Semangat penetapan hari peringatan ini mengingatkan bangsa-bangsa di dunia akan bahaya penyalahgunaan obat bius dan peredaran ilegalnya. Kita gaungkan kembali peringatan ini untuk menguatkan kembali tekad dan semangat kita untuk memberantas obat terlarang ini.
Kita hargai upaya yang selama ini telah dilaksanakan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) tidak saja untuk langkah langsung untuk menangani masalah penggunaan dan peredaran narkoba, tetapi juga untuk mengingatkan kalangan masyarakat mengenai bahaya narkoba.
Kita juga mendukung ketegasan pemerintah menerapkan hukuman mati pada pelaku kejahatan narkoba, meski harus menerima kecaman internasional, dan menanggung konsekuensi ekonomi, seperti surutnya jumlah turis. Pada sisi lain kita juga mengakui bahwa kejahatan narkoba masih marak, kalau bukan malah lebih parah. Penggunaan dan peredarannya yang seolah tak terkalahkan itu tentu saja amat memprihatinkan kita.
Mengutip data BNN, RRI menyebutkan, selama empat tahun terakhir ada 108.701 kasus kejahatan narkoba. Pengguna di Indonesia disebut mencapai lima juta orang.
Kita sepandangan bahwa perang melawan narkoba tidak mudah, sebagaimana juga dialami oleh negara-negara lain di dunia. Itu sebabnya terhadap kejahatan kemanusiaan ini, sejumlah negara tidak ragu menerapkan hukuman yang sangat berat, termasuk hukuman mati.
Ketegasan menegakkan hukum satu hal, tetapi kita juga perlu meluaskan program pemberantasan ini di sisi pencegahannya. Penanaman kesadaran bahaya dan risiko narkoba terhadap komunitas, pelajar, mahasiswa, dan kelompok-kelompok lain di masyarakat juga kita perlukan, dan harus kita jalankan terus-menerus. Kita berikan gambaran bahwa narkoba adalah pilihan neraka yang akan menenggelamkan kehidupan, bukan saja masa depan.
Penghargaan untuk pejuang kebebasan pers dari UNESCO adalah Guillermo Cano, redaktur harian El Espectador di Kolombia yang tewas karena dibunuh oleh kartel obat bius. Namun, melawan bandar-bandar besar, seperti Pablo Escobar, sosok seperti Cano dan rekan-rekan di Amerika Latin, terus berucap "seguimos adelante", bahasa Spanyol yang artinya 'kami akan maju terus'.
Kita berharap bahwa penanggulangan narkoba bukan hanya tugas pemerintah, BNN, atau lembaga swadaya masyarakat terkait, melainkan juga tugas dari seluruh lapisan masyarakat karena narkoba mengintai dari depan rumah warga. Peran orangtua dan guru sekolah serta pimpinan universitas sangat penting dalam upaya ini.
Hari Anti Narkoba Internasional kita peringati tidak sebagai hal rutin, tetapi harus kita lihat sebagai alarm untuk selalu membangunkan kesadaran kita akan perang yang butuh tenaga dan sumber daya, serta tekad luar biasa.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 27 Juni 2015, di halaman 6 dengan judul "Lanjutkan Pemberantasan Narkoba".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar