Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 16 Maret 2017

"Becik Ketitik Ala Ketara"//Tanggapan PLN//Tanggapan BPJS (Surat Pembaca Kompasy

"Becik Ketitik Ala Ketara"

Setelah terjadi gaduh soal tetek bengek, sekarang negeri ini dilanda kegaduhan yang lebih dahsyat, yakni adanya beberapa pejabat dan elite politik yang diduga menerima bagian uang dari dana KTP-el. Tentu saja mereka yang diduga—seperti biasanya—membantah keras, bahkan ada yang melapor ke kepolisian atas dasar pencemaran nama baik. Namun, rakyat, berdasarkan pengalamannya, lebih percaya bahwa apa yang disangkakan itu memang benar terjadi.

Pengalaman rakyat menunjukkan, di mana ada kesempatan, pejabat pun ramai-ramai melahap uang milik rakyat. Tanpa peduli bahwa rakyat akan menjadi menderita. Jadi, percuma saja mereka membantah. Rakyat tahu, itu sekadar menutupi rasa malunya.

Lebih baik mereka mengundurkan diri dari jabatan sebagai tanggung jawab kepada rakyat sambil menunggu perkembangan lebih lanjut dengan berpegang pada falsafah Jawa yang berbunyi becik ketitik ala ketara. Artinya, hal yang baik dan yang jelek akan kelihatan semua.

Pemerintah dalam hal ini tidak boleh menunggu untuk segera mengusut dengan sungguh-sungguh sampai tuntas ke akar-akarnya, tidak boleh hanyaampleng-ampleng dan ragu-ragu: seolah-olah telah mengusut dengan sungguh-sungguh, tetapi sebenarnya hanya hangat-hangat tahi ayam karena ada seorang menteri di dalamnya yang diduga juga menerima bagian.

Rakyat sekarang sudah jadi lebih pintar dan tidak mau dibohongi. Jangan menunggu sampai ada elemen-elemen masyarakat yang bergerak dan berpikir yang tidak-tidak bertindak anarkistis.

Pak Joko Widodo sebagai Presiden harus berani bertindak tegas tanpa pandang bulu meskipun menteri yang diduga terlibat telah menunjukkan kinerja yang baik. Masih banyak orang lain yang pintar dan jujur. Demikian juga yang menyangkut pejabat lain.

Jangan lagi kita mau dibohongi oleh pejabat-pejabat itu yang berlagak seolah-olah ingin membangun negara. Nyatanya, mereka secara terang-terangan membangun dirinya sendiri dengan mengumpulkan harta yang melimpah ruah sehingga bisa berakibat hancurnya negara ini.

Ingatlah pada ribuan pahlawan yang telah gugur mengorbankan nyawa. Di mata mereka, para pejabat koruptor itu "bukan apa-apa" (untuk tidak menggunakan istilah "pengkhianat bangsa").

ADI ANDJOJO SOETJIPTO, MANTAN KETUA MUDA MAHKAMAH AGUNG

Tanggapan PLN

Menanggapi surat pembaca di harianKompas (26/2) berjudul "MCB PLN Kosong Berlarut", kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami.

Tanggal 27 Februari 2017, petugas PLN telah mendatangi rumah pelapor dan mengganti MCCB yang rusak. Petugas PLN juga telah menjelaskan permasalahan yang terjadi.

Untuk kemudahan informasi dan layanan, pelanggan dapat menghubungicontact center PLN 24 jam, telepon (kode area) 123, situs www.pln.co.id, e-mailpln123@pln.co.id, Facebook PLN123, dan Twiter@pln_123.

ARIES DWIANTO, MANAJER KOMUNIKASI, HUKUM, DAN ADMINISTRASI PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA

Tanggapan BPJS

Menanggapi surat Bapak Suhardi berjudul "Peraturan BPJS yang Rumit" (Kompas, 9/3), kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami. Kami juga telah mengunjungi rumah Bapak Suhardi dan berkomunikasi pada 9 Maret 2017.

Sesuai ketentuan, peserta JKN-KIS dapat mengubah fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) setelah tiga bulan terdaftar. Jika peserta membutuhkan pelayanan di luar wilayah domisili karena dalam perjalanan dinas, menjalani pendidikan/pelatihan di luar wilayah domisili, cuti di luar wilayah domisili, dan mengunjungi keluarga di luar wilayah domisili, peserta JKN-KIS dapat dilayani di FKTP yang ditunjuk BPJS Kesehatan maksimal tiga kali tanpa harus mengubah FKTP awalnya.

Kami telah mengembalikan FKTP Daniel Ginting (anak Bapak Suhardi) ke FKTP di Bali. Dengan demikian, masalah yang dialami oleh Bapak Suhardi telah terselesaikan dengan baik.

BUDI MOHAMAD ARIEF, KEPALA GRUP KOMUNIKASI PUBLIK DAN HUBUNGAN ANTAR- LEMBAGA, BPJS KESEHATAN PUSAT

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 Maret 2017, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger