Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 02 Januari 2017

TAJUK RENCANA: Kecelakaan Laut Awal Tahun (Kompas)

Mengawali tahun 2017 kita merasakan duka mendalam akibat tewasnya 23 penumpang kapal yang terbakar di perairan Muara Angke, Teluk Jakarta.

Para penumpang sebagian besar warga Jakarta yang ingin merayakan liburan awal tahun di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Jakarta. Jumlah penumpang belum dapat dipastikan, tetapi Kementerian Perhubungan menyebut setidaknya 238 orang. Jumlah itu jauh melebihi penumpang yang terdaftar dalam manifes, yaitu 100 orang.

Kecelakaan transportasi laut menjelang pergantian tahun bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya, kapal yang mengangkut penumpang dari Ternate menuju Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara, Kamis (29/12/2016), juga tenggelam. Empat orang tewas saat kapal berkapasitas 120 orang itu mati mesin dan kemudian tenggelam. Meskipun manifes menyebutkan jumlah penumpang 60 orang, saat dilakukan pertolongan jumlah penumpang 112 orang.

Kecelakaan kapal terasa memprihatinkan di tengah janji pemerintah membangun Indonesia sebagai negara maritim. Kualitas angkutan laut antarpulau, bahkan untuk angkutan jarak pendek, belum banyak berubah.

Banyak penyebab kecelakaan laut. Penyebab terbesar adalah kelayakan kapal yang mengakibatkan kebakaran, kerusakan mesin, hingga kapal terbalik.

Jumlah kapal yang tidak sebanding dengan kebutuhan penumpang sehingga terjadi kelebihan kapasitas menjadi penyebab lain. Atau, kapal sudah terlalu tua tanpa disertai pemeliharaan memadai. Keadaan semakin memburuk ketika cuaca buruk menyebabkan gelombang tinggi yang tak dapat diatasi kapal-kapal kita.

Penyebab penting yang jarang dibicarakan adalah disiplin semua pihak, mulai dari pemilik kapal, nakhoda, syahbandar, hingga penumpang. Jumlah penumpang sesungguhnya yang jauh lebih banyak dari daftar di manifes tetapi kapal tetap berlayar hanyalah satu contoh ketidakdisiplinan tersebut.

Semangat membangun kemaritiman dan mengajak masyarakat kembali mencintai laut sebagai janji kampanye Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memerlukan bukti bahwa laut bukan sesuatu yang menakutkan. Untuk itu, yang harus ada adalah kapal laut yang andal, aman, jumlahnya cukup. Memenuhi persyaratan itu bukan hanya untuk kepentingan lalu lintas warga antarpulau, melainkan juga karena pemerintah memprioritaskan pariwisata kepulauan sebagai daya tarik wisatawan asing.

Pemerintah pernah berencana menyediakan kredit untuk membangun industri perkapalan dan membantu usaha pelayaran melalui pengadaan asuransi. Kita menunggu rencana itu segera diwujudkan agar kita kembali percaya diri menyebut diri bangsa pelaut dan di laut kita jaya.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 Januari 2017, di halaman 6 dengan judul "Kecelakaan Laut Awal Tahun".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger