Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 22 Desember 2015

TAJUK RENCANA: Menuju Perayaan yang Aman (Kompas)

Terdengar ironi ketika di akhir tahun, yang oleh banyak orang dirasakan sebagai the most wonderful time of the year, dijaga 150.000 aparat keamanan.

Yang kita inginkan akhir tahun yang nyaman membahagiakan. Datang ke misa Natal dan lalu menyambut pergantian tahun tanpa ada keraguan akan keamanan, hingga lepaslah penat setelah setahun beraktivitas.

Namun, di sisi lain kita tidak bisa menutup mata bahwa dunia masih belum aman. Selain ingatan akan serangan di Paris, dan kemarin ancaman terhadap maskapai Air France yang harus mendarat di Mombasa, Kenya, ada penangkapan delapan terduga teroris oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror dan Satuan Tugas Khusus Antiteror Polri.

Mereka yang ditangkap terduga simpatisan dan anggota kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS). Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyatakan, penangkapan merupakan salah satu upaya pengamanan siaga satu yang dilakukan selama akhir tahun. Semua terduga teroris disebut merencanakan serangan pada akhir tahun.

Kapolri menambahkan, meskipun ada penangkapan, bukan berarti (kita) terbebas (dari ancaman). "Masih ada ancaman lain yang akan terus kami perhatikan," tambah Kapolri (Kompas, 21/12).

Di satu sisi kita mengapresiasi bahwa kegiatan intelijen dan pengamanan obyek vital, pengawalan terhadap tokoh tertentu, razia, dan patroli di lokasi keramaian akan ditingkatkan. Di sisi lain, terasa benar betapa zaman telah berubah. Bukankah seharusnya, dalam semangat saling menghormati, dan memikirkan ketenteraman masyarakat, semua orang berpikir tentang hal-hal penuh kebaikan?

Namun, apa boleh buat, sejak peralihan abad kemarin, dunia telah berubah menjadi tempat yang tidak nyaman untuk ditinggali. Kita mengalami kerusuhan berlatar primordial, terorisme mengganas di dunia, dan kita pun sempat mengalami kekerasan oleh teroris.

Terhadap realitas pahit ini, tak bisa lain kita harus tetap menegakkan sikap waspada. Kita mengharapkan upaya aparat keamanan, yang dalam hal ini melibatkan sekitar 80.000 personel Polri dan 70.000 personel TNI, berjalan efektif, baik di 13 wilayah yang dipandang rawan ancaman maupun secara khusus di tempat ibadah, bandara, pelabuhan, stasiun, tempat perbelanjaan, dan wisata.

Selain menyerahkan pengamanan kepada aparat, kita juga berharap masyarakat sendiri ikut waspada, cermat, dan saksama terhadap lingkungan. Manakala menemukan hal atau aktivitas yang dipandang mencurigakan, masyarakat tidak ragu melaporkan kepada pihak keamanan.

Demi kepentingan bersama inilah kerja sama erat diperlukan antara personel keamanan dan masyarakat. Semuanya kita tujukan agar perayaan keagamaan dan pergantian tahun berjalan lancar dan selamat.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Desember 2015, di halaman 6 dengan judul "Menuju Perayaan yang Aman".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger