Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 19 November 2015

Cara Baru Membuang Sampah//Mantan Pejabat//CCTV Tidak Berfungsi (Surat Pembaca Kompas)

Cara Baru Membuang Sampah

Membaca berita utama Kompas, Kamis (5/11), saya tergerak berbagi pengalaman. Di lingkungan RW tempat tinggal saya, di Perumahan Bintaro Jaya Sektor 3, kami sedang menggalakkan program "CaPing (Camar Pinguin) Tanpa Sampah". Caranya sederhana: warga diminta mengganti kebiasaan sebelumnya, yaitu memindahkan semua sampah rumah tangga ke TPA, dengan kebiasaan baru, yaitu memilah-milah sampah dan barang tidak terpakai lain yang akan dibuang.

Sampah organik, seperti sisa sayur-mayur, buah, daun kering, dan tulang ikan, dimasukkan ke dalam komposter (bisa dibuat sendiri) dan nantinya menjadi pupuk. Barang-barang bekas, seperti besi, kertas, koran, karton, dan botol plastik, bisa diambil pengepul untuk didaur ulang. Dengan demikian, apa yang disebut sampah tinggal barang yang tidak masuk dalam kategori mana pun, misalnya popok sekali pakai (pampers) ataubaterai bekas.

Jika kebiasaan ini dilakukan tiap warga dan menjadi gerakan di semua lingkungan permukiman tingkat RT, RW, kelurahan, kecamatan, sampai kota, jumlah sampah dipastikan jauh berkurang dan itu akan sangat membantu pemerintah dalam penanganannya.

Dibutuhkan komitmen dan kesadaran untuk mengubah kebiasaan kita dalam menangani sampah.

TINGKA ADIATI, PENGURUS RW 008 CAMAR PINGUIN, BINTARO JAYA SEKTOR 3


Mantan Pejabat

Dalam artikelnya "Profesor untuk Apa?" Hendra Gunawan mengontraskan pajangan di laboratorium atau ruang seminar di sebuah universitas di Kalkutta, dengan deretan foto mantan pejabat yang menghiasi ruang rapat di universitas-universitas kita.

Katanya (dalam komunikasi pribadi antar-teman), dia sudah lama memendam perasaannya setiap rapat di ruangan yang penuh foto mantan pejabat.

Pada hemat saya, pembandingannya tidak pas. Foto-foto ilmuwan besar yang dipajang di ruang seminar di Kalkutta sudah tepat tempatnya. Demikian pula, pemasangan foto-foto mantan pejabat di Indonesia juga sudah "empan-papan". Foto-foto mantan pejabat universitas itu, kan, tidak dipajang di lab atau di ruang seminar ilmiah.

Di UGM, misalnya, foto para mantan rektor dipajang sebagai dinding latar belakang mimbar pimpinan di ruang senat. Ada Prof Sardjito, Prof Johannes, Prof Kusnadi, Prof Suroso, Prof Jacob, dan sebagainya. Pantaslah UGM menghargai para mantan rektornya dengan cara itu.

Di CERN (pusat penelitian nuklir Eropa), di Geneva, jalan di seluruh kompleks itu diberi nama para ilmuwan, seperti Thomson, Planck, dan Einstein. Ini juga terasa "pas".

Pejabat (administrator) di perguruan tinggi juga layak dihargai. John Hannah, Rektor Michigan State University (MSU), di East Lansing, sangat dihormati. Dia bukan ilmuwan yang hebat, tetapi berjasa besar sebagai jagoan mengalirkan dana hibah untuk membangun sarana dan prasarana modern di kampus MSU.

L WILARDJO, JALAN KASUARI 2, SALATIGA 50721


CCTV Tidak Berfungsi

Pada Kamis (5/11), mobil saya (Honda CRV) dibobol maling saat sedang diparkir di lingkungan ruko Citywalk di Perumahan Citragran, Cibubur. Pembobolan dengan merusak lubang kunci pintu itu mengambil tas orangtua saya (berisi dompet dan dokumen-dokumen identitas diri) serta tas kerja saya (berisi laptop, modem, kacamata, dan peralatan kerja lain).

Peristiwa terjadi sekitar pukul 16.00 saat kendaraan berada di areal parkir Citywalk, tepatnya di depan Rumah Makan Padang Sederhana, tak jauh dari pos keamanan gerbang utama Citragran. Di lokasi itu, ada CCTV dengan posisi kamera mengarah ke mobil saya.

Hasil pemeriksaan rekaman CCTV setelah peristiwa tindak kejahatan itu sangat mengejutkan. CCTV hanya merekam keadaan mulai pukul 16.17 sampai saat saya mengetahui terjadinya pembobolan pada pukul 16.50. Sama sekali tidak ada rekaman gambar saat saya mulai memarkir kendaraan pukul 16.00. Saya benar-benar tidak mengerti mengapa pada saat itu CCTV tidak berfungsi.

Saya menduga pelaku pembobolan sudah lama memantau dan memetakan situasi di kawasan ruko Citywalk. Ini menunjukkan lemahnya sistem pengamanan di lingkungan itu dan tak optimalnya CCTV sebagai pemantau.

Peristiwa kejahatan ini telah saya laporkan ke Polsek Pondokgede. Semoga kejadian menjengkelkan ini menjadi perhatian pengelola Perumahan Citragran.

M DENNY, PERUMAHAN CITRAGRAN CIBUBUR, JATISAMPURNA, KOTA BEKASI

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 November 2015, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger