Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 02 Februari 2017

Lagi-lagi Kebakaran//Uang Belum Kembali//Bagasi Hilang (Surat Pembaca Kompas)

Lagi-lagi Kebakaran

Kamis (19/1) Pasar Senen di Jakarta kebakaran (lagi). Dari data yang dimuat di Kompas, kali ini kios yang hangus mencapai 1.691 buah. Kebakaran yang menimpa Pasar Senen ini bukan yang pertama.

Peristiwa kebakaran lain juga cukup sering terjadi. Kebakaran besar juga telah meludeskan Pasar Klewer, Solo. Rasanya terlalu banyak untuk disebut satu per satu. Banyak di antara obyek yang terbakar merupakan sentra kegiatan ekonomi yang sibuk sekaligus bangunan ikonik daerah.

Sudah barang tentu peristiwa kebakaran ini menimbulkan kerugian nasional, baik langsung maupun tidak langsung. Kata "sudah diasuransikan" bukanlah jawaban yang tepat atas peristiwa semacam ini.

Selain pasar, kebakaran juga terjadi pada bangunan vital lain seperti gedung pemerintah dan kantor kepolisian. Penjelasan mengenai penyebab timbulnya kebakaran pada umumnya adalah hubungan pendek arus listrik. Setelah penyebab yang sangat standar tersebut disampaikan, biasanya tidak ada lagi penjelasan mengenai pertanggungjawaban dan langkah antisipasi ke depan.

Timbulnya api dari kabel arus listrik, secara nalar, tidak semata-mata dari hubungan pendek arus. Mutu instalasi, ukuran, dan kapasitas kabel yang tidak memadai termasuk faktor-faktor pemicunya. Instalasi jaringan yang tidak memenuhi standar keamanan, beban yang berlebih—termasuk banyaknya pencabangan tambahan yang dibuat penghuni—serta alat listrik yang tidak layak pakai yang dipaksakan pemakaiannya menjadi faktor-faktor penyebab lain.

Kesimpulannya, hubungan pendek arus listrik tidak selalu menjadi penyebab langsung kebakaran, malah mungkin sebaliknya, sekadar penyebab tidak langsung kebakaran. Menjadi pertanyaan pula, mengapa dalam banyak kejadian, sekring tidak berfungsi mencegah?

Apabila penyebab langsung tersebut diumumkan, masyarakat dapat belajar lebih banyak dan dapat bertindak antisipatif. Dengan demikian, masyarakat tidak lagi merasa berhadapan dengan "hantu" yang tidak kelihatan, yang dapat datang sewaktu-waktu tanpa diketahui saatnya.

Mengenai sprinkle, apakah melanggar peraturan apabila bangunan lama yang menyangkut kepentingan orang banyak juga diwajibkan memasang sprinkle? Meskipun dibangun sebelum ada peraturan yang mengharuskan pemasangan sprinkle, aturan baru harus diterapkan karena menyangkut keselamatan orang banyak.

SUWARSONO

Cipete Selatan, Jakarta Selatan

Uang Belum Kembali

Saya pada 3 November 2016 memproses pengembalian uang tiket Lion Air SRG-CGK dengan kode booking MYTKHK atas nama istri saya, Andiena Nur Fadhilah, di kantor Lion Air Bandara Ahmad Yani, Semarang.

Pada 28 Desember, setelah 31 hari kerja (dari 14 hari kerja yang dijanjikan di formulir), saya menghubungi layanan pelanggan. Ternyata proses pengembalian uang belum dilakukan kantor Semarang. Saya disuruh menunggu 14 hari lagi.

Pada 19 Januari 2017, saya kembali menelepon layanan pelanggan, dijanjikan uang akan dikembalikan pada Senin (23/1).

Pada 24 Januari, saat saya mengonfirmasi kembali via e-mail dan SMS, tidak ada jawaban. Sampai saat menulis surat ini (25/1) total saya sudah menunggu 52 hari kerja.

ALIF FIRDAUZI

Jalan Mastrip, Sumbersari, Kabupaten Jember

Bagasi Hilang

Pada 6 Januari 2017, adik saya, Abdul Hakim, sekeluarga menumpang maskapai penerbangan Citilink Q6184 dari Surabaya menuju Halim Perdanakusuma, Jakarta. Mereka membawa dua koper.

Saat hendak mengambil koper, mereka hanya mendapatkan satu koper. Ditunggu sampai proses pengambilan bagasi selesai, koper yang satu lagi tetap tidak ditemukan.

Saat mengurus koper hilang, mereka dijanjikan akan dihubungi pihak Citilink setelah 14 hari kerja. Nyatanya sampai saya menulis surat ini tetap tidak ada kejelasan. Mereka juga tidak dihubungi pihak Citilink.

Mohon tanggung jawab dan itikad baik dari Citilink. Jangan merugikan penumpang.

AMELIA DIAN

Duta Bintaro, Kunciran, Kota Tangerang

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 Februari 2017, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi"

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger