desember 2014

TAJUK RENCANA: Pergantian Tahun, Berkejaran Waktu (Kompas)

SEJUMLAH peristiwa menjelang akhir tahun 2014, seperti tanah longsor, kebakaran, dan musibah udara, jadi bahan refleksi penting memasuki tahun 2015.
Rangkaian musibah, seperti tragedi tanah longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah, musibah kebakaran Pasar Klewer di Jawa Tengah, dan kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501, sengaja diangkat untuk menggambarkan sebagian kondisi suram menjelang memasuki tahun 2015.

Lebih-lebih lagi, cakrawala tahun 2015 tidak hanya akan menghadirkan peluang yang menawarkan kecerahan, tetapi juga tantangan. Kiranya rangkaian peristiwa yang mengentakkan kita di sekitar pengujung tahun 2014 memberikan pelajaran berharga bagi upaya terobosan.

Dengan mengambil pelajaran dan melakukan terobosan, pergerakan waktu dari tahun 2014 ke tahun 2015 tidak menjadi sirkulasi waktu yang bersifat rutin, sekadar siang berganti malam atau sebaliknya, tetapi membawa perubahan. Pergantian tahun akan kehilangan makna jika dipersepsikan sebagai pergeseran penanggalan saja, tanpa diisi tindakan nyata yang membawa perbaikan.

Perlu dikemukakan, waktu dalam persepsi bangsa Yunani tidak hanya bersifat penanggalan (kronos), tetapi juga waktu sebagai makna (kairos). Tidaklah mengherankan juga jika orang Latin menegaskan, Tempora mutantur, et nos mutamur in illis. Secara harfiah dapat diartikan, 'Waktu selalu berubah, dan kita berubah di dalamnya'.

Atas dasar itu, pergantian tahun 2014 diharapkan membawa perubahan, khususnya bagi bangsa Indonesia. Prinsipnya, siapa yang tidak berubah, bukan hanya akan ketinggalan, melainkan juga akan punah. Waktu begitu penting sampai muncul istilah tempus est pecunia (waktu adalah uang). Sedemikian berharganya sampai orang harus mengejar-ngejar waktu, yang dilukiskan berlari tunggang langgang, bahkan terbang, time flies.

Tentu saja bangsa Indonesia harus berkejaran dengan waktu dalam mengejar pembangunan dan kemajuan. Indonesia akan jauh ketinggalan dengan negara tetangga jika tidak berbenah diri, menggunakan peluang, melakukan terobosan dalam banyak hal. Proses pembangunan dikhawatirkan akan kedodoran jika pemerintah dan rakyat Indonesia tidak mampu memanfaatkan kesempatan yang terbuka lebar tahun 2015 dan seterusnya.

Sering terdengar keluhan, Indonesia kehilangan banyak kesempatan dalam pembangunan infrastruktur, seperti jalan raya, kereta api, pelabuhan udara, pelabuhan laut, dan perlistrikan. Tantangan pelik lain tentu saja bagaimana mengurangi angka kemiskinan yang masih tinggi serta mempersempit lebar kesenjangan sosial ekonomi.

Juga menjadi keprihatinan ketimpangan pembangunan antara wilayah timur dan barat. Belum lagi persoalan korupsi, penegakan hukum, hak asasi, dan pelestarian lingkungan. Sudah tiba waktunya melakukan perubahan dan perbaikan, tanpa perlu menunda-nunda lagi di bawah bendera revolusi mental yang sudah dicanangkan.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010926001
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger