Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 14 Februari 2017

TAJUK RENCANA: Trump, Abe, dan Keamanan Pasifik (Kompas)

Semasa kampanye, Presiden Donald Trump mencanangkan tekad untuk meminta Jepang membayar lebih banyak lagi untuk bantuan pertahanan.

Akan tetapi, saat Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe melawat ke Amerika Serikat akhir pekan lalu, Trump lebih menekankan pentingnya hubungan kedua negara. Seperti kita baca, ketika bertemu di Gedung Putih atau saat terbang ke Florida dengan Air Force One, Presiden Trump tidak mengangkat retorika kampanye yang menyebut Jepang mengambil keuntungan dari bantuan keamanan AS.

Dalam pernyataan gabungan seperti dikutip Reuters, komitmen AS untuk mempertahankan Jepang dengan kemampuan militer konvensional dan nuklir tidak surut. Bagi Jepang, jaminan keamanan dari AS sungguh penting ketika tantangan itu nyata di depan mata. Dua yang bisa disebut: menguatnya militer Tiongkok dan kemampuan rudal dan nuklir Korea Utara.

Trump berjanji menguatkan aliansi kedua negara yang sangat krusial. Dengan penegasan ini terkandung pesan, meski pemerintahan di kedua negara berganti-ganti, persekutuan mereka tak tergoyahkan.

Selain khawatir terhadap ekspansi kekuatan maritim Tiongkok, Jepang juga terlibat dalam tumpang tindih klaim atas pulau di Laut Tiongkok Timur yang diklaim oleh Tiongkok, yakni Kepulauan Senkaku (Jepang) atau Diaoyu (Tiongkok). Dalam pernyataan bersama, kedua negara menegaskan, keamanan atas kepulauan itu termaktub dalam Pasal 5 Traktat Keamanan kedua negara.

Sejauh ini AS memang terus membela Jepang. Namun, masuk akal jika Jepang risau, khususnya dengan naiknya Trump sebagai Presiden AS. Selain sempat melontarkan isu akan meninjau kembali kesepakatan pertahanan dengan Jepang, retorika Trump, "America First", dan mundurnya AS dari Kemitraan Trans-Pasifik ikut menambah kerisauan Jepang.

Presiden Trump juga menegaskan akan memberikan perhatian khusus kepada Korut, yang kemarin diberitakan meluncurkan rudal balistik berjangkauan 500 kilometer. Korut bahkan berencana terus menyempurnakan rudal balistik antarbenua berjangkauan 5.500 kilometer, tetapi tidak tertutup kemungkinan hingga 10.000 kilometer. Jika terwujud, rudal Korut ini bisa menjangkau wilayah AS.

Tentang Korut, AS sudah sangat memahami gaya komunikasinya. Akan tetapi, dalam soal keamanan, Presiden Trump harus memberikan perhatian khusus.

Stabilitas kawasan Pasifik sejauh ini bertumpu pada stabilitas hubungan AS, Jepang, dan Korea Selatan. Kualitas hubungan ketiga negara ini makin dibutuhkan ketika Korut terus unjuk kekuatan, di sisi lain Tiongkok terus membangun kekuatan dan tidak ragu melayarkan kapal induknya ke Laut Tiongkok Selatan. Lawatan Abe ke AS tak disangsikan lagi menggarisbawahi aspek keamanan Pasifik dalam skala lebih luas.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 14 Februari 2017, di halaman 6 dengan judul "Trump, Abe, dan Keamanan Pasifik".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger