Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 10 Februari 2016

TAJUK RENCANA: Spanyol Dihantui Teror (Kompas)

Penangkapan tujuh terduga anggota Negara Islam di Irak dan Suriah menunjukkan keberhasilan dan peningkatan kewaspadaan aparat di Spanyol.

Para anggota Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) itu telah diburu sejak tahun 2014. Mereka diduga memasok senjata, peralatan teknologi, dan perlengkapan militer ke Irak dan Suriah. Bahkan, mereka juga mendanai kelompok teroris, seperti Jabhat al-Nusra (Front Al-Nusra), dan melakukan pencucian uang.

Direktur Program Terorisme Global pada Institut Royal Elcano di Madrid Fernando Reinares mengatakan, antara tahun 2011 dan 2015 sebanyak 125 warga Spanyol sudah terbang ke Irak atau Suriah untuk bergabung dengan NIIS. Sejak tahun 2015, sedikitnya 83 warga Spanyol ditangkap di beberapa kota di Spanyol dengan tuduhan terkait dengan organisasi teroris.

Penangkapan di Spanyol tidak terlepas dari ledakan bom di pusat kota Paris, 13 November 2015. Setelah itu, aparat keamanan di beberapa negara di Eropa menangkap puluhan orang yang diduga terkait dengan NIIS.

Uni Eropa memperkirakan ada 5.000 sampai 6.000 warga Eropa yang tergabung dengan pasukan militan di Suriah. Otoritas Spanyol mengatakan, di samping memasok senjata dan logistik, pemimpin kelompok militan ini juga mengirimkan sejumlah perempuan ke Suriah untuk dinikahkan dengan pejuang NIIS.

"NIIS ingin menjadikan mereka sebagai ibu dari generasi penerus perjuangan mereka," ujar Paul Cruickshank. Analis teroris CNN ini memperkirakan 500 perempuan Barat telah terbang ke Irak dan Suriah untuk bergabung dengan kelompok militan tersebut.

Situasi keamanan di Eropa cukup mencekam menyusul ledakan bom di Paris, yang dilanjutkan dengan penangkapan terduga teroris di Eropa, seperti di Belgia, Jerman, dan Swiss. Ketika serangan di Paris, Uni Eropa disibukkan oleh masuknya ratusan ribu pengungsi dari Suriah dan beberapa negara di Timur Tengah dan Afrika.

Lima dari tujuh orang yang ditangkap di Spanyol merupakan warga negara Spanyol keturunan Suriah, Jordania, dan Maroko. Adapun dua lainnya adalah warga negara Maroko dan Suriah. Wajar jika pemimpin Eropa kemudian mengaitkan aksi teror dengan banjir pengungsi.

Penangkapan di Spanyol sekali lagi menegaskan bahwa teroris dan ancaman teror membayangi banyak negara di Eropa. Kesatuan sikap menghadapi ancaman itu sangat dibutuhkan, seperti ditunjukkan Perancis yang memberikan informasi kepada Jerman terkait ancaman teror di stasiun kereta api Muenchen. Aparat keamanan dan warga Eropa tidak boleh lengah karena kelompok militan akan memanfaatkan kelengahan itu untuk menjalankan aksinya.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 Februari 2016, di halaman 6 dengan judul "Spanyol Dihantui Teror".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger