Aparat keamanan Yaman menduga serangan dilakukan oleh Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS). Seorang pemimpin agama asal India dilaporkan hilang. Ia diduga diculik penyerang rumah jompo tersebut.
Pemerintah India tidak bisa melakukan apa-apa terkait hilangnya pastor Tom Uzhunnalil karena Yaman masih dilanda konflik horizontal. Namun, Menteri Luar Negeri India Sushma Swaraj akan meminta bantuan Pemerintah Djibouti, negara kecil tetangga Yaman.
Beberapa pejabat Yaman menduga Ansar al-Sharia, cabang dari Al Qaeda di Yaman, yang menyerang rumah jompo tersebut. Namun, hal itu dibantah petinggi kelompok tersebut. "Itu bukan cara kami," menurut sebuah pernyataan Ansar al-Sharia.
Rumah jompo di kota Aden itu dikelola misionaris Katolik. Seperti diberitakanKompas, kemarin, setelah membunuh seorang petugas keamanan rumah jompo, empat pria bersenjata dilaporkan membunuh 15 orang, 4 biarawati asal India, 2 anggota staf perempuan, dan 8 penghuni.
Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Paus Fransiskus menyatakan kesedihan yang amat mendalam atas penyerangan tersebut. Paus menyatakan, serangan seperti itu hanya bisa dilakukan oleh kaum "iblis". "Mereka adalah martir, dan ini pembantaian sia-sia," katanya.
Sejak dilanda perang saudara antara militan Houti dan loyalis Presiden Abdurabbuh Mansour Hadi, Maret 2015, kondisi kemanusiaan di Yaman terus memburuk. Menurut laporan PBB, sedikitnya 5.878 orang tewas dan 27.867 orang terluka akibat perang saudara ini.
Kerusakan infrastruktur makin masif terjadi ketika Arab Saudi yang membantu Presiden Hadi mulai menyerang kota-kota yang direbut milisi Houti, termasuk Aden. Namun, Arab Saudi sendiri menduga serangan terhadap rumah jompo di Aden itu dilakukan oleh kelompok teroris yang punya afiliasi dengan Al Qaeda.
Siapa yang harus bertanggung jawab tidaklah terlalu penting. Namun, mengapa rumah jompo yang menjadi sasaran, itulah yang menjadi keprihatinan kita bersama.
Benarlah Paus Fransiskus, yang mengeluarkan pernyataan sangat keras terkait peristiwa ini. Sebab, mereka bukan orang yang setiap saat muncul di surat kabar. Mereka hanya berjuang atas nama manusia dan kemanusiaan sehingga mereka pun tidak punya musuh.
Keprihatinan Paus Fransiskus menjadi keprihatinan kita semua, bangsa Indonesia. Meskipun berada di daerah konflik, tidak selayaknya rumah jompo yang dikelola penuh dengan nilai cinta dan nilai kemanusiaan harus menjadi sasaran serangan.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Maret 2016, di halaman 6 dengan judul "Prihatin, Rumah Jompo Diserang".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar