Hampir semua negara Barat memuji langkah Iran dan sepakat segera mencabut sanksi ekonomi terhadap Iran yang diberlakukan sejak 2006. Namun, Israel tetap menuduh Iran berusaha mengembangkan bom nuklir. Sikap Israel dapat dimaklumi karena kedua negara ini menjadi musuh di kawasan Timur Tengah, selain Arab Saudi.
Presiden Hassan Rouhani mengatakan, Iran akan memanfaatkan pencabutan sanksi ekonomi tersebut bagi pembangunan ekonomi dalam negerinya. Sejak embargo minyak tahun 2012, Iran tidak dapat menjual minyak mentahnya ke Eropa Barat.
Rouhani mengakui, ekonomi Iran masih bergantung pada hasil penjualan minyak mentah. Sebelum embargo minyak dijatuhkan, seperlima dari sekitar 1 juta barrel minyak mentah produksi Iran saat itu memasok kilang-kilang minyak di Eropa Barat.
Pencabutan sanksi ini pun akan membuat Iran dapat membuka aset senilai hampir 100 miliar dollar AS, yang diblok Amerika Serikat dan sekutunya. Iran juga berharap dapat meningkatkan ekspor minyak mentahnya dari 1,1 juta barrel per hari menjadi 1,6 juta barrel per hari. Bahkan, Iran dilaporkan bersiap membeli 114 pesawat penumpang baru dari konsorsium Airbus.
Dengan penambahan ekspor minyak mentah itu, tahun depan Iran diperkirakan akan mendapat tambahan pemasukan 10 miliar dollar AS. Bahkan, IMF memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto Iran akan mencapai 5 persen tahun 2016-2017 dari sebelumnya nyaris nol persen. Akibat sanksi ekonomi itu, Iran harus mengeluarkan tambahan dana 15 persen untuk perdagangan internasionalnya.
Keinginan Iran menambah pasokan minyak mentah dunia akan membuat harga di pasaran akan kembali jatuh di bawah 30 dollar AS per barrel. Secara tidak langsung, hal itu akan membuat Arab Saudi sebagai pesaing utama di kawasan Timur Tengah dihadapkan pada situasi sulit.
Pencabutan sanksi tersebut akan membuat ekonomi Iran membaik sehingga dikhawatirkan akan membuat dukungan Iran kepada kaum Syiah di kawasan ikut meningkat. Di sisi lain, ketika harga minyak mentah dunia makin merosot, perekonomian Arab Saudi justru makin terpuruk. Tahun lalu, Arab Saudi telah menurunkan subsidi minyak untuk dalam negeri, menyusul merosotnya perekonomian dalam negerinya.
Dengan pencabutan sanksi ekonomi, dapat dipastikan akan terjadi perubahan peta politik di kawasan Timur Tengah. Iran akan lebih leluasa memberikan dukungannya kepada kelompok Syiah di luar Iran. Selain itu, menarik dilihat reaksi yang muncul dari Arab Saudi dan sekutunya di kawasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar