Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 04 Februari 2016

TAJUK RENCANA: Efisiensi Rantai Perdagangan (Kompas)

Rantai perdagangan lima komoditas pangan pokok melibatkan dua-sembilan pihak dari produsen ke konsumen, menimbulkan gugatan adanya ekonomi rente.

Survei Badan Pusat Statistik terhadap komoditas beras, jagung pipilan, cabai merah, bawang merah, dan daging ayam ras memperlihatkan margin perdagangan dan pengangkutan berkisar 11-32 persen.

Margin perdagangan dan pengangkutan yang bervariasi besarnya memperlihatkan logistik masih menjadi masalah. Logistik di sini adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan, serta mengontrol pengadaan, pergerakan, dan penyimpanan barang dari produsen ke konsumen.

Peran pedagang di dalam rantai perdagangan adalah hal biasa. Mereka menjadi perantara antara produsen dan konsumen. Yang seharusnya tidak boleh terjadi adalah apabila terbentuk rente ekonomi di dalam rantai perdagangan. Pencari rente mendapatkan manfaat untuk diri sendiri atau kelompoknya melalui jaringan politik atau kekuasaan untuk mendapat tarif khusus atau aturan khusus dan menghalangi orang lain bersaing sempurna.

Idealnya rantai perdagangan harus pendek, efisien, dan adil. Hal ini dapat tercapai setidaknya melalui tiga cara.

Yang terbaik adalah melalui organisasi petani. Bentuk yang ideal berdasarkan sifat gotong royong masyarakat kita adalah koperasi, yang dapat menjadi unit pembelian sarana produksi sekaligus pemasaran hasil. Dengan berkoperasi, produsen memiliki daya tawar lebih baik mengintegrasikan diri ke dalam sistem logistik yang lebih besar.

Cara lain, membentuk perusahaan, misalnya penggilingan padi, yang menjadi efisien karena berskala besar. Akan tetapi, juga ada rantai perdagangan yang dikuasai pengusaha skala kecil. Para pedagang kecil ini dapat dipandang sebagai pengganggu karena menimbulkan ketidakefisienan, tetapi juga dapat menguntungkan karena memberi lapangan kerja, tergantung dari cara melihat.

Memperpendek rantai perdagangan perlu dilihat holistik dengan memahami duduk soal. Upaya memotong rantai perdagangan daging sapi untuk menurunkan harga melalui pengadaan kapal pengangkut khusus, misalnya, ternyata berhadapan dengan masalah kelangkaan pasokan sapi yang membuat harga daging tetap tinggi.

Dalam kenyataan, memotong rantai perdagangan belum tentu sejalan dengan kebutuhan petani akan uang tunai yang disediakan pedagang perantara.

Karena itu, memotong rantai tata niaga perlu disertai perbaikan infrastruktur fisik dan rantai logistik. Juga perlu membangun infrastruktur ekonomi, seperti memperbanyak bank unit desa, membangun koperasi, dan badan usaha milik desa. Tanpa perbaikan kelembagaan menyeluruh, rente ekonomi akan terus menjerat produsen dan membebani konsumen.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 Februari 2016, di halaman 6 dengan judul "Efisiensi Rantai Perdagangan".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger