Dalam kurun waktu tersebut, Kompastelah menerbitkan lebih dari 30.117 edisi untuk terbitan nasional ataupun regional. Adapun jumlah berita yang disampaikan kepada pembaca sebanyak 2.262.966 sampai 25 Juni 2015. Dalam perjalanan panjang itu, kita patut berterima kasih kepada pembaca yang selalu memberikan masukan, loper yang setia mengantarkan koran, agensi iklan dan pengiklan, serta narasumber ataupun penulis yang sering menyumbangkan pemikiran dan harapannya melaluiKompas.
Momen setengah abad merekam dan memaknai peristiwa dan pernah dilarang terbit pada 21 Januari 1978 hingga 5 Februari 1978 adalah saat yang tepat untuk berefleksi. Terbit perdana di tengah panasnya suhu politik dan informasi yang sangat terbatas telah membawa harian ini pada situasi yang berbeda. Saat ini, media dihadapkan pada tantangan di mana "informasi"—terlepas dari kualitasnya—melimpah, yang disebut Bill Kovach dan Tom Rosenstiel dalam buku Blur sebagai tsunami informasi.
Era kebebasan berekspresi mencapai puncaknya. Warga yang beberapa waktu lalu penikmat pasif informasi kini aktif melaporkan berbagai kejadian dan membagikannya melalui blog pribadi dan media sosial. Teknologi komunikasi berkembang cepat. Jumlah telepon cerdas yang bisa mengakses informasi telah lebih banyak daripada jumlah penduduk Indonesia.
Kondisi seperti ini menuntut kreativitas dan inovasi dalam melakukan tugas jurnalistik, termasuk mengadopsi perkembangan teknologi komunikasi. Melalui strategi triple M (multimedia, multichannel, multiplatform), jurnalistik tidak hanya sekadar melaporkan fakta (how to report), tetapi juga memberikan makna atau interpretasi (how to interpret) atas peristiwa.
Jurnalisme berkembang menjadi jurnalisme presisi dan komprehensif dengan menempatkan posisi strategis litbang sebagai pengaya isi dan pengembangan produk untuk menghadirkan informasi yang relevan dengan zaman yang berubah. Di era informasi yang simpang siur, fungsi verifikasi untuk mengungkapkan kebenaran menjadi keniscayaan.
Televisi, media daring, radio, dan podcastmerupakan platform untuk mendistribusikan dan menyampaikan konten atau pesan kepada pembacanya dalam satu kebijakan editorial. Harian ini tetap akan menjadi institusi yang menjadi perantara antara masyarakat, negara, dan pengusaha serta ingin berperan mengembangkan kultur dan infrastruktur demokrasi serta kian mematangkan demokrasi Indonesia. Dalam kerangka demokrasi itu pulalah, media menjadi ruang terbuka untuk pertukaran pandangan demi dan untuk tercapainya kesejahteraan rakyat. Media merekam dinamika masyarakat, bersimpati kepada rakyat, dan terus mengingatkan pemerintah bahwa kesejahteraan rakyat adalah tujuan utama kita berbangsa.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 Juni 2015, di halaman 6 dengan judul "Setengah Abad "Kompas"".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar