Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 23 Maret 2017

TAJUK RENCANA: Modernisasi Militer di Asia Timur (Kompas)

Rencana pembelian 50 kapal baru oleh Malaysia bisa dibaca sebagai bagian dari jawaban terhadap dinamika dan perkem- bangan kawasan Asia Pasifik.

Seperti yang sudah banyak dikatakan oleh para ahli bahwa secara pelan tetapi pasti, terjadi pergeseran pusat gravitasi ekonomi-politik dunia ke Asia Timur. Akibat selanjutnya adalah kawasan Asia Timur akan menjadi kawasan paling dinamis dan mandala interaksi kepentingan negara-negara luar kawasan dan negara-negara kawasan. Bukan tidak mungkin, karena bertemunya berbagai kepentingan, akan terjadi pula perbenturan kepentingan antarnegara.

Kita menyaksikan bagaimana China dari waktu ke waktu semakin memantapkan posisinya, baik sebagai kekuatan ekonomi maupun kekuatan politik dan militer di kawasan Asia Timur. Pada saat bersamaan, terjadi pula perbenturan kepentingan antara, misalnya, China dan Vietnam juga Filipina di kawasan Laut China Selatan.

Potensi krisis bisa juga muncul dari sengketa antara China dan Jepang menyangkut kepemilikan yang oleh China disebut Pulau Diaoyu dan oleh Jepang diberi nama Senkaku di Laut China Timur. Sengketa kedaulatan atas pulau tersebut pecah sejak 1970.

Persoalan lain yang memberikan andil memanasnya dan meningkatkan persaingan kekuatan di kawasan Asia Timur adalah berlarut-larutnya krisis di Semenanjung Korea, masalah program nuklir Korea Utara, serta ketegangan antara Korea Utara dan Selatan. Sewaktu-waktu kondisi dan situasi di Semenanjung Korea bisa memunculkan krisis keamanan baru di kawasan.

Meskipun Amerika Serikat masih merupakan kekuatan utama di kawasan Asia Timur, perlahan-lahan pengaruhnya mulai berkurang karena, antara lain, kebangkitan negara-negara kawasan, seperti China. Apalagi, kini AS pada zaman Donald Trump akan lebih memusatkan diri pada urusan dalam negeri. Meski demikian, AS tidak mungkin meninggalkan kawasan Asia Timur begitu saja serta tidak lagi perhatian dan peduli. AS, lewat Australia, akan terus mempertahankan kehadirannya.

Kondisi-kondisi, situasi, dan perkembangan seperti itu ikut mendorong Malaysia untuk mempersiapkan diri. Selain juga seperti yang mereka nyatakan, pembaruan armada lautnya untuk mengantisipasi perkembangan terorisme yang diperkirakan akan makin membesar di kawasan Timur dari kawasan Timur Tengah. Langkah Malaysia, bisa jadi, akan diikuti negara-negara lain di kawasan, seperti Filipina, juga Indonesia.

Di sini berlaku adagium lama si vis pacem para bellum, jika kau mendambakan perdamaian, bersiaplah untuk perang. Persiapan diri untuk menghadapi berbagai kemungkinan, termasuk kemungkinan buruk, adalah penting sekali. Itu yang dilakukan Malaysia.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 Maret 2017, di halaman 6 dengan judul "Modernisasi Militer di Asia Timur".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger