Dalam pertemuan bilateral di West Lake Guest House, Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok, menjelang Konferensi Tingkat Tinggi G-20, Presiden Jokowi menyatakan, Tiongkok mitra penting Indonesia, terutama di bidang investasi, perdagangan, dan pariwisata. Sementara Presiden Xi Jinping menyatakan, memandang kerja sama dengan Indonesia bersifat strategis dan Tiongkok berkomitmen melanjutkan kerja sama pada masa depan sehingga kemitraan yang strategis perlu dipertajam.
Tidak ada yang salah dengan pernyataan kedua presiden itu. Memang kerja sama ekonomi di antara Indonesia dan Tiongkok perlu terus didorong. Bahkan, baik Presiden Jokowi maupun Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, "Kemitraan Indonesia-Tiongkok harus memberikan kontribusi pada perdamaian dan keamanan."
Namun, kita ingin mengingatkan agar kedekatan, atau hubungan baik, antara Indonesia dan Tiongkok jangan sampai membuat hubungan antara Indonesia dan Tiongkok tidak setara. Hubungan yang setara itu penting untuk digarisbawahi. Oleh karena sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia, Tiongkok mampu menyediakan dana yang besar untuk diinvestasikan, atau dipinjamkan untuk membiayai berbagai keperluan pembangunan, termasuk pembangunan infrastruktur.
Ke depannya, harus tetap dijaga agar jangan sampai karena Tiongkok telah menyalurkan dana yang sangat besar kepada Indonesia, lalu Tiongkok merasa "di atas angin" dan "menekan" Indonesia untuk tidak mengkritik kebijakan Tiongkok. Atau, sebaliknya, Indonesia merasa sungkan untuk menegur Tiongkok karena telah "menerima" dana yang besar dari negara itu.
Kita melihat betapa Kamboja, salah satu negara anggota ASEAN, dalam Pertemuan Tahunan Menteri Luar Negeri ASEAN di Kamboja, tahun 2012, dapat "mengganjal" dikeluarkannya Komunike Bersama ASEAN yang memasukkan insiden antara Filipina dan Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan. Dan, kecuali Filipina, negara-negara ASEAN lain, termasuk yang memiliki tumpang tindih klaim wilayah di Laut Tiongkok Selatan, cenderung "menahan diri" dalam menanggapi soal-soal yang terjadi di Laut Tiongkok Selatan.
Kita sungguh tidak ingin Indonesia juga akan mengambil sikap yang sama. Kedekatan hubungan dengan Tiongkok jangan sampai membuat Indonesia enggan atau sungkan menegur Tiongkok apabila negara itu melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan hukum laut internasional di Laut Tiongkok Selatan. Walaupun tidak memiliki tumpang tindih klaim wilayah di Laut Tiongkok Selatan, Indonesia tidak boleh diam. Indonesia harus bersuara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar