Ada kargo produk industri itu dalam skala besar yang perlu diangkut. Kereta apilah yang paling tepat karena cepat, hemat, dan ramah lingkungan.
Pada pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden RI Joko Widodo di Sochi pada Mei 2016 antara lain dibahas pengembangan proyek- proyek bersama di bidang transportasi dan perkeretaapian di antara kedua negara.
Ditandatanganinya nota kesepahaman antara Russian Railways (RZhD)—perusahaan yang 100 persen sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Rusia—dan BUMN PT Kereta Api Indonesia pada tahun ini adalah wujud kerja sama Indonesia-Rusia tersebut. Kunjungan saya selaku Presiden Russian Railways ke Indonesia pekan ini juga akan menjadi salah satu tindak lanjut konkret rencana kerja sama ini.
Pengalaman Rusia diyakini bisa sangat berguna dalam membantu menyelesaikan masalah transportasi yang strategis di Indonesia. Khususnya, dalam membantu menyusun strategi pengembangan jaringan perkeretaapian sesuai dengan perkembangan jenis transportasi lain dan perekonomian nasional secara keseluruhan. Dalam kaitan ini, juga telah dikembangkan dokumen umum Rencana Pengembangan Jaringan Perkeretaapian Umum jangka panjang.
Saat ini, Russian Railways adalah salah satu perusahaan transportasi kereta api terbesar di dunia yang menawarkan paket jasa lengkap pelaksanaan proyek infrastruktur, mulai dari jasa konsultasi teknis, pembangunan dan modernisasi jalan kereta api, pengelolaan pusat perkeretaapian, pelatihan staf, serta penyediaan peralatan kereta api.
Pada 2015, perusahaan ini mampu mengangkut 1,2 miliar ton kargo dan lebih dari 1 miliar penumpang kereta api jarak jauh dan lokal di Rusia.
Russian Railways antara lain pernah terlibat dalam pembangunan dan pengembangan Pelabuhan Ust'-Luga di barat laut Rusia, salah satu proyek infrastruktur terbesar dalam skala Eropa, yang mampu membongkar 3.300 gerbong lebih dalam waktu 24 jam. Di Rusia, sebagian besar kargo dibawa ke pelabuhan oleh Russian Railways.
Russian Railways juga terlibat dalam modernisasi jalan kereta api di Serbia, pembangunan infrastruktur transportasi baru sebelum Olimpiade Musim Dingin di Sochi, dan pengembangan saluran transportasi "Utara-Selatan" dan "Timur-Barat".
Selain perancangan, pembangunan jalur kereta api baru, dan modernisasi jalur kereta api yang sudah ada di Indonesia, dalam kerja sama Indonesia-Rusia juga akan dijajaki potensi pengembangan kerja sama di sejumlah bidang lain, di antaranya kerja sama di bidang industri permesinan kendaraan; konsultasi teknis di bidang pengembangan sistem pengelolaan proses transportasi dan logistik, keselamatan dan keamanan transportasi.
Selain itu, juga dijajaki kerja sama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dan kerja sama di bidang pelatihan karyawan industri perkeretaapian.
Kereta api pelabuhan di Kalimantan
Sebagai wujud pengukuhan dan peningkatan kerja sama Rusia-Indonesia, tahap pertama yang akan kita realisasikan adalah proyek pengembangan infrastruktur transportasi di Pulau Kalimantan dengan tujuan membangun infrastruktur transportasi yang efisien.
Pada saat ini, pertumbuhan perekonomian wilayah ini menuntut dibangunnya suatu pusat transportasi dan logistik di daerah Teluk Balikpapan, yang didukung oleh infrastruktur terkait seperti jembatan, jalan raya, jalan masuk, dan jalan penyeberangan, selain bagian logistik, yaitu pusat bongkar muat yang universal.
Pembangunan pelabuhan dan pusat bongkar muat yang universal di Kalimantan akan menjadi tahap pertama proyek kerja sama perusahaan kereta api Indonesia-Rusia ini. Sejauh ini, pengirim kargo dan investor sudah menunjukkan minat terhadap realisasi proyek ini.
Untuk realisasi proyek tersebut, pihak PT Russian Railways telah mengakuisisi sebidang lahan di kawasan jalur pantai dan mulai merancangkan unit pertama pelabuhan.
Kita memperkirakan potensi kapasitas lalu lintas pelabuhan itu mencapai 5 juta ton dengan muatan utama adalah batubara. Pelaksanaan proyek ini sudah mulai diadakan oleh perusahaan PT Kereta Api Borneo.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa industri batubara di dunia dan aset transportasi yang terkait, selama beberapa tahun terakhir dipengaruhi secara negatif oleh anjloknya harga komoditas tersebut. Kenyataan ini didukung oleh laporan bisnis dari semua negara yang industri batubaranya maju, yaitu Amerika Serikat, Tiongkok, Australia, dan Rusia.
Staf lokal dan kerja sama universitas
Selain perancangan dan pengembangan infrastruktur perkeretaapian, dalam kerja sama Indonesia-Rusia juga disepakati kerja sama dalam pelatihan staf profesional dengan melibatkan perguruan tinggi di Rusia. Perusahaan desain PT Kereta Api Borneo cenderung lebih menginginkan mempekerjakan staf lokal, termasuk ahli teknis. Untuk itu, disepakati program kerja sama antara Provinsi Kalimantan Timur, perusahaan desain PT Kereta Api Borneo, dan perguruan tinggi Rusia.
Pemerintah Rusia yang mendukung prakarsa ini sejak tahun 2014 memberikan 50 tempat dalam satu tahun untuk belajar di universitas kereta api di Rusia kepada para mahasiswa Indonesia. Program ini dibiayai dari dana anggaran Pemerintah Rusia. Saat ini, tercatat sudah ada 100 mahasiswa dari Kalimantan yang kuliah di Rusia dan 50 orang lagi direncanakan akan tiba di Rusia pada Oktober tahun ini.
OV BELOZYOROV, PRESIDEN PT RUSSIAN RAILWAYS
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 Oktober 2016, di halaman 7 dengan judul "Menjajaki Kerja Sama Kereta Api Indonesia-Rusia".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar