Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 08 Januari 2015

TAJUK RENCANA Manfaatkan Turunnya Harga Minyak

HARGA minyak bumi dunia turun ke tingkat terendah dalam lima tahun terakhir dan menyeret harga komoditas yang berkaitan dengan energi.

Bagi Indonesia, perkembangan harga minyak dunia membawa dampak campuran. Turunnya harga minyak bumi dunia membuat biaya impor minyak ikut turun sepanjang nilai tukar rupiah tetap stabil. Harga bahan bakar minyak (BBM) yang turun mengikuti perkembangan ini akan menurunkan inflasi.

Rendahnya harga minyak bumi dunia yang didahului turunnya harga batubara seharusnya diikuti oleh turunnya harga listrik. Begitu juga dengan biaya transportasi.

Oleh karena itu, turunnya harga minyak bumi dunia yang diperkirakan berlangsung sepanjang tahun menjadi peluang sektor riil dan jasa meningkatkan daya saing. Pada saat bersamaan, turunnya harga minyak bumi juga membawa konsekuensi bagi Indonesia.

Pendapatan negara dari ekspor minyak bumi ikut menurun. Investasi untuk mencari sumber baru minyak bumi ditunda sampai harga kembali membaik. Harga minyak Brent, salah satu patokan harga dunia, turun menjadi 51,12 dollar AS per barrel pada Selasa lalu, terendah sejak Maret 2009. Hari Senin, harga minyak Amerika Serikat mencapai 48,01 dollar per barrel. Harga itu separuh dari harga Juni 2014.

Rendahnya harga minyak bumi dapat memperlambat diversifikasi energi yang menjadi program nasional karena Indonesia menjadi importir minyak. Diversifikasi energi lambat terjadi karena sebelum ini harga BBM murah secara artifisial akibat subsidi pemerintah dan kini karena harga minyak dunia jatuh.

Harga komoditas yang berhubungan dengan energi, yaitu minyak sawit, jagung, dan gula tebu, ikut turun, kecuali apabila investor mendiversifikasi investasi mereka dengan masuk ke komoditas pangan seperti terjadi pada tahun 2008. Ketiga komoditas ini di sejumlah negara dipakai sebagai bahan bakar nabati.

Penurunan harga ketiga komoditas tersebut di pasar dunia perlu diwaspadai pengaruhnya terhadap rencana pemerintah berswasembada kedelai dan jagung dalam tiga tahun serta gula lima tahun lagi. Harga yang rendah di pasar dunia akan mengurangi insentif menanam jagung dan kedelai di dalam negeri. Kecuali, pemerintah dapat memastikan keuntungan cukup menarik bagi petani melalui jaminan harga beli, selain bantuan benih dan pupuk.

Pemerintah memiliki bekal dalam memanfaatkan perkembangan terakhir ini untuk mencapai pertumbuhan berkualitas. Pembangunan infrastruktur yang mendukung kelautan dan pangan dengan dana pengalihan subsidi BBM harus dapat dilaksanakan segera untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi. Pemerintah perlu fokus menumbuhkan industri bernilai tambah berbahan baku lokal dan menyerap tenaga kerja. Oleh karena itu, penting memenuhi janji memangkas panjangnya birokrasi perizinan, pungli, serta korupsi, kolusi, dan nepotisme.


Sumber: ‎http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000011254786 


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger