Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 24 November 2015

TAJUK RENCANA: Jangan Lupa Ancaman Bencana (Kompas)

Ingar-bingar politik menjadi berita utama media dan mele- nakan pembacanya. Namun, ada masalah yang butuh perhatian para elite dan pemerintahan.

Jangan sampai kekisruhan politik membuat kita lupa membenahi ekonomi yang goyah dan mempersiapkan diri menghadapi musim hujan yang berpotensi mendatangkan banjir dan tanah longsor.

Kita tulis ini karena di Maluku ada aktivitas tektonik, yang besar kemungkinan bisa diikuti aktivitas vulkanik. Kita juga membaca, ada serangkaian gempa bumi melanda kawasan Sangihe, Sulawesi Utara, juga Kepulauan Maluku, dan Maluku Utara. Peristiwa alam ini dipengaruhi pergerakan Lempeng Pasifik dan Lempeng Mikro Filipina.

Meski skalanya tidak besar dan tidak menimbulkan korban jiwa, kita diingatkan bahwa kawasan itu punya ri- wayat gempa diikuti tsunami sehingga perlu diwaspadai.

Hal ini kita garis bawahi karena memang bayangan tentang gempa dan tsunami, khususnya semenjak gempa dan tsunami besar di Aceh pada 2004, penduduk Indonesia semakin menyadari, sekaligus juga trauma, bahwa setiap saat bencana alam besar bisa terjadi. Kita sadar benar bahwa kita hidup di kawasan Cincin Api.

Kita tahu dari ilmu geologi, ada tiga lempeng besar yang bergerak ke arah yang membuat ketiganya bertumbukan: Lempeng Indo-Australia ke utara, Pasifik ke Barat, dan Eurasia ke Selatan. Mereka bergerak karena ketiganya mengapung di atas fluida di bagian dalam Bumi. Setiap saat, mereka mencari keseimbangan baru dan keseimbangan baru akan tercapai setelah dorong-dorongan antara ketiganya melepas energi mahadahsyat.

Ketika gempa terjadi, penduduk berlarian mencari tempat aman di tempat tinggi karena khawatir ada tsunami. Kita hargai bantuan TNI dan Polri juga pemerintah daerah yang membangun posko pengungsian. Satu hal yang perlu diingat, perlunya mitigasi, upaya meminimalkan dampak bencana. Hal ini hanya mungkin jika kita cukup banyak melakukan simulasi menghadapi bencana, mengadakan latihan yang memadai, bagaimana penduduk harus bertindak jika ada sirine tanda bahaya.

Kita berharap Badan Nasional Penanggulangan Bencana menggiatkan upaya penyadaran warga, lebih-lebih di daerah yang kita kenali rawan bencana. Untuk gempa bumi, kita sebatas bisa mengantisipasi, membuat bangunan tahan gempa, dan membenahi tata ruang. Untuk gunung api, banjir, dan tanah longsor, kita bisa berbuat lebih baik.

Musim hujan sudah di depan mata, mari kita siapkan diri agar tidak kedodoran saat hujan lebat datang menerus. Mumpung masih ada waktu, ingatkan masyarakat, periksa sungai, dan giatkan pemantauan.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 24 November 2015, di halaman 6 dengan judul "Jangan Lupa Ancaman Bencana".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger